2

4.1K 43 2
                                    

Rendy POV.

Hari ini papaku menikah dengan seorang wanita yang tentu saja baru ku ketahui tentang dirinya.
Karena papa baru saja mengenalkan ku padanya beberapa hari lalu.
Namanya Maria Selena Lee, salah satu designer tersohor dikalangan selebritis tanah air dan menurut penyelidikan ku tidak pernah ada gosip miring tentang dirinya. Semua track record nya bagus, sehingga aku pun menyetujui pernikahan ini.
Selain itu karena kehadiran gadis kecil itulah aku menyetujuinya.

Flashback

Aku harus tau siapa yang akan menjadi mama ku nanti. Aku tidak akan Sudi jika ternyata ia hanyalah seorang jalang yang akan menguras kekayaan papa.
Aku sudah siap dengan setelan jasku.
Dan papa ternyata sudah menanti diujung tangga.
"Bersikap baiklah nanti dengan calon mama mu" ucap papa
Dan aku hanya diam.
Sesampainya di restorant kami menunggu sebentar kedatangan mereka.
Aku melihat calon mama ku yang memiliki wajah oriental, tingginya sekitar 165 dan oke not bad.
Kemudian wait. Siapa gadis kecil ini
Matanya berbinar saat menatapku, dan ia selalu tersenyum bahagia.
Dia sangat cantik sekali dengan dress selututnya, dan kunciran kecil disebagian rambutnya, menyisakan rambutnya yang tergerai indah. Aku terpana saat itu juga.

" Maria silahkan duduk" aku seperti tersadar dari lamunanku karena suara papa.

"Terima kasih Jack" ucap Tante Maria dengan lembut.

Oke mungkin dia memang sosok ibu yang baik.

"Hola my little girl, apakah harimu disekolah menyenangkan ?" Tanya papaku yang kurasa diperuntukkan gadis kecil itu.

"Sure papa. Hari hariku disekolah selalu menyenangkan" jawab gadis kecil itu dengan lincah dan dengan ekspresi senang.

Dan tunggu dia sudah memanggil papa dengan sebutan papa juga.
Seberapa dekat dia dengan papa.
Aku bertanya-tanya dalam hati.
Sepertinya aku harus mencari tau semuanya.

Flashback off

"Kakakk" suara anak kecil itu membuyarkan lamunanku.
Dia berlari ke arahku dengan dress putihnya dan rangkaian bunga diatas kepalanya, dia mungkin memang bidadari yang diciptakan untukku.

"Hati hati Kiara" ucapan itu spontan keluar dari mulutku.
Sial, sejak kapan aku berubah menjadi perhatian.

__________

Malam harinya setelah semua pesta selesai kami pulang ke mansion. Aku sudah rindu kamarku yang sangat nyaman dan tenang.
Sejak meninggalnya ibu aku jarang sekali keluar kamar. Aku sangat terpukul dengan meninggal nya ibu diusiku yang masih kecil.
Dimana semua teman teman ku selalu dimanja oleh ibunya dan tentunya setiap sekolah mereka selalu diantar ayah dan ibu mereka.
Tapi aku juga salut dengan papa.
Dulu Diusianya yang masih terbilang muda ia tidak menikah lagi.
Karena aku tau hormon laki-laki seusia papa sangat tinggi.
Dan papa sama sekali tidak menyinggung masalah pernikahan.
Mungkin ia masih mencintai ibu.

Aku melepas semua pakaian ku menyisakan boxer pendek.
Pikiran ku tiba tiba saja melayang teringat gadis kecil itu, siapa namanya
Ah ya Kiara.
Nama yang manis, dan aku tersenyum.
Aku bingung kenapa aku bisa tersenyum.
Setelah sekian lama, dan hanya membayangkan wajahnya saja sudah membuat ku tersenyum.
Atau mungkin aku sudah gila.
Aku mengusap wajahku kasar.

Hingga tanpa terasa sekarang sudah tengah malam.
Aku tidak bisa tidur.
Pikiran ku dipenuhi dengan Kiara, kiara, dan Kiara.
Aku memutuskan untuk turun ke dapur.
Minum minuman dingin mungkin akan menghilangkan sedikit kekacauan di otakku.

___________

Pagi ini kami sudah berkumpul dimeja makan kecuali gadis kecil itu.
Ia sudah memakai seragam sekolahnya.
Dan berlari menuruni tangga.
Apakah ia sangat suka berlari.
Aku merasa kesal, ia bisa saja terjatuh. Tidak bisakah ia berjalan dengan pelan.

"Morning mama" cupp

"Morning papaa" cupp

"Morning kakak" cupp

Kejadian itu berlalu sangat cepat tanpa aku bisa merespon lebih dulu.
Hatiku menghangat.
Dan papa tertawa melihat tingkah nya yang lucu.
Mungkin ia benar-benar bidadari yang diturunkan dikeluarga ini.
Ia membawa perubahan yang sangat besar disini.

"Rendy kamu bisa mengantarkan adikmu ke sekolahnya papa ada sedikit urusan ?" Ucap papa di saat sarapan kami sudah selesai, tentu saja kami makan dengan lahap karena kurasa makanan masakan mama sangat enak.
Atau mungkin aku saja yang sangat merindukan masakan rumahan.

Aku melihat gadis itu sekilas.
Dia mengerjap dengan sangat menggemaskan.

"Baiklah" putusku kemudian

"Apakah kita akan berangkat sekarang kakak?" Tanya nya dengan manis

Aku hanya mengangguk kan kepalaku.
Dia berpamitan dengan papa dan mama.
Sementara aku menunggunya di dalam mobil.

"Jaga baik-baik adikmu Rendy" ucap papa

Dan papa lebih mengkhawatirkan anak gadisnya daripada aku. Tsk.

Selama perjalanan ia hanya diam saja.
Kenapa gadis ini, biasanya saja ia sangat aktif.
Kenapa sekarang menjadi pendiam.

"Emmm apa kakak tidak menyukai kehadiran ku" tanya nya hati-hati

Pertanyaan apa itu.
Dan aku hanya diam saja tidak merespon.
Hingga mobil ku berhenti didepan sekolahnya.

"Kiara sekolah dulu kakak" ucapnya sambil menunduk.

Kenapa dia seperti itu. Kelihatan murung. Apa itu semua karena aku.

________

Sesampainya disekolah aku langsung menuju ke kelasku dan tidak menghiraukan pandangan pandangan kagum dari para kaum hawa di sekelilingku.
Aku muak dengan mereka yang tidak pernah lelah menggodaku.

"Hai bro, kenapa wajahmu sangat kusut" sapa Kevin, salah satu sahabatku dari kecil.
Dia anak dari salah satu maid di mansionku, aku kasihan melihatnya, aku meminta papa agar Kevin bisa sekolah denganku.
Aku bisa mengatur semuanya, karena papa pemilik sekolah ini.
Dan papa pun sudah menganggap Kevin seperti anaknya sendiri.

Aku menceritakan semuanya kepada Kevin, dan dia malah tertawa.
Kurasa tidak ada yang lucu dan aku pun semakin kesal.

"Ternyata sudah ada yang melelehkan pangeran es sepertimu" ucap Kevin sambil tertawa.

Brakkk

Seseorang masuk kelas dengan cengirannya tanpa rasa bersalah. Dia William, fuckboy dengan sejuta pesonanya. Dia most wanted kedua di SHS ini setelah aku tentunya. Dan dia juga sepupuku.
Kulihat dia menghampiri mejaku dan kevin.

"Hei fuckboy, apakah kau habis berolahraga pagi ?" Sapa Kevin pada William.

"Tentu saja, aku habis bercinta di ruang musik" jawab nya dengan santai seolah itu hal biasa yang ia lakukan tanpa sungkan dengan anak pemilik sekolah didepannya. Siapa lagi kalau bukan aku.

"Siapa yang kau ajak kali ini?" Tanya Kevin penasaran.

"Siska, anak kelas 10 yang dari kemarin terus saja menggodaku" ucap William meneguk air mineral ku, tentu saja dengan cengiran tanpa berdosanya. Sepupu kurang ajar memang.

"Jalang kecil rupanya" kekeh Kevin. Dan aku sama sekali tidak berminat dengan topik mereka berdua. Setiap pagi selalu saja seperti itu, bercinta dengan setiap wanita berbeda. Tsk. Dia memang benar-benar fuckboy.

"Hei brother, kau terlihat lebih kusut dari biasanya" goda William.

"Kau diam lah, aku sedang kesal" ucapku datar.

"Ada apa dengan bos besar Kita ini" William mulai serius. Tapi se seriusnya dia, tetap saja terlihat menyebalkan.

Kriiinggggg.

Bel masuk pun terdengar sehingga aku tidak perlu menjelaskan kepada William.





My StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang