Sebelumnya..."Bagus", Taehyung hendak mengusak kembali surai Yoongi, tapi pemuda Min itu lebih dahulu menghindar dengan pura-pura haus dan menyambar asal botol minuman di meja. Yoongi tidak peduli minuman apa dan milik siapa, yang penting ia bisa beralih dari Taehyung yang membuat hatinya bergemuruh. "Yoon?!"
.
.
.
Happy reading~~~
.
.
.
Yoongi bisa mendengar Taehyung memekik tertahan, tapi tidak ia dengarkan dan makin meneguk isi minuman itu dengan rakus hingga tandas. Tidak menghiraukan tenggorokannya merasakan sensasi baru dan pahit. Yoongi meletakkan botol itu kembali dengan wajah yang sudah memerah dan mata sayu.
Taehyung panik. Buru-buru ia menahan kepala Yoongi yang oleng hampir membentur meja. "Bodoh! Soju satu botol dihabiskan sekali teguk", Taehyung kelabakan. Yoongi sudah meracau tidak jelas.
"Jim. Jimin!", Taehyung memanggil Jimin yang kebetulan mendekat.
"Iya, chef?", tanya Jimin yang keheranan.
"Yoongi", Taehyung menunjuk Yoongi yang tengah mengacau di pelukannya. Sejujurnya Taehyung suka, tapi ia terlalu panik.
"Astaga! Dia minum?", Jimin membelalak sempurna. Ia langsung melihat keadaan Yoongi yang mabuk parah. Jimin sampai kewalahan menghadapi Yoongi yang terus bergerak dan meracau.
Taehyung mengangguk. "Satu botol soju".
"Ya ampun. Gila! Dia bahkan tidak kuat minum segelas", Jimin ikut panik. Tidak mungkin Jimin mengantar Yoongi yang seperti itu sementara dia pulang naik bus.
"Antar pulang saja pak. Saya naik bus soalnya. Susah kalau Yoongi seperti itu", muka Jimin memelas. Kasihan jika Yoongi dibiarkan. Mau menghubungi Jungkook, tidak mungkin karena tidak punya nomornya. Bahkan ia tidak pernah bertegur sapa. Kenal saja tidak. Ketika Jimin mengecek ponsel Yoongi, ia tidak menemukan nomor Jungkook. Jimin menghela napas. Pasangan yang terlampau harmonis sampai nomor saja tidak saling simpan. Mau minta tolong Seokjin, dia entah di mana, dan mungkin sedang asyik berkencan dengan Namjoon. Hoseok? Yah dia sudah dijemput Suho, gebetannya sejam yang lalu. Tidak ada pilihan lain. Taehyung harus mau mengantar Yoongi. Titik. "Please ya, chef. Kasian Yoongi anak perawan. Nanti kuberitahu alamat rumahnya"
"Eunghh kelinci sialan. Kelinci brengsek. Akan kutendang kau sampai ke Pluto biar ngga balik lagi~~~", itu Yoongi yang meracau. Ia memukul-mukul dada Taehyung lalu tertawa seperti anak kecil.
Taehyung menatap heran, "Kelinci?", tanyanya dan Jimin hanya meringis saat menatap Taehyung. Jimin tahu kelinci yang dimaksud Yoongi.
"Sudah sana, chef. Antar pulang. Nanti makin menyusahkan dia".
Taehyung mengangguk. Dibantu oleh Jimin, Taehyung membawa Yoongi menuju tempat Taehyung memarkir mobilnya. Tatkala sampai parkiran, Jimin dibuat terkejut dengan eksistensi Jungkook yang bersandar di mobilnya dengan melipat kedua tangan. Jimin mengabaikannya. Paling-paling Jungkook sedang menunggu jalangnya seperti biasa. Tidak mungkin ia sedang menjemput Yoongi kan? Tapi Jimin dibuat menganga saat Jungkook meneriakinya dengan sangat tidak elit.
"Heh pendek! Itu Yoongi kan?? Mau dibawa kemana dia?", Jungkook mendekat dengan tatapan penuh tanda tanya.
Jimin buru-buru tersadar dan pasang badan untuk Yoongi. Jimin, walaupun tidak pernah bertegur sapa dengan Jungkook, tapi ia sebal setengah mati dengan kelakuan laki-laki yang kini berstatus suaminya Yoongi. Beberapa kali ia melihat Jungkook bermain dengan jalang dan tidak pernah menganggap Yoongi sebagai istrinya. Jimin tahu Yoongi sangat tersakiti oleh kelakuan brengsek Jungkook setiap harinya. Jimin heran. Mau apa dia mencari Yoongi? Menyakitinya lagi, huh?
"Mau apa?", tanya Jimin ketus.
"Menjemput Yoongi pulang tentu saja".
Huh? Jimin mengernyit. Taehyung tidak paham. Ia kebingungan dengan keadaan ini, tapi Taehyung ternyata mengenal Jungkook.
"Jungkook?", ucap Taehyung.
"Oh Tae, berikan Yoongi padaku. Ia harus pulang".
Lho lho?? Bagaimana bisa Taehyung dan Jungkook saling kenal? Jimin menatap keduanya bingung.
"Dia akan pulang bersamaku, Kook", ucap Taehyung.
Alis Jungkook berjengit lalu beringsut mendekat. "Kenapa?"
"Dia mabuk"
Jungkook berdecak kesal. "Menyusahkan saja. Sini berikan dia padaku", Jungkook menarik tangan Yoongi namun segera ditepis oleh si mungil. Jungkook kaget bukan main. Mabuk begitu masih bisa galak.
"Tidak mau sama kelinci brengsek", Yoongi merengek. Mukanya makin memerah akibat mabuk dan akibat hawa dingin yang kian menusuk.
Jungkook melotot tentu saja karena dikatai kelinci brengsek oleh orang mabuk. Jungkook kembali menarik Yoongi dengan amarahnya, namun Yoongi makin mengeratkan pelukannya pada Taehyung.
"Yoongi tidak mau pergi sama dia", Yoongi menduselkan wajahnya di dada Taehyung dan membuat Taehyung gelagapan dengan tingkah manja pemuda Min itu. Diam-diam ia merasa gemas. "Tae, antar Yoongi pulang~~ nanti Yoongi cium Taetae".
"A-apa?!", kaget tiga orang pemuda di sana. Terlebih lagi Jungkook. Ia sudah kesal bukan main dengan kelakuan absurd Yoongi.
"Ta-tapi-"
Belum sempat Taehyung berucap, Yoongi sudah menarik wajahnya dan mencium tepat di bibir Taehyung. Taehyung terkejut dengan mata yang membelalak sempurna, Jungkook dan Jimin menjatuhkan rahang. Takut-takut Jimin melirik Taehyung yang wajahnya memerah. Taehyung pasti marah. Takut pemuda yang jadi Head chefnya benar-benar marah pada Yoongi. Bagaimana kalau Yoongi mendapat hukuman atau bahkan dipecat setelah ini karena sudah berlaku tidak sopan? Taehyung kan atasan mereka.
"Yak Yoongi!", berang Jungkook. "Beraninya kau!", Jungkook makin berhasrat menarik Yoongi dan membawanya masuk mobil dengan sedikit paksaan. Kesal. Jungkook sangat kesal.
Taehyung masih terdiam, mencerna apa yang telah terjadi. Dengan pandangan blank, netranya terus menatap Yoongi yang di tarik Jungkook hingga mobil yang dinaiki mereka hilang dari pandangan. Semuanya terjadi dengan cepat hingga otaknya yang waras sedikit bergeser karena guncangan yang terus terjadi di dalam rongga dadanya. Taehyung sampai harus memegang dadanya agar gemuruh dalam dirinya berangsur mencair. Ia menyentuh bibirnya, masih teringat bagaimana bibir lembut Yoongi menempel sempurna di bibirnya walaupun sekejap. Manis. Manis sekali. Wajah Taehyung sukses memanas menampilkan rona yang bahkan merambat sampai ketelinga.
"Che-chef.. ", Jimin masih takut-takut.
"Jim... ", Taehyung menggumam.
"Huh?", ketakutan Jimin makin menjadi kala mendengar suara Taehyung yang seperti merangkak dari palung yang paling dalam, sedikit membuat Jimin merinding, namun kata-kata Taehyung selanjutnya begitu ajaib dan sukses membuatnya terkejut untuk kesekian kalinya.
"Sepertinya aku menyukainya".
Tbc~~
KAMU SEDANG MEMBACA
[KookGa] PEONY (Complete)
FanfictionYoongi hanya seorang manusia memiliki harapan. Berharap yang terbaik bagi dirinya tidak salah kan? Berharap pada bunga peony yang akan mewakili perasaannya, tidak salah kan?