Seoul School of Performance Arts atau yang lebih dikenal dengan SOPA adalah sekolah menengah atas yang sangat terkenal di korea selatan. Disinilah tempat dimana orang-orang ternama dan visualis berkumpul.
Suasana di kelas 2-5 cukup riuh karena beberapa murid sudah berdatangan. Beberapa dari mereka sedang tertawa bersama, sedangkan yang lainnya mengerjakan sesuatu untuk mengisi waktu luang.
Laki-laki dengan seragam lengkapnya tengah berjalan menuju kelasnya. Dengan santai ia bersenandung, mengabaikan tatapan kagum beberapa orang yang melihatnya. Laki-laki itu mulai membuka pintu kelasnya, seketika suasana kelas menjadi sepi. Dia tidak peduli, laki-laki itu hanya melanjutkan langkahnya hingga ke kursi belakang, tempat duduknya.
"Annyeong haseyo Kyungsoo!" Baekhyun langsung menghampiri pemuda yang ia panggil Kyungsoo itu. Kyungsoo tidak menggubris, ia hanya sibuk dengan peralatan sekolahnya yang ia susun di atas meja.
"Bagaimana liburanmu hm?" Chanyeol ikut mendekati Kyungsoo seraya merangkul laki-laki yang lebih kecil darinya.
"Yah menyenangkan" Kyungsoo mengambil salah satu bukunya lalu mulai membuka lembar demi lembar.
"Apanya yang menyenangkan jika kau hanya di rumah sakit?" Perut Kai langsung disikut oleh Suho, pemuda itu benar-benar tidak bisa menjaga ucapannya.
Kyungsoo terdiam, tangannya terhenti untuk membuka lembaran bukunya. Dia kembali mengingat bagaimana menderitanya ia di rumah sakit tanpa siapapun. Dan tentunya ia terkejut saat mengetahui teman-temannya tau tentang dirinya. Kyungsoo sudah berusaha berbohong, tapi tetap saja ia ketahuan.
"Kyungsoo, gweanchana. Kami paham apa yang kau alami. Lupakan saja, nee?" Suho memegang pundak Kyungsoo seraya berucap lembut, dia tau Kyungsoo masih tertekan karena kejadian itu.
"Tapi kami minta kau jangan menyembunyikan apapun lagi dari kami. Kami ini temanmu, kyungsoo-ya. Apapun yang terjadi padamu kami harus tau agar kami bisa membantumu" Lay ikut menambahkan, wajahnya terlihat khawatir karena mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
Kyungsoo mendongak, menatap satu-persatu teman-temannya. Memang benar, tidak ada yang oerlu dikeluhkan dalam hidup. Jika ia kehilangan keharmonisan dalam rumah, dia masih punya kebahagiaan bersama teman-temannya. Itu artinya selalu ada tawa dan air mata, sesuai dengan apa yang sebaiknya dilakukan. Hanya itu intinya.
"Gomawo" Kyungsoo tersenyum simpul. Laki-laki yang dikenal dengan tatapan tajam dan ekspresi datarnya itu begitu manis saat tersenyum. Semua orang mengakuinya, tidak ada yang bisa berpaling dari senyum Kyungsoo.
"Aigoo jangan menangis" Chanyeol menyentuh pipi Kyungsoo seakan ingin menghapus air mata laki-laki mungil itu.
"Yak siapa yang ingin menangis eoh? Singkirkan tanganmu dari wajahku!" Kyungsoo menatap tajam ke arah Chanyeol, melepaskan tangan Chanyeol dengan kasar dari pipinya.
Bukan Chanyeol namanya jika ia tidak jahil. Kini ia menirukan cara Kyungsoo berbicara dan cara Kyungsoo menatapnya tadi, tentunya dibantu dengan Baekhyun. Dua orang itu benar-benar senang membuat Kyungsoo marah, sedangkan yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah lucu Baekhyun dan Chanyeol.
Sementara itu, seseorang sedari tadi menatap Kyungsoo. Dia tersenyum melihat Kyungsoo dari kejauhan, senyum yang benar-benar mengerikan.
"Yeri" gadis itu tersadar, kembali terfokus pada teman-tenannya. "Kau menatap Kyungsoo?" Irene ikut memperhatikan gerak-gerik Kyungsoo.
"Hm" Yeri mengangguk. "Sepertinya aku harus mencobanya lagi, benarkan?" Yeri menatap satu-persatu teman-temannya, hal itu disetujui oleh yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend?✔
FanfictionApakah hubungan kita ini hanya sebatas teman? ... Do Kyungsoo, seorang remaja SMA yang ketus itu selalu diganggu oleh anak baru di kelasnya. Im Nayeon tak henti-hentinya mengejar Kyungsoo demi menjadikan pemuda itu sebagai temannya. Dengan terpaksa...