Orang Baru dan Gejolak Baru

33 1 0
                                    

Sekuat itulah Aku menghadapi Liam yang sangat-sangat menjengkelkan hingga hari ini Aku dan Liam sudah menjalin hubungan selama 1 setengah tahun. Aku sudah berada di semeser 6, minggu depan Aku harus berangkat KKN. Liam yang khawatir Aku berbuat yang tidak-tidak di KKN terus saja menceramahiku.

"Aku ga tau kamu di tempat KKN nanti ngapain aja. Sama siapa aja." Gerutunya.

Menjelang KKN ini banyak yang mengunggah tulisan soal pengalamannya selama KKN. Ada yang mendapatkan pasangan di KKN, diselingkuhi dengan teman KKN, bahkan putus dengan pacarnya gara-gara jatuh cinta di lokasi KKN. Anehnya Liam teracuni dengan tulisan-tulisan yang tak masuk akal seperti itu. Kupikir itu wajar saja, tapi apakah semua orang bisa di samakan dengan mereka? Lalu apakah dia menuduhku bakalan melakukan hal yang sama kepadanya? Itu artinya dia tidak lagi percaya padaku dan menganggapku 'akan' selingkuh darinya.

"Liam, aku capek. Hari ini full kegiatan. Jangan telfon dulunya. Besok aku telfon balik."

"Jadi gitu sekarang. Udah ga peduli sama Aku. Udah mulai nyaman sama temen-temen serumah KKN? Yaudah, ga ada gunanya Aku khawatir. Disana pasti banyak yang lebih perhatian daripada Aku." Tut tut tut.. Dan terjadi lagi. Aku sudah menduga ini akan terjadi. Dan akan ada peperangan besar selanjutnya. Setelah percekcokan kami malam itu, Aku dan Liam sama sekali tidak saling memberi kabar hampir selama seminggu. Distiulah Abdul, teman KKN ku mulai mencoba mendekatiku.

Aku harus kembali ke kampus besok pagi karena ada urusan yang harus Aku selesaikan. Tapi Aku tak mungkin berangkat dengan motor sendirian. Abdul menawariku untuk mengantarku ke kampus. Dan aku mengiyakannya. Kami berdua berangkat dari lokasi KKN menggunakan mobil nya, hanya kami berdua di dalam mobil sepanjang perjalanan yang panjang itu. Tepat saat Aku dan Abdul sampai ke kampus, ada chat masuk dari Liam. Aku sengaj tidak membukanya karena Aku memang sibuk.

Seselesainya kegaiatanku di kampus Aku memutuskan segera kembali ke lokasi KKN. Abdul tak bisa mengantarku kembali ke lokasi KKN sebab dia harus pergi menjemput adiknya dari pesantren. Dia hanya bisa mengantarku sampai ke stasiun, dan Aku akan kembali dengan kereta. Di dalam kereta aku membuka pesan-pesan yang tadi sempat Aku abaikan termasuk pesan dari Liam.

"Ra, sepertinya kita emang udah ga cocok lagi. Mau sampai kapan kita kaya gini? Kayanya kita udahan sampai disini." Singkat dan jelas. Ini adalah peringatan darinya untukku. Aku tidak bisa lagi diam. Aku memutuskan untuk menelfonnya. Beruntung malam itu kereta yang kutumpangi sepi, jadi Aku bisa puas mengatakan apa yang ingin Aku katakan padanya. Kurang lebih 1 jam kami berdebat kesana kemari akhirnya Aku putuskan untuk menunda masalah ini sampai Aku selesai KKN. Aku tidak ingin KKN ku berantakan karena masalah ini.

Abdul dan Aku semakin dekat. Teman-teman yang lain sudah menyadari keanehan antara Aku dan Abdul, tapi mereka berpura-pura tidak tahu dan tidak pernah membahasnya denganku. Hampir setiap hari bahkan setelah penarikan dari lokasi KKN Aku dan Abdul rutin bertemu dan makan bersama. Kami makin akrab. Aku mulai nyaman bersamanya.

Sudah hampir dua minggu ini Aku menjalin kedekatan dengan Abdul tanpa kabar dari Liam sama sekali. Sesekali Aku ingin mengirimnya pesan namun ku urungkan lagi. Hingga suatu hari Abdul memutuskan kontak denganku. Instagramku dia blokir dan nomor whatasapp ku juga. Aku kalang kabut kehilangan kabar darinya. Ada apa gerangan?

Keresahanku kuungkapkan pada rekan satu KKN ku, Lisa. "Ra, maafkan Aku. Sebenernya dari awal Aku udah tau kalau Abdul itu udah punya cewe. Tapi Aku ga berani ngomong ke kamu karna keliatannya kamu nyaman banget sama dia. Liat aja di Akun ig nya dia, pake ponselku aja ndak papa."

Semenjak saat itu Aku tidak lagi berkomunikasi dan menyapa satu sama lain. Laki-laki brengsek. Aku kehilangan semua orang. Liam? Apa dia benar-benar sudah melupakanku?

Seminggu kemudian masih belum ada kabar darinya.

Ponselku berdering, julaika menelfonku. "Halo, Ra. Ra keluar kos deh. Ada yang nyariin kamu."

Santai saja Aku berlengggang keluar kamar kos. Paling juga Julaika,tumben sekali dia juah-jauh datang ke tempatku. "Tumben,Jul ka....." Suaraku terputus karena yag kulihat adalah Liam di hadapanku.

Kedatangannya yang tiba-tiba membuatu terkejut. Aku sedikit canggung saat berbicara dengannya. Seperti ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Kami hanya membahas masalah remeh-temeh dan basa basi. Hampir pukul 23.00, Ibu kosku nanti marah-marah kalau tahu Liam disini hingga selarut ini. "Liam, udah malam. Besok lagi aja yaa." Kataku sambil mengambil kunci kamarku dari saku.

"Bentar Ra. Aku udah jauh-jauh kesini masa mau udahan ngobrolnya. Gini deh, ada sedikit yang mau Aku sampein. Soal hubungan kita? Gimana? Kamu masih mau lanjutin? Aku masih sayang banget sama kamu Ra!" Dengan nada yang tulus dan tangannya yang menggenggam jari-jariku.

"Ehhmmm,... nanti kita lanjutin di telfon ya. Aku masuk dulu. Byee.!!" Aku setengah berlali saat menaiki tangga kos ku. Aku sangat terkejut,senang dan benar-benar bingung. Saatnya menunggu telefon dari Liam.

Tak lama, kami berbicara panjang lebar di telepon dan kami memutuskan untuk berbaikan. Mengenai hubungan kami, kami juga memutuskan untuk melanjutkannya. Dengan segala kondisi dan suasana yang harus kita bangun lagi sejak awal.


Ways of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang