06012020
Jalanku terasa berat, bukan karena jalanan yang basah tertimpa hujan, bukan juga karena genangan air yang menghiasi setiap jalan yang berlubang. kepalaku terasa ingin jatuh ketanah, bukan karena belum sarapan pagi atau kelelahan tidak bisa tidur semalam.
Kuucapkan Terimakasih padanya, tanpa sedikitpun senyum mengembang diwajahku. susah untuk menariknya keatas disaat seperti ini. Seperti biasa, ia tidak terlalu suka dengan aku yang tidak berekspresi, pernyataan tidak terimapun langsung keluar menghujat kemurunganku pagi itu.
Kutarik bibirku dengan paksa, yang pastinya menciptakan semyuman aneh dan canggung, diikuti dengan ucapan terimakasih yang diulang.
Ia menyuruhku segera pergi, dengan wajahnya yang terlihat kesal karena aku yang tidak berhasil menunjukkan wajah ceria di depannya. kubalikkan badan dan kutatap jalanan penuh genangan air di depanku. Jalanku yang awalnya cepat makin melamban ketika kudengar suara kendaraannya berlalu ditelinga.
Helaan nafas yang selalu kutahan dihadapannya kembali keluar tanpa sadar, sekali, dua kali, tiga kali.
Sempat kumarahi diriku sendiri,
"kamu tuh kenapa sih?"
Kataku dalam hati"Berpisah tak pernah terasa sesulit ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog dini hari
Short Storypercakapanku dengan diriku sendiri setiap pagi hari, sebelum tidur