"Sebenarnya ini bukan niatku, tapi kau terlalu indah dan menggemaskan. Aku sudah mulai tergoda denganmu, Persia!"
Hampir Persia berteriak saat teringat wajah Robert benar-benar menyentuh keningnya. Persia segera mengusir bayangan tangan dan bibir Robert kala itu memberikan ancaman. Satu kali saja Persia menentang keras keinginan Robert maka Persia takkan pernah tahu dengan nasibnya, baru sebuah tatapan dari mata Robert saja Persia sudah merasakan pening bukan main. Apalagi Persia harus merasakan sentuhan hangat tangan keras Robert saat itu. Benar-benar diluar nalar jika pesta malam itu Robert membuktikan kata-katanya, tapi memang Persia masih bisa menghirup udara segar dalam kondisinya yang masih utuh. Ya, utuh secara jasmani.
Sempat Persia menahan napas ketika Robert terus memperhatikan hal-hal yang aneh seperti Persia mulai gelisah menunggu mobil berhenti. Tapi memang Persia pandai mengendalikan diri sehingga ia hanya bisa meratapi keindahan jalanan dari jendela, tapi jemari tangan Persia saling meremas merasakan keringat dingin di sekitar celah-celah.
Tujuan utama mobil milik Robert adalah kearah dimana Robert sudah berjanji kepada Evelyn akan mengajak Persia menikmati panorama indah Kanada. Tapi itu hanyalah janji di depan Evelyn, bukan saat Robert sudah mendapatkan Persia menuruti kemauannya untuk ikut ke suatu tempat.
Tepat satu jam tanpa perbincangan karena menurut keduanya tidak ada yang perlu dibicarakan, mobil pun telah berada di sekitar area tepi jurang. Robert segera meraih panel pintu dan tak lupa mengenakan baju hangat, tanpa peduli Persia akan mengikuti atau tidak itu bukan merupakan tugas Robert lagi. Ia hanya ingin bisa mengulang kenangan terindah bersama Hilda, tempat yang pernah mempertemukan mereka.
Tatapan Persia mengintai. Angin kencang menyambar rambut panjang Persia sehingga Persia tidak akan meninggalkan mobil barang sebentar, ia masih bimbang dengan sikap yang bisa disebut aneh pada diri Robert. Terkadang pria bermata emas itu seperti pria penyayang karena Persia tahu jika Robert sangat mencintai ibunya. 'Ugh! Apaan sih? Dia itu orang sinting gara-gara istrinya meninggal!' Persia termenung ketika lubuk hatinya masih menyimpan sebuah tragedi menyeramkan.
Saat semua pikiran Persia terkurung lebih dalam, tak sengaja Persia mendapati ponsel Robert masih tertinggal di dalam mobil. Langsung saja Persia menyambar benda pipih di sebelahnya berlanjut Persia meraih handle pintu mobil. Tapi bukan keberhasilan melainkan Persia harus mencari cara agar dirinya bisa keluar dengan cepat. Persia selalu meyakini firasat dan ia merasakan sesuatu yang tidak beres karena Robert mengajaknya ke tengah-tengah bukit.
Perlu beberapa menit sampai Persia mampu membuka atap mobil sport, dengan tombol otomatis di sana Persia menunggu sejenak kemudian melewati pintu mobil dengan tergesa-gesa.
Tak melulu Persia harus menuruti perintah dan keinginan Robert yang bahkan bisa lebih dari sebuah pernikahan. Persia tak sanggup menerangkan betapa dirinya ketakutan saat Robert hampir menciumnya, meski itu hanya permainan Robert saja tapi Persia tetap mencurigai kesungguhan Robert untuk menikmati tubuhnya.
Masih meneliti area yang sepi Persia mencoba untuk menghubungi nomor ibunya. Setelah beberapa detik Persia kini mendengar suara merdu ibunya,
"Halo? Ini siapa?" Persia menutupi mulutnya dengan satu tangan.
"Maaf, ini siapa ya? Ini bukan nomor Indonesia!" Ulang ibu Persia mencoba mengetahui siapa yang menghubungi.
Persia mencoba membenamkan isakan, "hai Ma! Gimana kabar Mama sekarang?"
"Persia?" Terdengar suara jeritan bahagia dari ibu Persia. "Kamu kemana aja sayang? Mama udah nyari kemana-mana tapi nggak ketemu juga, di rumah Edo, temen-temen kamu juga semua nggak ada!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐒𝐢𝐧𝐧𝐞𝐫 [ROMANCE 21+] TERSEDIA VERSI BUKU
Romance𝟚𝟙+ 𝔻𝔸ℕ ℍ𝔸ℕ𝕐𝔸 𝕌ℕ𝕋𝕌𝕂 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎𝔼ℝ𝕊 !! (VERSI ORIGINAL HANYA ADA DI DREAME DAN BUKU) Permainan tidak datang begitu saja tanpa garis yang terbentuk ketika 𝐑𝐨𝐛𝐞𝐫𝐭 𝐋𝐮𝐱𝐞𝐦𝐛𝐨𝐮𝐫𝐠 memperbudak gadis yang tanpa sengaja meli...