(Tulisan miring "hei pria" berarti pake bahasa inggris sana ya, kalau biasa "hei pria" itu pakai bahasa korea yaaa tq >.<)
ADELAIDE , SOUTH AUSTRALIA.
Tidur.
Itu yang biasa manusia lakukan ketika di malam hari. Menghempaskan tubuh di ranjang yang empuk nan hangat dan melepaskan rasa penat akibat aktivitas yang di lalui. Ya, seharusnya seperti itu bukan?
Siapa manusia yang mau berjalan di luar tak tahu arah, duduk di tepian hingga tidur di atas koran ataupun kardus? Bahkan dengan malangnya selalu di remehkan dengan sesama manusia? Mungkin hanya pemuda ini yang melakukannya.
Terlelap menyandar tembok rumah asing di pinggir jalan tempat kendaraan akan terhenti ketika lampu berwarna merah. Dihiasi garis putih yang berurutan di bawahnya.
Pemuda malang ini melalui hidupnya dengan kaleng kosong yang ia temukan di tempat sampah sebagai penghasil uang dari orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Tak banyak, hanya sedikit sekali yang mengikhlaskan untuk menyisihkan uangnya untuk pemuda ini.
"Hei pria cantik, kau tertidur?" Pria berumur itu menyentuh muka pemuda yang tengah terlelap.
Pemuda itu merasakan tubuhnya di sentuh oleh tangan yang kasar, perlahan kedua mata itu terbuka. Samar-samar pemuda itu melihat objek di depannya.
"Jangan sentuh aku brengsek!" Ucap pemuda itu menyisihkan tangan pria mesum itu dan di balas dengan kekehan menjengkelkan bagi pemuda itu.
"Kau tahu? Kau terlalu berani hanya untuk pengemis asing dan gelandangan asing sepertimu,sayang." Ucapan dari pria mesum membuat pemuda itu bertambah jengkel, terlebih dengan kata 'sayang' yang pria itu tambahkan.
"Pergi! jangan lagi menggagguku." Usir pemuda itu, tangannya mendorong pria itu dengan keras, ya tidak terlalu keras karena ia tidak mengisi perutnya dengan makanan.
"Hei kau tahu akibatnya jika kau bersikap seperti ini bukan?" Pria itu mencekam leher pria itu dengan cukup kuat, membuat kepala pemuda itu mendongak ke atas.
"Kali ini aku pasti bisa merasakanmu cantik, camkan itu." Ucap pria itu memeras.
"L-lepas..kan."
■■■
Warna silver menghiasi rambutnya, memakai baju modis namun elegan dengan bersandar di mobil mewah miliknya. Sesekali pria tampan itu mengecek arloji mewahnya. Seperti menunggu seseorang di depan rumah mewah.
"Yeoll, maaf kau jadi lama menunggu." Seorang wanita cantik berambut pirang dengan baju feminim dan perhiasan cantik melekat di tubuhnya, membuat siapa saja terfokus dengan kecantikannya.
"Aku rela menunggumu kapan saja, karena aku tidak akan kecewa dengan hasil menungguku ma babe rosè."
Rosè namanya,korea asli namun lahir di australia, Park Chaeyoung nama koreanya. Berbeda dengan pria tampan ini. Ia orang korea asli dan lahir di korea namun ia pindah di Australia karena urusan bisnis Ayahnya. Ya, dia 'calon' CEO dari perusahaan terkenal tentu saja. Tidak usah ditanyakan hartanya. Namanya Park Chanyeol. Ibunya sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Rosè tersenyum malu dan mengecup pipi chanyeol.
"Kau tahu? Lebih baik kau mengecup di sini." Ucap chanyeol menunjuk bibir tebal nan seksi nya. Rosè menggeleng.
"Tidak perlu, kau yang seharusnya melakukannya disini." Rosè balik menjawab dan menunjuk bibir cantiknya.
Chanyeol terkekeh. Chanyeol menarik rosè mendekat kedalam dekapannya hingga kedua bibir itu bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beggar • ChanBaek [END]
FanfictionMemiliki rencana balas dendam yang sama. Hingga terlarut dalam rencana itu sendiri. Apakah mereka bisa melakukannya? Terlebih lagi dengan seorang pengemis -sebelumnya- Tuhan, selamatkan Baekhyun dan anak kami. "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal...