Bab III

1.3K 163 16
                                    

Happy Reading~~~

.

.

.

"Mama Jeon..",  Yoongi menutup mulutnya. Wajahnya kembali memerah. Lebih merah dari yang pertama. Jungkook kalang kabut, panik. Ia langsung menurunkan Yoongi yang membeku di tempat.

Di mata mama Jeon, pemandangan itu terlihat manis sekali. Yoongi yang berada di atas perut Jungkook yang tersingkap, baju yang kusut dan rambut Jungkook yang berantakan. Pasti Yoongi agresif sekali hehe. Begitulah pikiran mama Jeon. "Eh oh, maaf. Mama datang diwaktu yang tidak tepat dan mengganggu kegiatan kalian",  Mama Jeon langsung berbalik sambil tersenyum simpul penuh arti. Menghilang di balik pintu dan menutupnya perlahan. Menarik lengan suaminya yang hendak menyusul dengan tergesa dan kembali menuruni tangga membuat suaminya mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya.

"Ada apa ma?", tanya Papa Jeon keheranan.

"Sstt",  Mama Jeon menempelkan telunjuk di bibir suaminya agar tetap diam. "Tidak apa-apa, Pah. Ayo kembali ke bawah",  Mama Jeon sedikit terkikik mengingat jiwa muda anak dan menantunya yang sedang menggebu. Uhh manis sekali. Pikirannya bahagia sekali karena cepat atau lambat ia akan segera menimang cucu yang lucu. Sungguh ia tidak sabar.

Sementara di kamar Jeon, dua manusia yang saling kikuk, masih terjebak dalam hening yang menyiksa. Yoongi membatu, Jungkook mengusap belakang lehernya, masih dalam posisi yang sama.

"Hei, sudahlah jangan dipikirkan",  akhirnya Jungkook yang memecah keheningan itu.

Yoongi menatap Jungkook dengan pandangan gelisah. "Jungkook. Aku.. Aku.. Malu. Malu sekali",  kedua tangan Yoongi terangkat menutupi wajahnya. Jungkook ingin tergelak tapi ia tahan. Gemas juga melihat kucing liar itu bertingkah malu.

"Baguskan, mama akan berpikir kita suami istri yang harmonis. Sudahlah, ayo temui mereka", Jungkook beranjak membuat ranjang berderit lalu merapikan letak bajunya. Sedikit menyugar rambutnya agar kembali rapi karena ia yakin tadi rambutnya seperti terkena badai berkat keganasan dari manusia yang kini sedang dilanda malu luar biasa.

"Oh?",  Yoongi mengerjapkan matanya. Otaknya sedang menyinkronkan omongan Jungkook yang kedengarannya benar. "Benar juga iya, hehe", Yoongi cengengesan menampilkan gummy smilenya yang manis. Jungkook terpaku. Setelah sebulan bersama, baru kali ini Jungkook memperhatikan senyum Yoongi yang sangat manis melebihi gula. Jungkook menekan jantungnya yang mendadak berdebar tidak karuan. Jangan bilang kalau dirinya mulai menyukai pemuda Min. Hei, tidak mungkin dalam sehari. Ah bahkan belum setengah hari ini, dirinya mendadak belok? Wah, tidak  mungkin. Jungkook membuang semua pemikiran itu. Tidak mungkin dirinya belok hanya karena seorang Min Yoongi. Jungkook yakin dirinya masih menyukai wanita dengan dada berisi, tapi bokong Yoongi kenapa sangat menggoda? Aihh apa-apaan.

"Tidak mungkin. Anjir!"

"Eh apaan, Kook?", tanya Yoongi yang kebingungan karena Jungkook yang tiba-tiba berteriak tidak jelas.

Jungkook langsung kicep, lalu menggeleng cepat setelahnya. "Mari temui eomma",  Jungkook melangkahkan kakinya dengan cepat, dengan Yoongi yang mengekor di belakangnya.

* * *

"Hai ma, pa".

"Kookie-yaa",  mama Jeon langsung memeluk anak semata wayangnya dengan sayang. Jungkook membalas pelukannya tidak kalah hangat. Papa Jeon dan Yoongi yang menyaksikan hanya bisa tersenyum melihat ibu dan anak yang tengah melepas kerinduan. "Eomma rindu sekali".

"Kookie juga rindu eomma",  Jungkook tersenyum.

"Kookie..",  Yoongi berkata lirih lalu terkikik sendiri. Panggilan mama Jeon pada Jungkook selalu lucu di telinganya. Walaupun lirih, Jungkook dapat mendengar kikikan Yoongi yang menyebalkan di telinganya. Ia melirik dan memberikan tatapan tajam pada Yoongi. Yoongi malah membalasnya dengan cibiran sembari mulutnya berucap tanpa suara menirukan panggilan mama Jeon padanya.

[KookGa] PEONY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang