Part 12

287 21 6
                                    

Keesokan harinya, gue bangun seperti biasa, bangun di bangunin sama Mommy di suruh buruan mandi dikarenakan jam sudah menunjukan jam 6 yang artinya 30 menit lagi jam pelajaran akan di mulai, dengan gontai gue jalan ke arah kamar mandi setelah itu bersiap-siap lalu turun ke bawah.

"Morning..." ujar Mora lesuh karena memang iya masih mengantuk dan sedikit pusing kepalanya.

"Tumben banget tuh muka lo lesuh amat" ujar bang Arka dengan nada yang sedikit mengejek. Dan gue cuma diem, entah kenapa gue males buat ngomong hari ini.

***

Mora berangkat kesekolah dengan mobil yang biasa dia pakai, banyak anak-anak yang meliriknya dengan tatapan yang bermacam-macam Mora sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, dan ia lebih memilih bodo amat.

"Eh neng Mora muka kusut amat neng" ujar Nicholas yang mengundang tawa Stefan, yang entah makin membuat muka Mora semakin datar.

Mora berlalu begitu saja, ia malas untuk beradu bacot dengan teman-teman cowoknya tersebut. Mora melanjutkan jalannya menuju kelasnya dengan tidak semangat, entah kenapa kepalanya sedikit pusing mungkin karena efek semalam yang terlalu tidur larut karena tidak bisa tidur. Saat Mora tetap berjalan dengan wajah datarnya dengan muka sedikit memucat dapat mengundang beberapa tatapan seseorang yang melihatnya, tatapan tersebut yang makin membuatnya malas, baru saja Mora berjalan sampai di tengah lapangan tangannya sudah di tari oleh seseorang yang membuatnya berhenti seketika, ia mengutuk dirinya jika yang menarik tangannya si Ratu ia akan bener-benar akan menonjoknya.

'Shh... siapa sih, gue lagi ga mau beran..." ujar Mora terpotong dengan suara berat cowok yang membuat tidur malamnya terasa susah tadi malam.

"Gue ga ngajakin lo berantem Zy geer banget lo" ujar Kafka.

"Hmm.." Mora hanya bergumam lalu melanjutkan jalannya, adegan tadi membutnya makin di tatap oleh siswa-siswi di sekolah ini.

Kafka mengikuti arah jalan Mora di belakangnya, ia melihat Mora yang berbeda dari hari biasanya.

"Zy..." Kali ini Kafka memang ingin mengajaknya berantem menurut Mora karena kepalanya yang makin pening.

"Apaan lagi si, gue mau ke kelas lo bisa diem ga si" ujar Mora kesal Kepada Kafka.

"Lo sakit?" Ujar Kafka khawatir setelah melihat Mora dengan wajah pucatnya.

"Eng..engga.. engga gue engga sakit" elak Mora.

"Gausah boong, muka lo itu udah pucet sekarang kita ke UKS aja" ujar Kafka sambil menarik tangan Mora, namun Mora menepisnya. Kafka menatap Mora dengan satu alis yang di naikan seakan-akan menanyakan 'kenapa?'.

"Gue gapapa beneran deh, gue cuma mau kekelas" ujar Mora melemas.

"Yakin" tanya Kafka yang menyakinkan ucapan Mora barusan. Lalu Mora mengangguk.

***

Mora berjalan gontai memasuki kelasnya, hapir satu kelas menatapnya heran, membuat Zoya menghampirinya.

"Mor lo kenapa, muka lo pucet banget, lo sakit?" Tanya Zoya dengan muka yang sedikit panik.

"Cuma pusing aja" Ujar Mora lalu berjalan ke tempat duduknya, dia menaro tasnya asal lalu menaruh kepalanya di atas meja, sungguh kepalanya saat ini benar-benar pening, yang ia inginkan hanya tidur, sebenarnya bisa saja Mora pergi ke ruangannya untuk meristirahat tapi Mora tidak mau, takut ketauan dengan yang lain.

MORAKAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang