Kenleta 26

643 31 6
                                    

Mobil Kenan berhenti di depan sebuah rumah yang terbakar. Tanpa pikir panjang, Kenan langsung memasuki rumah itu. Firasatnya mengatakan kalau Aleta ada di dalam, terlebih lagi lokasi Aleta tadi juga di sekitar sini.

Dengan mengambil langkah cepat, Kenan memasuki rumah itu tanpa menggubris teriakan Kayla yang baru keluar dari mobil.

"KENAN! HEH! ITU API, BEGO!" Kayla mengejar Kenan yang berlari kearah rumah yang terbakar itu.

Kenan melihat sekelilingnya yang sudah dipenuhi dengan api. "ALETA?! KAMU DIMANA?"

Rumah itu hampir sepenuhnya terbakar. Membuat Kenan semakin gencar mencari Aleta. Langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang.

"Kenan, tolong..."

Samar-samar Kenan bisa mendengar suara seseorang yang sejak tadi memenuhi pikirannya. Cowok itu sedikit lega, setidaknya dia bisa mendengar suara Aleta.

Kenan melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang tertutup rapat dengan ventilasi kecil di atas pintu.

"KAMU DI DALEM?" Kenan mendekatkan telinganya ke pintu. "JAWAB AKU ALETA?!" Tanpa mendapat jawaban dari seseorang di dalam sana, Kenan langsung berniat mendobrak pintu itu. "Ngejauh dari pintu, biar aku dobrak!"

BRAKK!

Saat pintu itu berhasil didobrak, Kenan dapat melihat Aleta tergeletak tak jauh dari pintu. Matanya tertutup, wajahnya terlihat sangat pucat ditambah lagi dahi dan sudut bibirnya berdarah.

Sebelum Kenan membawa Aleta keluar dari tempat ini, cowok itu menepuk pelan pipi Aleta. "Ta? Kamu bisa denger aku kan? Aku mohon buka mata kamu."

Kekhawatiran Kenan semakin bertambah saat dia memeriksa denyut nadi Aleta yang semakin melemah. Kenan melepas jaket yang sedari tadi melekat di tubuhnya, lalu melindungi tubuh Aleta dengan jaketnya dari api yang mengelilingi mereka berdua.

Kenan segera menyelipkan tangannya ke lutut Aleta lalu menggendongnya keluar dari tempat itu. Sesekali ia membenahkan letak tubuh Aleta yang ada dalam gendongannya agar tidak sampai terjatuh.

Setelah melewati semua api yang semakin membesar, Kenan berhasil membawa Aleta keluar dari rumah itu. Di luar rumah sudah ada Kayla yang tampak was-was menunggu kedatangan Kenan dan Aleta.

"Kenan! Aleta!" Kayla berjalan cepat mendekati mereka berdua. "Lo ngga papa?" tanya Kayla cemas pada sang adik yang terlihat sedikit sesak napas, akibat terlalu banyak menghirup asap.

"Ngga papa, yang penting sekarang kita bawa Aleta ke rumah sakit dulu," ujar Kenan yang lalu berjalan mendahului Kayla menuju mobil.

Kayla mengangguk lalu menyusul Kenan memasuki mobil. Dengan kecepatan di atas rata-rata, Kenan menyetir sambil sesekali terbatuk. "Uhuk.. uhuk.."

"Mending gue aja deh yang nyetir daripada nanti lo nabrak." Kayla menawarkan pada Kenan kalau dia saja yang menyetir karena cowok itu tidak fokus ke jalanan malah beberapa kali melihat Aleta yang ada di kursi belakang.

Kenan tidak menghiraukan apa yang diucapkan Kayla barusan, dia tetap menyetir tanpa berkata apapun. Kayla yang melihat hal itu hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Kenan tidak semakin menambah kecepatan mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit, Aleta segera di tangani oleh dokter. Kenan benar-benar cemas sekarang sampai dia lupa tidak memberi kabar pada orang tua Aleta.

"Astaga, gue lupa belum ngabarin nyokap bokap nya Aleta."

"Bego dari dulu kok masih diperlihara. Buru dah, biar mereka ngga khawatir, anaknya jam segini belum pulang."

Kenleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang