4

2.7K 38 0
                                    

Cahaya mentari pagi menerobos masuk kedalam celah - celah jendela. Lelaki itu sama sekali tidak terusik tidurnya.
Hingga suara ketukan pintu membuatnya terbangun.
"Rendy, apakah kau sudah bangun? Nanti kau bisa terlambat sekolah" terdengar suara Maria tengah membangunkan Rendy.

Di meja makan telah tersedia berbagai macam masakan, dan tentu saja Maria yang memasaknya. Ia sangat suka sekali memasak, apalagi sekarang ia memiliki suami dan anak lagi.

Rendy turun ke arah ruang makan.
Sedikit kesal karena dibangunkan, pasalnya ia sekarang sangat mengantuk, semalam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Kiara.

Dan sepertinya rasa kesal itu hilang dalam sekejap setelah melihat gadis kecilnya duduk manis di kursi makan.

Ia segera duduk disamping Kiara.

"Apakah kakimu sudah membaik hingga ikut sarapan di bawah?" Tanya Rendy dingin tapi ada sedikit perhatian disana

"Sudah agak membaik kakak, aku tidak suka makan sendirian di kamar. Aku ingin makan bersama-sama" jawabnya yang selalu dengan senyuman.
Senyuman yang tanpa Rendy sadari telah menular kepadanya .
Rendy selalu tersenyum setiap melihat Kiara tersenyum.

Dan itu terlihat oleh jackob, ayah Rendy.
Dalam hatinya jackob sangat bersyukur Rendy nya yang dulu sedikit demi sedikit telah kembali. Rendy yang periang, dan ramah.
Bukan Rendy yang berhati dingin tak tersentuh.

_________

Rendy POV

Sore ini aku pulang tidak sendiri, ada wiliiam dan Kevin bersamaku.
Wiliam mengatakan jika ia sudah lama tidak berkunjung ke mansion ku.
Tentu saja karena ia selalu sibuk berkencan dengan para jalangnya.
Kami berencana akan bermain game bersama.
"Kakakk sudah pulang" sebuah suara menghentikan langkah kami.

Aku menoleh ke sumber suara itu.
Gadis kecilku dengan jalannya yang tertatih-tatih dengan kucing putih yang setia mengekorinya.

"Kiara bukankah kau sakit. Kenapa kau malah bermain main hah" ucapku sedikit keras karena mungkin khawatir.

Dia tertunduk takut.

"Hei brengsek, bisakah kau bicara dengan lembut sedikit dengan perempuan, terlebih ia masih kecil" itu suara William

Yang sedetik kemudian sudah berjalan menghampiri Kiara.

"Hai babygirl. Jangan dengarkan kakakmu yang galak itu. Ia hanya bercanda.
Perkenalkan aku William. Aku juga kakakmu mulai sekarang, apakah kau menyukai kucing. Kakak juga suka. Kita bisa bermain bersama " ia memperkenalkan dirinya pada Kiara.
Cih. Kakak.

Dan tunggu apakah William baru saja mengusap rambut Kiara. Dan mengajak Kiara bermain. Dia memang sepupu brengsek , perayu ulung.

Dan wajah Kiara pun dalam sekejap menjadi berbinar bahagia.
Sialan . Aku tidak rela berbagi senyuman itu pada siapapun.

Segera aku menghampiri Kiara dan menggendong nya. Aku akan membawanya ke kamar agar William tidak bisa dekat dekat dengannya.
"Hari ini sudah cukup waktumu bermain Kiara. Sekarang waktunya tidur" ucapku dingin

"Kakak kenapa kakak menggendong ku.
Aku ingin bermain dengan kak Liam" dia merengek meminta ingin bermain.

"Kevin tolong bukakan kamar Kiara." Perintahku pada Kevin Yang sedari tadi melongo melihat tingkah ku.

Ia segera melaksanakan perintahku, dengan senyuman geli.?
Baiklah setelah ini wiliiam dan kevin akan ku beri pelajaran.
Aku geram.

*****

"Apakah pangeran es kita ini telah mencair?" Goda wiliiam setelah aku selesai menidurkan Kiara.
Catat menidurkan bukan meniduri.
Ia berguling-guling dikasurku dengan ekspresi wajahnya seakan mengejek ku.

"Kevin sepertinya aku sudah tau apa yang dirisaukan sepupu es ku ini dari kemarin" ucapnya lagi. Kali ini diiringi dengan kekehan Kevin.

"Berhentilah menggodaku Liam" ucapku kesal.

"Kau tidak pernah bercerita padaku jika mempunyai adik yang sangat cantik.
Siapa tadi namanya? "

"Kiara" sambung Kevin

"Ah ya Kiara. Nama yang manis seperti pemiliknya. Apalagi saat tertawa . Ia sangat cantik. Tapi kasian sekali dia, punya kakak dingin kayak es batu. Punya adik cantik bukannya disayang malah di cuekin" sindir William di akhir kalimat nya.

"Diamlah Liam, aku tidak tertarik dengan topik ini. Dan Kiara hanya sekedar gadis kecil yang sangat menjengkelkan" ucapku pada mereka khususnya William.

"Baiklah, aku saja yang akan menjadi kakak yang baik untuk my princess Kiara" William mengeluarkan smirk nya.
Dan aku kesal mendengar apa yang baru saja ia katakan.

"Jangan menyesal jika Kiara sangat lengket denganku nantinya bigbrother" ucap dia seperti mengejekku.

"Aku tidak peduli" Kevin yang melihatku hanya menggeleng kepalanya.

"Sepertinya kau harus memenangkan pikiranmu boss" ucap Kevin setelah itu.

*****

Sebenarnya kenapa dengan diriku.
Aku mengusap wajahku frustasi.
Aku lagi lagi tidak bisa tidur.
Dan perkataan William tadi, sukses membuat pikiran ku bekerja hingga larut malam seperti ini.

Entah apa yang membuat kakiku berjalan mendekati kamar Kiara.
Aku membukanya perlahan.
Dia sedang tertidur dengan pulas.
Aku mendekati ranjangnya.

Dia sangat cantik, terlebih saat tidur، sangat menggemaskan.
Tanpa sadar aku pun tersenyum.
Aku mengelus pipinya perlahan, kemudian mengecup keningnya dengan sayang.
"Good night babygirl" bisikku

Setelah puas memandangi wajah cantiknya, aku kembali ke kamar dan langsung saja tertidur.



My StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang