Part 13

272 20 11
                                    

Kini di saat jam pelajaran tetap berjalan Kafka mengajak Qizzy untuk ke ruangannya, karena Qizzy memintanya untuk kesana, langkah demi langkah mereka berjalan ke arah ruangan itu yang berada di lantai paling atas bangunan sekolah tersebut.

"Kenapa ga mau pulang aja si Zy dari pada di sini" ujar Kafka sambil berjalan di sebelah Mora.

"Gue ga mau pulang di bilang, gue maunya di sekolah" ujar Mora pelan.

"Susah banget di kasih taunya lo" ujar Kafka lagi.

Mora lebih memilih diam, melanjutkan jalannya sambil memandang area sekolahnya yang sepi.

***

Sesampainya di ruangannya, Mora berbaring di kasurnya menutup matanya mengharapkan pusing di kepalanya mereda, sedangkan Kafka ia mengambil bangku lalu duduk di sebelah kasur Mora sambil menatapnalya. Mora membuka matanya memandang lekat manik mata laki-laki tersebut. Mereka saling menatap satu sama lain. Sampai pada akhirnya mora bertanya.

"Tadi engga ada yang ngeliat kan gue masuk kesini?" Tanya Mora.

"Engga ada" ujarnya "emang kenapa si lo ga mau kasih tau aja kalo lo anak yang punya sekolah, biar anak-anak lain gak semena-mena sama lo apalagi Ratu" lanjutnya lagi.

"Gue belum mau, gue bukan cewe yang gila martabat atas nama keluarga gue" ujarnya malas.

"Tapi kalo kaya gini malah mereka-mereka seenak-enaknya sama lo" ujar Kafka menatap Mora teduh.

"Gapapa gue lebih suka gini, gue tau mana yang bener-bener mau temenan sama gue bukan karena gue anak dari keluarga terpandang" ujar Mora.

Tidak ada lagi suara mereka, mereka memilih untuk saling diam satu sama lain.

"Pertama kalinya gue masuk ke ruangan ini" ucap Kafka sambil mengamati ruangan tersebut. "Ternyata gini dalemnya" lanjutnya, di dalam ruangan ini hanya ada satu kasur kecil, meja kerja, berkas-berkas yang tertata rapih di lemari kaca, dan banyak foto-foto Mora. Mora ikut memandangi ruangan tersebut.

"Dan lo orang pertama selain sahabat-sahabat gue yang masuk ke sini" ujar Mora tanpa melirik Kafka sedangkan Kafka memandangi wajah gadis tersebut.

"Dari dulu gue bolak-balik lewat ini ruangan, gue penasaran sama ruangan ini karena selama gue sekolah disini engga ada satu pun yang masuk ke sini" ujar Kafka.

"Hmm... emang cuma gue yang boleh masuk sini, ini ruangan gue, ini privasi gue engga ada yang boleh masuk sini kalo bukan suruhan gue" ujarnya.

"Lo pindahan dari sekolah mana si Zy?" tanya Kafka.

"SMA Cakrawala" jawabnya singkat.

"Oh SMA situ" ujar kafka.

"Kenapa emangnya? Ada yang lo kenal di SMA itu? Tanya Mora.

"Engga ada, cuma dulu gue pengen masuk kesitu tapi engga jadi" jawab Kafka.

"Kenapa gak jadi?" Tanya Mora sambil melihat wajah Kafka.

"Gapapa gue lebih milih sekolah disini akhirnya" ujarnya.

"Ohh" ia menjedanya, "Lo gak kekelas?" Lanjutnya.

"Males ah pelajaran fisika gue males gurunya ga enak" ujar Kafka sambil membayangkan guru fisikannya tersebut.

"Iyain terserah lo dah" ujar Mora.

***

Bel istirahat telah berbunyi semua murid berbondong-bondong untuk pergi ke kantin untuk mencari makanan. Marisca, Nara dan Zoya berjalan menuju kekantin, sesampainya di kantin ia mencari tempat yang kosong setelah mendapatkan mereka memesan makannya sambil menunggu makanannya mereka berbincang-bincang dahulu.

MORAKAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang