BAB 1

1.1K 36 0
                                    

Sang surya kembali menjemput pagi diwaktu itu. Membangunkan semua insan yang terlelap dari tidurnya. Namun, sosok pria berpeci sudah melantunkan suara merdunya dengan bacaan alfiyah di sebuah masjid dekat pondok, lengkap mengenakan baju koko berwarna putih serta sarung bermotif batik bewarna coklat.

"Masya Allah, sungguh lantunan alfiyah yang indah" batin seorang gadis berparas cantik yang tak lain adalah seorang Ning putri dari pengasuh pondok.

"Assallamu'alaikum cantik"
"eh, Wa'alaikumussallam" jawabku sedikit terkejut "Ya Allah Ulfa, hobby banget sih ngagetin aku" ucapku lagi. Wanita itu kemudian cengengesan seperti halnya tanpa dosa.

"mmm...sorry Ra, aku kan nggak tau kalo ngagetin kamu, emang kamu lagi ngapain sih Ra? Kok bengong?" tanyanya padaku. Aku hanya tersipu malu dan tersenyum sendiri.

"gak lagi bengong ko ul" ucapku beralasan. "tadi lagi mikirin setoran hafalan yang masih kurang, makanya melamun, udah ah ayo ke kelas sebentar lagi jam masuk tuh!" ucapku lagi mengalihkan perhatiannya.

"Ra, jangan bohong lah, kita kenal bukan sehari dua hari, kita kenal udah hampir 3 tahun, kamu nggak bisa bohong sama aku Ra" ucap Ulfa padaku. Aku terdiam, kemudian tersenyum canggung.

Ulfa sahabatku. Nama panjangnya Wardah Ulfa Nurul Rizki. Gadis cantik dengan perawakan lebih tinggi dari aku. Membuatku seperti adiknya jika kita berjalam bersama. Ulfa adalah sahabat terbaik yang kupunya, senyumannya seperti semangatku, tawanya seakan candu bahagiaku, dan sedihnya bagaikan musibah untukku. Bagiku dia sangat cantik, dengan wajah putih bersih dihiasi gigi gingsul dan memiliki lekukan di pipi yang semakin menambah kadar kemanisannya. Walaupun terkadang kalau berbicara tidak bisa mengontrol ucapannya. Ia lebih suka jujur dan bicara apa adanya katanya "percuma kita ngegibahin orang dibelakang, tapi yang digibahin ngga denger! Kan capek sendiri!" ucapnya kala itu, saat aku tanya kenapa dia lebih ceplas ceplos dibandingkan saudara - saudaranya.
"iya Ul, aku Insya Allah paham, semoga kamu menjadi sahabatku tidak hanya di dunia tetapi kelak di akhirat" ucapku sambil memeluk wanita yanh bagiku sangat berharga. Ia seketika mampu melenyapkan kesedihanku dengan membuat senyum indah diwajahnya.
"Amin..." ujar sahabatnya

"Ul makasih, aku sangat bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukanmu denganku. Aku sayang kamu ul, semoga kita bertemu dan berpisah karena Allah pula" tambahku lagi sambil mengeratkan pelukannya.

" Amin Ra.. Aku juga sayang kamu Ra, dan semoga Allah senantiasa menyayangi kita" ucapnya penuh ketulusan.
"Ra, kantin yuk! aku lapar" ucap ulfa menghampiri zahra
"yuk, aku juga lapar" mereka bersama - sama menuju kantin.

Disaat perjalanan menuju kantin, Zahra melihat pria berpeci, berbaju koko putih keluar dari Masjid. Dan tak lain adalah raheesh santriwan yang melantunkan suara merdunya dengan bacaan alfiyah.

"Ul.." panggil zahra saat mereka sudah mulai menikmati bakso.
"Hmmm.. iya apaan Ra?" jawab Ulfa yang lahap makan semangkok bakso tanpa menoleh sedikitpun.
"itu tadi santriwan yang barusan keluar dari masjid siapa? kamu tadi liat nggak?" tanya Zahra yang baksonya sudah ludes dimakan, karena ia terburu-buru ingin tanya ke Ulfa mengenai santriwan tersebut.

"Iya aku tadi liat Ra, dia adalah santri baru yang baru pindah kemaren" jawab ulfa sambil meminum es tehnya tanpa tersisa.
"Ohh.. gituuu" jawab Zahra dengan penuh rasa heran.
"Iya Ra, emang kenapa? jawab Ulfa dengan penuh kebingungan sambil melihat Zahra yang cengegesan tersenyum senyum sendiri.

"Nggak papa kok Ul, nggak ada apa- apa" jawab Zahra yang masih kepo tentang dia.
"Eh Ra.. jangan- jangan kamu tadi nglamunin dia ya"? Tanya ula kepada sahabatnya dengan penuh rasa ketawa.
"Eh.. apaan sih Ul! Enggak lah. Jawab Zahra yang tersipu malu. "Eh apa iya, dia yang tadi pagi nglantunin bacaan alfiyah dengan suara merdunya di Masjid"? Tanya Zahra sekali lagi dengan dibaluti rasa kepo

"Ciee Zahra ciee, tumben amat Ra nglamunin santriwan? Iya dia yang nglantunin bacaan alfiyah tadi pagi di masjid dengan suara merdunya sampek-sampek bikin sahabatku ini langsung suka hahahahaha" Jawab Ulfa dengan penuh rasa ketawa. "aku denger - denger sih dia juara lomba MTQ dan bela diri tingkat propinsi" ujar sahabatnya sekali lagi dengan rasa ketawa nggak habis-habis.

"Ohh gituuu.." ujar zahra
"Iya Ra.. kenapa? Kamu suka ya? Bukannya pria seperti itu idaman kamu Ra? Ujar Ulfa
"Eh apaan sih Ul, enggak lah" jawab Zahra yang tersipu malu dengan pertanyaan sahabatnya itu.
Usai dengan urusan perutnya, Zahra dan Ulfa pergi meninggalkan kantin tersebut dan kembali menuju kelas.

Ta'aruf with me, Marry himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang