02. Senja dibalik rindu

77 25 4
                                    

Aku memuji langit dengan puisi lalu langit tersipu malu, pipinya merah merona. Orang-orang menyebutnya senja.
Senja... Berkali-kali menghilang, hanya karena ingin tahu siapa yang merindukannya.
Mengapa banyak orang menyukai senja? Karena, senja dengan jingganya begitu menggambarkan hati yang sedang di tumbuh asmara.  Atau bahkan begitu menggambarkan hati yang sedang ditumbuhi nestapa. Walaupun tidak datang sampai fajar, kehadirannya mampu menenangkan hati sesuai suasana.
Sederhana... Senja hanya terdiri dari jingga, tapi ia mampu mengagumkan setiap mata. Seperti itulah kamu, sang pelabuhan cinta. Aku punya rindu dipenghujung senja, sering kali ku lantunkan melebihi merdunya sajak jatuh cinta. Namun, menurut detik kejadian dan tingkah polah yang kau lakukan, sepertinya rindu cukup kau diamkan, tanpa sebuah pengharapan.
Deretan cemara berselimut hangat, guguran daun mengering, wangi aroma menggugah lamunan kala hening, setumpuk rinduku bakal getah jerat yang tak mau lekang. Hangatnya rindu mulai mengadu, secara teratur padu di kala senja yang kelabu, aku dan kamu kini menjadi semu ketika terpisah oleh waktu. Tentangmu, adalah jingga yang mewarnai cakrawala, merindukanmu bakal siluet awan berhiaskan sinar temaram kala ia di goda senja. Nanti, kan ku bawa sore hari untukmu, bingkisan sederhana untuk senyumanmu yang paling kunantikan.
Aku ingin menjelma menjadi senja di katamu, agar aku terus bisa melihat wajahmu dibalik siluet yang tenggelam bersama senja. Aku adalah senja yang tenggelam di matamu, jangan merasa kehilangan, aku terus menetap, kamu yang memilih aku.  Aku ingin kamu saja yang menemaniku membuka pagi hingga melepas senja, menenangkan malam dan membagi cerita. Walau aku bukan senja yang kamu tunggu, namun aku adalah langit yang siap menemani hari-harimu.
Terkadang, ingin ku istirahatkan rindu ini, terlalu banyak resah dan waktu tersita. Bila tiba saatnya, bersandarlah di pelukan, bersulang dengan secangkir kopi hitam, kan kunikmati tiap detak jantungmu, ia pengganti nada penutup senja. Jadilah seperti senja yang kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan. Senja selalu seperti ini, perlahan datang lalu tiba-tiba hilang. Tergantikan kesepian malam, menyisakan kehampaan. Pergi untuk menghilang, tapi tidak untuk senja, ia pernah berjanji, berjanji untuk kembali lagi. Ingat! Setia itu memang sulit, tapi lihatlah jingga yang selalu menggenapkan warnanya demi senja di setiap hari. Walau sebentar pesonamu cukup tenangkan hati, tanpa jemu kan ku tunggu kehadiran senja berikutnya.
Senja selalu mengajarkanku untuk pulang, tak perduli betapa jauh aku terbang.  Senja juga mengajarkanku untuk ikhlas ketika harus pergi karena datangnya sang malam, senja pun mengajarkanku hidup memberi makna, meski hadir hanya sejenak.
Selamat datang malamku, hanya itu yang selalu ku ucap saat senja berlalu dari langit yang mulai menggelap. Malam membuatku ingin menulis rindu, bukan untuk kamu baca. Karena, rindu yang sesungguhnya telah kamu tinggalkan di tepian senja. Cobalah menjadi malam agar kamu tau rasanya rindu, dan cobalah menjadi senja agar kamu tau artinya menanti.

Jika aku tidak bisa menjadi bintang terang di hatimu, biarkan aku menjadi bintang paling terang yang akan selalu kamu tatap ketika senja tiba kembali...
Jangan risaukan aku,karena aku menikmati rinduku kepadamu lewat senja...

Penikmat rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang