"Ok guys,karna sekarang udah jam 10 malam. Kita masuk ke acara terakhir yaitu dansa." Jero yang merupakan MC baik hati itu akhirnya berbicara setelah dua jam panggung digunakan oleh partisipan yang menyanyi.
"Waktu dansa cukup setengah jam aja, soalnya kalo kelamaan ntar para ciwi-ciwi di cariin sama emaknya." Kekeh Jero yang membuat para cewek-cewek mendegus kesal.
"Tapi sebelumnya,kita berdoa dulu
Ini doa penutup yah,soalnya setelah dansa kita semua udah bisa pulang,kalo yang pengen pulang setelah doa juga boleh. Tapi inget,kalian nggak boleh lupain gue.." tutur Jero panjang lebar."Doa di bawain sama Ibu BK baik hati,ibu Nanania. Mari Bu naik ke panggung." Jero mempersilahkan wanita setengah baya itu untuk naik ke atas panggung untuk membawakan doa untuk mantan anak muridnya itu.
Dengan langkah hati-hati wanita itu menaiki satu-persatu anak tangga dibantu Jero. Ibu Nana berdiri menghadap seluruh anak nakal yang mengesalkan baginya.
"Malam semua?." Sambut Bu Nana dengan senyum hangat.
"Malam Bu." Balas seluruhnya dengan sorakan.
Ibu Nana tertawa, "Seandainya kalian se-semangat ini dalam belajar dan mematuhi peraturan Ibu nggak akan naik darah." Keluh Bu Nana dengan wajah santai, ekspresinya sungguh berbeda dengan ekspresi biasanya. Datar dan galak.
Semua anak muridnya pun ikut tertawa. "Gimana?? Udah seneng ninggalin sekolah ini? Udah seneng juga dong nggak akan ketemu sama ibu lagi? Apalagi yang sering mampir ke ruangan ibu." Sepertinya pembicaraan serius di mulai,tau maksud gurunya semua diam tanpa ada yang mencela sepatah katapun.
"Kalo kalian seneng,Ibu juga lebih seneng tau.. Ibu nggak akan ketemu sama Nando yang sering ngerokok, nggak ketemu sama Jesika yang selalu pake rok kayak pake sot saking pendeknya. Hati-hati lho Jes,ntar ketemu sama om-om jahat" kekeh Bu Nana sembari mencari batang hidung Jesika yang sedang ia bicarakan.
"Nggak ketemu sama Jono yang selalu bolos,kalo setiap ditanya alasan selalu bilang Ibu lagi sakit. Awas Jon,ntar kejadian kamu menyesal lho. Ibu nggak ketemu sama Roni yang selalu ikut geng motor yang bikin ibu pusing selalu ketemu sama orangtuanya, selalu denger ibunya minta maaf dan mohon-mohon buat nggak nge DO kamu dari kelas X. Denger Ibu Ron,semua ada hasilnya. Kalo kamu nggak ngerubah sikap kamu jadi yang lebih baik, Ibu takut nanti masa depan kamu nggak cerah. Kamu harus ingat Ibu kamu yang selalu berusaha buat yang lebih baik sama kamu."
"Duh,kok malah ceramah yah? Padahal Jero nyuruh ibu bawain doa. Gimana Jer? Durasi yah?" Tanya Bu Nana pada Jero yang ada disampingnya.
Jero menggeleng dengan senyum. "Ibu bisa ceramah nggak? Soalnya ibu nggak pernah naik mimbar buat ngasih wejangan sama kalian semua. Ibu cuman bisa ngasih wejangan diruang sempit Ibu sama anak-anak nakal yang selalu dan selalu nemenin waktu Ibu. Nggak salah kan?" Tanya Bu Nana pada semua anak muridnya yang dibalas anggukan dan kata "Iya".
"Ibu seneng." Ujarnya dengan senyum lalu kembali mengarahkan mic pada bibirnya. "Kalian kalo udah ninggalin sekolah ini jangan langsung lupa sama isinya yah? Kalian harus ingat temen satu kelas kalian,harus ingat sahabat kalian, harus ingat saingan belajar kalian, ingat sama wali kelas kalian, guru-guru kalian. Apalagi yang killer, pasti momennya lebih indah. Yang lebih penting jangan lupakan ilmu yang kalian dapatkan di tempat ini. Tiga tahun kalian di bina dan diberi ilmu disini,sebisa kalian. Kalian harus menggunakannya dengan sebaik yang kalian bisa. Buat kalian yang pengen kuliah juga harus makin giat, buat yang pengen langsung kerja harus optimis biar cepet dapet kerjaan. Dan satu hal,jangan nikah dulu!!"
"Kalian masih remaja,banyak tantangan menarik yang harus kalian lakukan. Jangan nikah dulu,kalo kalian milih nikah kalian nggak akan sebebas yang kalian mau. Ruang gerak kalian di batasi. Kalian harus fokus sama keluarga,anak, keuangan dan kalian tau,konflik paling berat itu pada keluarga yang masih muda,karena mereka belum tau dan belum bisa menghadapi apa arti keluarga yang sesungguhnya. Paham?" Tanya Bu Nana serius.
"Denger tuh Gem, lo jangan nikah dulu sama Gevan. Ntar kalian malah adu mulut terus." Peringat Melanie setelah mendengar wejangan paling menyentuh dari Bu Nana.
"Hm, siapa juga kali yang pengen nikah. Gue pengen jadi wanita karir yang sukses, paham.?" Jawab Gemi dengan delikan mata angkuh.
"Kalian nikmati aja dulu masa remaja kalian, buat yang pacaran,banyakin traveling,banyakin belajar bareng. Baik itu buat masa depan masing-masing atau masa depan bersama. Yang paling penting, pacaran yang sehat. Jangan bawa anak gadis orang ke tempat terlarang, jangan bawa ke diskotik,hotel, rawa-rawa, semak-semak apalagi masuk kamar. Jangan buat dosa orangtua kalian."
"Denger tuh Gem." Ujar Melanie lagi dengan menyenggol lengan sahabatnya itu.
"Bawel ya lo." Geram Gemi pada sahabatnya itu.
"Sebagai penutup,semoga kalian sukses dan menjadi kebanggaan keluarga dan negara. Amin."
"Aminnn" imbuh yang lain dengan keras dan sungguh-sungguh.
Melihat itu Bu Nana terenyuh,bahkan setitik air mata sudah menetes dari pelupuk matanya.
"Ayo berdoa. Kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Doa Ibu mulai....."
°°°
"Gem, liat tuh si Gevan udah jalan kesini. Kalian mau dansa dulu atau langsung pulang?" Tanya Melanie sambil memperhatikan Gevan yang berjalan kearah mereka.
"Nggak tau, liat Gevan aja." Geleng Gemi yang juga melihat kekasihnya yang malam ini auranya sangat kuat. Semua cewek-cewek minta foto padanya.
"Kalo lo dansa gue dansanya sama siapa dong?" Tanya Melanie dengan bibir di manyunkan.
"Sama Aksa aja,liat. Dia terus perhatiin elo tau." Ujar Gemi sembari menunjuk Aksa dengan dagunya. Kini cowok yang mereka bicarakan sedang berdiri kaku di sebrang mereka.
"Dih,dia ngeliat elo tauu." Tuding Melanie yang tidak suka di jodoh jodohkan dengan Aksa.
"Nggak tuh, soalnya gue liat Aksa dia b aja. Tapi waktu lo liat dia, Aksa malah buang muka. Kayak ketauan merhatiin elo." Koreksi Gemi yang bingung melihat gelagat Aksa yang sepertinya menyukai Melanie.
"Makanya Mel,kalo di kelas itu jangan suka mancing-mancing Aksa buat berantem. Ujungnya kebawa perasaan kan?"
"Dih apasih." Melanie tidak suka di tuduh hal yang tidak benar.
Gemi mengangkat bahunya,"Kita liat nanti aja,masa depan nggak ada yang tau." Setelah selesai mengucapkan hal itu, Gevan sudah berdiri dihadapan keduanya.
"Kita dansa dulu?" Tanya Gevan tanpa basa-basi.
Gemi tersenyum malu-malu, disenggol nya Melanie yang membuat Melanie terhuyung kesamping.
"Apasih nyenggol nyenggol." Kesal Melanie lalu pergi meninggalkan keduanya. Tapi sebelumnya Melanie memeluk erat sahabat 3 tahunnya itu.
"Hari Sabtu gue kerumah lo yah." Pamit Melanie yang di angguki Gemi.
"Salam sehat tau Van, sehat-sehat pacarannya." Kekeh Melanie lalu berlari kecil sebelum di amuk oleh Gemi.
"Gimana kita dansa dulu?" Ulang Gevan dengan nada lembut.
"Tapi aku nggak tau dansa." Jawab Gemi malu.
"Aku juga sih. Kita langsung pulang aja gitu?" Tawar Gevan.
Gemi berpikir sejenak, pilihan paling baik memang pulang. Apalagi sekarang sudah hampir jam 11, nanti maminya marah-marah ditambah ejekan kedua adik kembarnya itu.
"Yaudah pulang aja." Jawab Gemi akhirnya.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
A bad Married Couple
Teen FictionSuami ku buruk, membuat ku ingin menjadi lebih buruk! °°° Ini hanya sebuah tulisan yang mengisahkan kehidupan Gemilang bersama dengan Gideon. Cowok yang dinikahkan dengannya dengan keadaan koma. Lalu sadar dan membuat Gemi tidak lagi bisa merasakan...