3

3.3K 35 0
                                    

Rendy POV

Aku pulang sendiri setelah hari menjelang sore, pasti kalian bertanya kenapa tidak bersama Kevin.
Iya Kevin bilang tidak ingin merepotkan ku.
Ia juga sudah sangat bersyukur bisa sekolah ditempatku.
Aku pun tidak ingin mengganggu privasinya.
Hanya sesekali jika aku malas menyetir dia ku paksa untuk berangkat denganku. Tentu saja untuk menggantikan ku menyetir.

Ketika aku membuka pintu aku mendengar sedikit isakan kecil.
Aku mencari sumber suara itu.
Hiks hiks
Dan aku terkejut.

"Kiara" panggilku dan segera berlari menghampiri Kiara yang terjatuh di ujung tangga dan pakaian nya basah.

"Kaa.. kak" ucapnya terbata, sepertinya ia sedikit takut denganku.

"Bagaimana bisa pakaian mu basah kuyup semua hah, dan kamu pasti berlari-lari hingga akhirnya terpeleset." Ucapku dengan nada tinggi.

Dia terlihat ketakutan. Dan apa yang baru saja aku katakan. Apa aku membentaknya.
Ahh. Sial.

Aku segera menggendong nya ke kamar mendudukkan ia disofa.
Dia meringis kesakitan ketika menggerakkan kakinya, dan air matanya tumpah tanpa suara.

Apa ia benar-benar takut padaku.
Aku frustasi sekarang.

"Apa kakimu terkilir?" Tanyaku dengan perlahan mencoba selembut mungkin.

Ia hanya mengangguk tanpa berani menatapku.

Aku segera keluar kamar nya dan memanggil Bi Lastri untuk mengganti baju Kiara.

Aku menunggunya diluar kamar dengan gelisah, kenapa aku sangat khawatir.
Tak berselang lama bi Lastri keluar.
"Sudah bi?" Tanyaku tak sabar

"Sudah tuan muda" jawabnya kemudian aku langsung masuk ke kamar Kiara lagi diikuti bi Lastri.

"Apa non Kiara terkilir tuan?" Tanya bi Lastri penasaran.

"Iyaa Bi. Aku akan membawanya kerumah sakit sekarang" ucapku setenang mungkin

"Saya bisa mengurutnya tuan, tidak perlu dibawa kerumah sakit, saya juga bisa membuat ramuan untuk mempercepat sembuhnya" tawar bi Lastri.

"Syukurlah kalau bibi bisa mengurutnya"
Ucapku dengan lega yang tanpa sadar tersenyum. Dan segera menggendong Kiara ke ranjangnya agar bi Lastri bisa cepat memijat nya.

Kulihat dia meringis kesakitan ketika bi Lastri mulai mengurut kakinya.
Aku yang melihat dari sofa tidak tega melihatnya kesakitan seperti itu.
"Bi, apa tidak ada cara lain yang membuatnya tidak merasa sakit?" Tanyaku dengan kesal.

"Memang seperti ini tuan muda agar kaki nona segera sembuh" ucap bi Lastri kalem

"It's okay kakak, kiara tidak apa-apa, ini hanya sedikit sakit" ucapnya dengan senyum dan ringisan kesakitan.

"Ini sudah sedikit membaik tuan muda, saya akan membuat ramuan agar kakinya tidak bengkak" bi Lastri pamit keluar.

"Terimakasih bibi" ucap Kiara dengan senyumannya.

"Sama-sama nona" balas bi Lastri dengan senyum tulus

Setelah bi Lastri keluar. Aku duduk dipinggir ranjangnya.
Ia menegang, apa ia masih takut denganku.?
Oke lain kali ingatkan aku untuk berbicara dengan lembut kepadanya.

"Kamu kenapa bisa basah kuyup tadi, sehingga terpeleset?" Tanya ku selembut mungkin.

"Emmm Kiara tadi mengejar Momo" ucapnya takut-takut

"Momo ?" Tanya ku ingin tau

"Iyaa Momo kucing Kiara kak, kemarin Kiara meminta mama untuk membawa Momo kesini. Agar Kiara ada teman bermain" jawabnya dengan nada yang tenang. Sepertinya ia sudah mulai nyaman denganku.

My StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang