Sweet Sinner | 4.2

5.5K 363 37
                                    

Tubuh kekar dikemas rapi dengan kemeja biru itu sempat menjadi sasaran Persia membela segala hal yang tidak ingin Persia alami. Terutama meninggalkan acara makan siang. Itu benar-benar fatal, tapi Persia selalu gagal melawan Edo karena mobil terus melaju membelah jalanan besar Manhattan. Hingga Persia melihat kejelasan bahwa Edo berhasil membawanya jauh dari lokasi di mana tempat keluarga Luxembourg tinggal, dan nampak dari kejauhan keramaian kawasan Brooklyn terpampang. Sempat Persia mengira Edo akan membawanya ke bandara seperti yang sudah direncanakan Edo. Tapi dugaan hanya jatah pemikiran yang tidak Persia bayangkan.

Rumah sederhana bergaya klasik Amerika sudah berada di pelupuk mata, Persia kembali menyuruh Edo membebaskannya. Tapi tunggu! Kenapa Edo membawanya ke tempat tinggal pamannya? Persia sempat mengguncang tubuh Edo agar situasi ini segera berakhir karena Persia tidak mampu menghadapi resiko dengan melibatkan Dewa Azof. Karena biar bagaimanapun Dewa sosok paman yang sangat baik, Persia tahu jika Dewa akan mati berdiri mengetahui segala kerumitan yang terjadi hanya dalam waktu beberapa Minggu,

"Kamu ngapain sih bawa aku ke rumah om Dewa?" Persia menghardik, "mau ngadu sama keluarga aku tentang pernikahanku dan Robert? Dasar bocah!"

Tapi Persia memiliki akal agar terbebas dari Edo. Ia segera membuka panel pintu mobil kemudian Persia berlari menuju pagar rumah Dewa. Sempat Persia merasa frustasi ketika gerbang depan rumah Dewa terkunci, dan entah kekuatan super apa sehingga Persia nekat memanjat pagar besi itu. Sedikit kesulitan tapi itu perlu diperjuangkan daripada Persia harus mendekam di dalam mobil Edo,

"Persia!" Teriak Edo mencoba meraih pergelangan kaki Persia. Tapi Persia terlalu gesit.

Edo tak ingin kalah, kurang dari satu menit Edo berhasil menyusul Persia yang berlari menuju pintu utama rumah Dewa, "kamu nggak bisa lari Persia!" Geram Edo karena ternyata Persia sangat lebih hingga berhasil membuka celah jendela yang nampaknya menuju dapur.

Napas Persia terenggut oleh rasa lelah karena berjuang lari dari kejaran manusia tampan siap menjerumuskan Persia pada takdir yang lebih menyeramkan. Persia segera menutup kemudian mengunci panel jendela dapur, ia tersenyum puas karena Edo hanya mampu mengepalkan tangan,

"Kita pasti ketemu lagi sayang, tunggu saja nanti!" Terlihat Edo berkata di balik kaca jendela.

Ucapan terakhir Edo sama sekali tidak menyeramkan dibandingkan kecapan lidah dari mulut Robert. Karena Persia tahu jika Robert memiliki banyak akses tersembunyi hingga selalu berhasil menemukannya di manapun. Tapi jika Robert menemukannya di rumah Dewa itu masih terlihat baik. Ya, meski Persia harus siap menerima pesanan dari perbuatannya. Ah, entahlah Persia merasa gila jika mengingat satu pria bermata indah itu. Kadang Persia membenci tapi tak jarang Persia merasa aneh saat Robert menatapnya.

[...]

Sekitar tiga jam Persia hanya rebahan sembari menikmati makanan ringan di sofa, kemudian mengganti beberapa channel TV yang menurutnya kurang menarik hari itu. Persia masih mengurung diri di dalam rumah karena takut jika Edo masih mengintai, jadi menunggu Dewa pulang dari kantor adalah solusi satu-satunya. Tapi tunggu! Persia tidak berselera dengan cemilan yang awalnya sangat nikmat saat mengingat bagaimana caranya menceritakan tentang dirinya yang hilang beberapa Minggu lalu? Pasti Dewa tidak akan mengijinkan Persia kembali ke rumah Robert. Robert? Ugh! Persia merasa dirinya sangat sial jika mengingat nama itu. Tapi sebesar apapun kebencian Persia tidak akan merubahnya. Yang Persia butuhkan sekarang bagaimana mengatur pembicaraan tentang kecelakaan sadis itu dihadapan Dewa.

Ketika Persia sudah siap menampung segala cerita tentang dirinya di depan Dewa, tiba-tiba nyali Persia menyusut saat mendengar deru mesin mobil Dewa di halaman. Detak jantung kian cepat, tubuh gemetar dengan jemari lentik yang mulai basah oleh keringat dingin. 'Aduh, gimana ini? Kalau om Dewa ngamuk terus lapor ke Mama sama Papa bisa bahaya, apalagi Papa bisa serangan jantung.' Batin Persia tidak pernah stabil katika Dewa mulai menaiki satu persatu anak tangga menuju pintu utama. Tapi Persia segera melahap rasa takutnya menjadi senyum manis menyambut kedatangan Dewa.

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐒𝐢𝐧𝐧𝐞𝐫 [ROMANCE 21+] TERSEDIA VERSI BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang