Ucapan Arka barusan membuat Shasha terdiam mematung, otaknya belum bisa mencerna dengan jelas. Nikah?! Yang benar saja. Shasha belum lulus kuliah begitu juga dengan Arka yang belum tamat SMA. Apa yang harus ia katakan kepada orang tuanya nanti jika ia akan menikah. Shasha juga merasa bahwa dirinya adalah harapan orang tuanya, maka jika ia menikah harapan itu akan pupus.
Shasha merasa ada yang mengguncang bahunya. Lalu ia tersadar dari pikirannya.
"Gimana?" Tanya lelaki di depannya ini.
"Nggak! Gue nggak mau!" Jawaban Shasha terdengar tegas.
"Kenapa?" Arka bersidekap sambil matanya menatap wajah cantik Shasha.
"Ya nggak bisa! Gue masih pingin hidup bebas dan bahagiain orangtua gue!" Shasha membalas tatapan Arka.
"Lo masih bisa lakuin apapun yang lo mau kalau nikah sama gue." Arka terus membujuk.
"Gue tetep nggak mau!!" Dengan penuh penekanan kemudian Shasha berjalan melewati Arka. Saat ia berada di ambang pintu kamar, perkataan Arka membuatnya tercengang.
"Asal lo tau aja, gue kemarin nggak pakai pengaman dan gue keluarin di dalam." Arka menatap punggung Shasha berharap ada respon darinya.
Shasha berbalik dan berjalan cepat ke arah Arka. "LO UDAH GILA YAAA!!!" wajah Shasha penuh amarah sorot matanya memancarkan kemarahan. Tangan Shasha terjulur ke rambut Arka, awalnya Arka bingung apa yang akan dilakukan cewek itu dengan rambutnya. Namun setelah nya ia merasakan sakit yang mendalam.
"Akhhh! Sakit bego!" Arka berusaha melepaskan tangan Shasha yang menjambak rambutnya. Namun entah kenapa tenaga Shasha dirasakannya begitu kuat.
"Lo tuh yang bego! Kalau gue hamil gimanaaaa?!" Ucap Shasha yang terus menjambak rambut Arka.
"Lepasin dulu tangan lo ini!" Akhirnya Arka merasa lega, ia meringis sambil menyentuh rambutnya dan ternyata terdapat rambutnya yang rontok. Gila ia barusan di jambak sama macan betina gila!
Shasha yang awalnya penuh amarah kini ia terduduk lemas. Arka yang melihat itu, menyamakan posisinya terhadap Shasha.
"Lo tenang aja gue bakalan tanggung jawab." Ucap Arka.
"Terus gimana sama kuliah gue, orang tua gue, masa depan gue?" Tanya Shasha. Kemudian terdengar isakan tangis. Arka mengerti apa yang dirasakn Shasha saat ini. Pasti hati Shasha terasa hancur, dalam sekajap saja masa depannya sudah berubah.
"Gue bakalan ngomong sama orang tua lo, gue bakal jelasin." Arka berusaha meyakinkan Shasha.
"Kalau seandainya gue hamil, gimana kalau aborsi aja." Shasha mendongak untuk melihat wajah Arka. Namun yang ia lihat sekarang adalah Arka dengan rahang mengeras.
"Lo dapet pikiran kayak gitu darimana, ha!" Sekarang gantian Arka yang terlihat marah.
"Kalau kita aborsi masalah ini selesai, dan kita bisa hidup masing-masing kayak sebelum kita ketemu."
"Gue nggak setuju, bagaimana pun itu anak gue, dan dia nggak ada dosa sama sekali."
"Tapi-" Belum selesai Shasha mengutarakan sanggahan, Arka sudah lebih dahulu memotong pembicaraannya.
"Gue tetep nggak setuju, kalau misal lo nggak mau nikah sama gue seenggaknya jangan lo gugurin anak gue. Setelah dia lahir gue yang bakal rawat." Jelas Arka.
"Enak di lo nggak enak di gue. Gue yang hamil 9 bulan, susah-susah nahan sakit, habis dia lahir lo ambil gitu aja." Shasha merengut.
"Yaa terus lo maunya gimana?" Arka sabar nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband
Teen FictionMenikah di umur 18 tahun tidak pernah direncanakan oleh Arka. Akibat kejadian pada malam itu mengahruskan ia menikahi seorang wanita yang ia tak kenali. -Arka Yudha Pradipta Semua ini tak pernah terbesit dalam pikiran Shasha. Ia harus menikah dengan...