DUA BELAS

12K 1.2K 137
                                    

Tahun 2019 adalah tahun yang berat untukku. Dengan berbagai macam hal yang terjadi dalam hidupku. Percaya atau nggak, pada titik-titik tertentu nggak ada satu hal pun, atau satu orang pun, yang bisa menghiburku. Kecuali menulis. Menulis cerita Alesha, tahun itu. Ada satu bagian bagus di dalam cerita ini nanti, agak akhir menjelang tamat, yang mana menggambarkan bagaimana kondisiku pada masa sulit itu. Tetapi aku menyampaikannya melalui Alesha.

Menyelesaikan cerita ini pun sulit sekali pada awalnya. Aku sampai punya 20 file karena terus nggak yakin dengan tulisanku sendiri. Merasa nggak mampu. Bayangkan, sudah berapa buku kutulis dan aku seperti kembali menjadi orang yang baru bercita-cita menjadi penulis. Tak ada arah. Sampai saya pusing dan memilih liburan. Ke pantai, supaya pikiranku lapang kembali. Kembali dari liburan pun tak kunjung ada perubahan. Tetapi saya nggak berhenti dan akhirnya saya menyelesaikan cerita ini.

Elex Media telah menawari untuknaskah ini diterbitkan, menyusul Edna dan Alwin--Ayah Untuk Mara/The Game of Love, dan aku menerima tawaran tersebut. Kesempatan ini membuat kepercayaan diriku, yang lebih banyak rendah tahun lalu, menjadi naik kembali. Lebih daripada sekadar peluang untuk mendapat penghasilan, kesempatan tersebut begitu besar untuk kesehatan mentalku--since I am an impostor.

Kamu bisa nabung dari sekarang ya supaya nanti bisa ikut PO, karena aku sediakan hadiah istimewa. Aku akan tetap melanjutkan cerita tersebut di sini, dengan beberapa kebijakan. Tetapi tetap akan bisa dinikmati. Tetapi di buku akan bisa dibaca lebih cepat XD

Sekarang kita masuk ke dalam cerita. Jangan lupa, tulis kalimat positif di kolom komen. Semoga itu membangkitkan semangat kita semua. Thank you.

*******************

"Alesha ingin bertemu denganmu," kata ibu Elmar dengan wajah berseri.

"Melihat Alesha saja Mama bahagia begini? Mama, dia sudah keluar masuk rumah ini sejak kecil. Juga Mama ketemu dia di rumah Tante Em. Kurang?" Elmar tertawa. Wajar saja ibunya gembira Alesha berkunjung ke sini. Bagi ibunya, Alesha adalah anak perempuan yang tidak pernah dia lahirkan. Ketika Alesha tiba-tiba menghilang dari hidup mereka, Elmar ingat sekali ibunya patah hati.

"Ini pertama kalinya datang Alesha ke sini setelah kamu menikah, Elmar. Mama senang kamu dan Alesha berteman lagi. Mama harap, seterusnya akan seperti ini."

"Aku tidak pernah musuhan dengan Alesha." Hell, Elmar bahkan belum tahu kenapa Alesha tidak datang ke resepsi pernikahannya dan menghindarinya selama lima tahun.

"Sesuatu pasti terjadi kepada seorang wanita ketika ditolak oleh laki-laki yang dia cintai. Harga dirinya hancur. Itu sudah cukup menjadi alasan untuk membencimu."

"Kapan aku menolak—"

"Ketika kamu menikah dengan Jossie, Elmar, kamu menolak cinta dan masa depan yang ditawarkan Alesha," potong ibunya. "Well, now, ini bukan saatnya membicarakan masa lalu. Kalau kamu mau berusaha, kamu bisa memiliki masa depan bersamanya. Temui Alesha dulu. Jangan biarkan dia menunggu terlalu lama."

"Mama istirahat, ya. Besok jadi ke rumah sakit?"

Ibunya mengangguk dan berlalu. Bulan depan, kedua orangtuanya berencana pergi ke Swedia, negara asal ayah Elmar, di mana Halmar—adik pertama Elmar—tinggal sekarang. Kedua orangtuanya akan menghadiri salah satu dari sekian banyak malam di mana Halmar menerima penghargaan. Sebelum ke sana, orangtua Elmar ingin memeriksakan kesehatan lebih dulu, untuk memastikan mereka mampu menempuh perjalanan jauh. Belakangan ibu Elmar sering mengeluh sakit di bagian dada.

Elmar berjalan menuju teras dan mendapati Alesha tengah berdiri menghadap jalan. Hari Selasa lalu, setelah mengantar Kaisla terapi, Elmar tidak mampir ke ruangan Alesha. Karena takut dia akan mencium Alesha lagi. Kata siapa mencium Alesha—sekali saja—akan membuatnya bisa tidur nyenyak di malam hari? Sekarang, saat malam Elmar justru susah memejamkan mata karena berharap Alesha ada di sisinya. Di pelukannya. Semua tidak menjadi lebih baik saat Elmar berhasil memejamkan mata. Sebab Alesha menjadi bintang utama dalam setiap mimpi-mimpinya.

A Wedding Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang