🍁 Lima Belas 🍁

305 40 5
                                    

Apa Gemi masih dikategorikan seorang gadis saat dirinya sekarang sudah punya suami? Gemi masih 17 tahun,dia baru lulus SMA, Gemi juga baru punya pacar. Gemi sekarang sudah sangat tertekan oleh keadaan yang ada.

Disatu sisi,dia harus terikat akan apa yang Gideon katakan. Disatu sisi lagi banyak hal yang seharusnya berjalan sesuai dengan apa yang Gemi harapkan harus hancur seketika.

Untuk sekarang yang Gemi pusingkan adalah kuliah, Universitas Indonesia salah satu keinginan Gemi. Dan akhirnya terpenuhi,tapi Gemi tidak bisa berharap lebih.

Gemi yang sekarang hendak menyalakan shower dibuat tertegun,tolong bantu Gemi untuk setidaknya bersikap lebih berani untuk meminta belas kasihan Nabila untuk mengizinkannya kuliah.

***

Ruang keluarga dengan tv menyala di isi oleh tiga orang yang masih duduk diam menunggu salah satu dari mereka yang ingin mengatakan sesuatu.

Gemi mengusap tangannya mencoba lebih rileks. "Mau bilang apa Gem?" Tanya Nabila memperhatikan lebih detail Gemi yang sepertinya takut.

Gemi tersenyum kecil lalu memandang Nabila dengan harapan. Gemi meyakinkan dirinya bahwa dia bisa.

"Ma.." ujar Gemi yang langsung ditanggapi Nabila dengan serius. "Gemi bisa minta sesuatu nggak sama Mama?" Tanya Gemi dengan suara pelan.

Dengan cepat Nabila mengangguk. "Tentu."

"Sebelumnya Gemi nggak tau kalo Gemi akan menjalani hidup dengan kalian. Sebelumnya, Gemi sudah punya banyak rencana yang Gemi harapkan bisa Gemi penuhi. Ma, Gemi lolos masih UI, Gemi pengin kuliah. Mama izinin Gemi buat kuliah nggak?" Nafas panjang Gemi hembuskan setelah mengatakan hal yang ia inginkan.

Nabila berdeham sekali,wanita itu menatap Gemi lalu beralih pada Gideon yang hanya diam.

"Mama bisa aja izinin kamu kuliah, tapi kalau boleh disini saja Gem. Jakarta sama Surabaya terlalu jauh, nggak mungkin kan kamu pergi pulang dari sana ke sini?." Usul Nabila yang membuat perasaan Gemi tidak enak. Ada rasa kesal yang cukup mendominasi.

Dengan senyum simpul Gemi kembali bersuara. "Gemi pengin banget kuliah disana Ma,apa Gemi nggak bisa tinggal di Jakarta aja?" Mohon Gemi yang langsung ditanggapi Nabila dengan gelengan.

"Tapi kamu sudah punya keluarga disini, kamu sekarang tanggungjawab Mama."

Suasana di ruang tengah menjadi sunyi setelah ucapan Nabila, seperti tidak ada harapan untuk UI.

Gemi menunduk sejenak lalu duduk dengan tegap. "Oke Ma, Gemi juga nggak akan memaksa." Gadis itu berujar pelan, sungguh Gemi ingin menangis sekarang.

Nabila yang merasa sudah membuat Gemi tersinggung buru-buru beranjak dari duduknya untuk mendekati menantunya itu.

"Jangan salah paham yah Gem. Mama bukan nggak mau, tapi kita tinggal disini." Nabila seakan memberi pengertian.

Gemi mengangguk, tidak sanggup bicara. Takut-takut Gemi bicara gadis itu malah akan menangis,kenapa Gemi jadi cengeng?

Gideon hanya diam,lelaki itu hanya memperhatikan interaksi dua wanita didepannya. Nabila dan Gemi,dua wanita yang memiliki dua kepribadian yang berbeda.

Pandangan Gideon kini beralih pada Gemi yang sesekali menarik nafas, Gideon yakin wanita itu sekarang sedang berusaha untuk tidak menangis.

"Karna sekarang Gideon harus pake kursi roda jadi kalian tidurnya di kamar itu yah." Tunjuk Nabila pada kamar yang dua hari lalu di tempati Gemi sebelum tidur dengan Gideon diatas.

"Sekarang udah malam kalian tidur yah,mama duluan." Setelah mengucapkan itu Nabila pergi. Seperti memang benar,tidak akan ada harapan untuk masuk Universitas Indonesia.

A bad Married CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang