2

2K 73 11
                                    

Akhirnya Shasha merasa lega. Ia berkaca sebentar untuk merapikan make up-nya. Saat dirasa sudah pas ia memutuskan untuk keluar toilet. Baru saja ia mendapat satu langkah tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Ia meronta namun di luar dugaannya ia malah digendong ala bridal style. Shasha mendongak untuk melihat wajah seseorang yang sekarang menggendongnya. Ia kaget saat mengetahui sang pemilik wajah ternyata...

----------------------------

"Arka?" Gumam Shasha pelan. Jujur sekarang terkejut. Apa maksud Arka melakukan ini.

"Arka... lo mau apa?" Tanya Shasha dengan nada sedikit takut.

"Gue mau lo!?" Jawab Arka dengan sedikit meracau namun menyiratkan ketegasan.

Tanpa ba bi bu Arka langsung menggendong Shasha. Shasha yang terkejut, langsung memukuli punggung Arka. Ia terus meronta meminta untuk diturunkan. Namun usaha Shasha sepertinya sia sia karena saat ini tubuhnya sudah terjatuh di kasur empuk yang berada di salah satu kamar yang terdapat di club. Terlihat Arka yang sudah melepas kancing hem nya, membuang hem nya ke sembarang tempat. Dan sekarang terlihat tubuh Arka yang six pack. Sungguh Shasha tidak tau dengan apa yang di perbuat Arka. Perlahan Arka naik ke ranjang dan menindih Shasha yang ada di bawahnya. Shasha mencoba untuk mendorong bahu Arka agar pergi dari atas tubuhnya. Namun lagi lagi tenaga Shasha tidak cukup kuat untuk melawan Arka.

"Arka lo mau ngapain??" Shasha mengatakan dengan suara bergetar.

"Gue mau muasin diri gue, sekarang lo nurut aja!" Ucap Arka tidak mau di bantah

"Gue nggak mau!! Arka lepasin gue!" Shasha tidak menyerah begitu saja, ia terus mendorong bahu Arka. Namun tidak ada pergerakan yang berarti dari tubuh Arka.

"Please Arka.. Lepasin gue!"

"Arka please....." Pinta Shasha diiringi tangis. Ia tidak menyangka jika akan terjadi hal seperti ini. Maksud hatinya ingin menghibur diri, malah yang terjadi seperti ini.

"LO BISA DIEM NGGAK SIH, HAH!!" Bentak Arka tepat di depan muka Shasha. Cowok itu akhirnya mengeluarkan suaranya setelah diam cukup lama. Shasha yang mendapat oerlakuan sperti ini shock ini pertama kalinya ia di bentak. Ayah nya saja tidak pernah membentak.

"Lo harus muasin gue malem ini. Gue.nggak.menerima.penolakan!" Kata kata Arka disertai penekanan.

Sekarang yang ada di pikiran Shasha hanya bayangan kedua orang tuanya dengan wajah kecewa jika mendapati anaknya berbuat hal terlarang seperti ini.

"Lo udah siap?" Ucap Arka sedikit lembut. Shasha bergeming. Ia ingin meneriakkan kata tidak siap, tapi ia yakin kalau Arka akan tetap melakukannya. Shasha pasrah sekarang. Ia merasakan Arka yang bergerak bebas di atas tubuhnya. Tangan Arka menyentuh punggung polos Shasha, kemudian naik ke leher dan mengelusnya. Sedangkan mulutnya mencium bebas mulut Shasha dan memperdalamnya saat Arka menemukan kenikmatan dalam tubuh Shasha. Shasha pun juga begitu, ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Arka. Shasha seperti tidak peduli lagu dengan apa yang ia khawatirkan dan takutkan tadi.

Arka menidurkan tubuhnya kesamping kiri Shasha, mereka berdua sudah lelah dengan kegiatan mereka. Dan memutuskan untuk tidur. Namun akal sehat Shasha kembali, ia menyadari apa yang telah ia lakukan ini adalah kesalahan, Shasha hanya bisa menahan tangis dan berbalik memunggungi Arka. Shasha menangis dalam diam sampai ia terlelap.

🌻🌻🌻

Cahaya matahari perlahan menggugah kesadaran Arka melalui gorden kamar, Arka belum sadar sepenuhnya. Kemudian ia menoleh ke samping dan mendapati wanita telah tertidur di sampinya. Bayangan tadi malam terputar di otak Arka, ia ingat apa yang telah ia lakukan. Seorang temannya memberi minum yang ternyata terdapat obat perangsangnya kemudian ia ke toilet dan mendapati wanita cantik di depan toilet dan membawanya ke kamar yang tersedia di club tersebut. Ia tahu wanita itu adalah Shasha, wanita yang dikenalkan Letta tadi malam saat ada di arena balap. Arka mengamati dari penampilan Shasha dan gayannya, Shasha bukan tipe orang yang mengenal dunia malam terlihat jelas bahwa Shasha adalah orang baik-baik yang tidak neko-neko seperti Letta.

Tanpa sadar Arka memandangi wajah Shasha sejak ia tahu ada wanita disebelahnya. Ia mengamati setiap bagian dari wajah Shasha. Kulit yang putih seperti bayi, hidung mancung, bibir sexy, mata yang indah, dan bulu mata yang lentik.

Sangat cantik batin Arka.

Tangan Arka terulur untuk membenarkan anak rambut Shasha yang sedikit menutupi wajah cantiknya. Mungkin Shasha sedikit terusik dengan apa yang dilakukan Arka sehingga dia perlahan membuka matanya dan pandangannya langsung bertemu dengan mata Arka. Degup jantung Shasha berdetak cepat, ia benar-benar canggung dengan Arka setelah apa yang telah mereka lakukan kemarin.

"Pagi" ucap Arka untuk mengawali percakapan.

"P...Pagi". Dengan sedikit terbata Shasha menjawab sapaan Arka.

"Lo nggak kenapa-kenapa?" Arka menyentuh bahu Shasha memastikan keadaannya.

"Kalau gue jawab, gue kenapa-kenapa emang bisa ngerubah keadaan?" Tanya balik Shasha.

"Setelah ini gimana?"

"Kita jalani hidup kita masing-masing, kita lupain kejadian ini kayak nggak pernah terjadi apa-apa, kita anggap kita nggak pernah kenal". Setelah mengatakan itu Shasha bangkit dari tidurnya dengan tubuh ditutupi selimut dan mengambil pakaian kemudian masuk ke kamar mandi.

Setelahnya saat Shasha keluar dari kamar mandi ternyata Arka berdiru di depan kamar mandi.

"Ayo kita nikah!!"

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang