Sweet Sinner | 4.3

5.8K 412 48
                                    

Sekitar empat jam lamanya Persia berjalan dari kawasan Brooklyn menuju Manhattan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar empat jam lamanya Persia berjalan dari kawasan Brooklyn menuju Manhattan. Sesekali Persia menoleh ke belakang berharap Dewa akan mencegah sampai ke pusat kota, tapi roda empat Dewa sama sekali tidak terlihat bahkan Persia terus menatap meski kenyataan itu mulai membekali tanyanya. Kosong! Yang Persia tahu sekarang saatnya ia tidak hanya berjalan dalam jarak yang sangat jauh ke rumah Joseph, tapi Persia memang tidak akan bisa lolos dari fase yang sudah menjeratnya. Entahlah, meski beribu kali Persia yakin dapat mencoba lari tapi tidak ada satupun cara yang bisa ditemukan.

Sekitar pukul satu dini hari Persia mengusap-usap wajah kemudian tangannya yang terasa dingin. Bahkan kepalanya mulai pening karena Persia menahan lapar semalaman. Awalnya Persia tidak peduli jika ia harus mati kelaparan atau akibat kelelahan, tapi Persia masih memikirkan kondisi orang tuanya jika tahu tentang permasalahan Persia. Bukan memberikan kebanggaan justru Persia meninggalkan beban untuk kedua orang yang sudah berbaik hati membesarkannya.

Pintu gerbang dan kemegahan rumah Joseph sudah di depan mata. Penjaga sempat akan membantunya berjalan saat kaki Persia sudah mati rasa, berjalan beberapa puluh meter menuju pintu utama saja sudah tidak sanggup. Tapi Persia bukan wanita manja yang mengandalkan kekuatan orang lain, dia berusaha kuat seperti sikap ibu yang sudah membesarkannya dan... Evelyn. Ya, bagi Persia Evelyn sosok wanita yang kuat meski demikian banyaknya masalah yang saling berlomba untuk datang.

Tapi karena sudah tidak sanggup menahan lelah dan tentu laparnya Persia bersedia mendapat perhatian khusus dari Shandy. Ia berjalan saat Shandy menopang tubuhnya,

"Hati-hati Nyonya, Tuan dan yang lainnya sudah menunggu." Ucap Shandy membuka pintu.

Persia menautkan alisnya, "yang lainnya?"

"Iya, Nyonya Evelyn hampir tidak sadarkan diri saat mengetahui Anda tidak di rumah. Tapi saya mencoba untuk sedikit berbohong bahwa Anda sedang ada pesta dengan teman-teman Anda." Jelas Shandy mencoba mencari alasan.

Pintu kayu besar terbuka lebar. Melantangkan penantian panjang seorang Gabriel, Ellen, dan terutama mata itu lagi. Persia sempat sesak napas, tapi seperti tidak ada tingkah laku aneh karena Persia terlihat biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Padahal Persia sungguh menyiapkan tenaga dan mental jika Robert akan bersikap seperti makhluk Yunani kuno,

"Kau, ke mana saja nak?" Gabriel bangkit dari tempat duduk dan berjalan tergesa ketika melihat Persia. "Kami khawatir karena kau tidak ada di restoran dan juga di rumah."

Persia tersenyum saat Gabriel membantunya berjalan menggantikan posisi Shandy. Lalu Persia meneliti wajah Shandy saat mengangguk untuk melunasi ide Shandy di depan keluarga Luxembourg. Meski Persia yakin Gabriel tidak sebodoh itu, tapi setidaknya alasan dari orang kepercayaan keluarga Luxembourg adalah solusi terakhir,

"Aku tidak sengaja bertemu dengan teman-temanku," Persia mengeratkan genggaman di pundak Gabriel, "lalu kami berbicara banyak hal sampai melupakan waktu, dan entahlah mereka mencoba becanda dan menelantarkan aku."

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐒𝐢𝐧𝐧𝐞𝐫 [ROMANCE 21+] TERSEDIA VERSI BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang