Prolog

412 11 1
                                    


ميدان / ٩ - يناير - ٢٠٢٠

"Shofa? Kita sudah tiga tahun menjalin kasih! Apa kamu tak ingin kita menikah?" Pertanyaan itu sudah yang kesekian kalinya ia dengar dari sang kekasih.

Shofa tersenyum. Robi sama sekali tidak mengerti akan situasinya.

"Robi? Tentu saja aku ingin menikah denganmu, tapi aku harus melanjutkan pendidikanku di Australia!" Katanya sembari mengelus pipi kiri sang kekasih.

Robi menghela nafas lelah. Sebenarnya ia sudah tahu jawabannya, namun lidahnya terasa ringan untuk menanyakan pertanyaan yang sama.

"Kamu yang sabar ya? Aku tidak akan berpaling hati," lanjutnya yang masih dengan senyum manisnya. Robi tersenyum, terpaksa.

"Tapi aku tak bisa berjanji untuk menunggumu," katanya, spontan.

Shofa tercengang.

"Maksud kamu?"

"Ah tak apa! Aku harus pulang!"

Shofa mengangguk sembari tersenyum.

"Aku mencintaimu!" Ucapnya ketika berhadapan dengan Robi.

Robi mengangguk. Kemudian melenggang pergi.

Diperjalanan, Robi hanya diam sembari memperhatikan jalanan yang ia lewati. Pikirannya tidak jauh dari ucapan Shofa.

"Terlalu lama aku harus menunggu mu Shofa?" Batinnya.

Tanpa sadar, didepan ada pria paruh baya yang ingin menyebrang, terlihat ia pun tidak sadar ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, karena ia sibuk memperhatikan sesuatu didalam plastik hitam.

Robi spontan. Ia berusaha untuk tidak mencelakakan pria tersebut. Namun takdir berkata lain, pria itu justru terpental jauh ketika Robi tidak sempat berhenti.

Mobil yang ia kendarai menabrak pohon besar. Tanpa aba-aba pandangannya gelap.

***

Ditinggal Nikah ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang