16. London Story

396 20 7
                                    


Akhirnya Aurora berhasil menapakkan kakinya di London. Kota kosmopolitan dan multikultural. London juga menjadi titik temu bagi banyak populasi internasional. Disebut juga sebagai pusat keuangan dunia karena sering jadi incaran para pengusaha di seluruh dunia sebagai tempat untuk berbisnis dan tinggal. Letak kota London juga sangat strategis di benua eropa. Beberapa kota besar di eropa bisa dikunjungi hanya beberapa jam dari London. London adalah ibukota Inggris. Inggris merupakan salah satu bagian dari UK (united kingdom). Jadi Inggris dan UK adalah dua  hal yang berbeda. UK memiliki empat negara bagian; Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia utara. Aurora mendapat beasiswa dari UK. Itu artinya Aurora bisa memilih kuliah di salah perguruan tinggi di empat negara tersebut. Dan Aurora memilih University College London (UCL).

"Liat Rara terakhir kamu ke sini saat musim panas sepuluh tahun yang lalu dan suasananya masih sama." Keanu menunjuk keluar jendela rumah bergaya Inggris itu. Aurora memandang takjub. London selalu membuatnya terkagum-kagum. Kota ini menyimpan kenangan sendiri bagi Aurora. Di sini Aurora pertama kali punya sahabat. Namun hanya singkat karena Aurora yang hanya liburan sekolah harus kembali ke Indonesia.

"Iya Om." Aurora masih ingat saat musim panas berlalu waktu itu dan daun-daun mulai berguguran dia tiduran di taman menikmati daun yang gugur satu per satu  ke tanah dan menutupi sebagian tubuhnya. "Aurora jadi kangen Bunda, Om." Keanu memeluk Aurora.

"Om juga kangen, Ra."

"Ayo kangen-kangenannya udahan dulu. Kita makan camilan dulu nih." Sivana dengan senyum ramah membawakan camilan untuk mereka bertiga. Keanu dan Sivana menikah setahun sebelum bundanya menikah dengan papanya dan memiliki dua  anak angkat yang hampir seumuran Aurora. Sebulan setelah menikah Sivana kecelakaan dan dinyatakan tak bisa memiliki anak lagi. Karena cintanya yang besar Keanu langsung mengangkat anak agar Sivana terhibur. Ada Ben yang setahun lebih tua dari Rara dan Ron yang seumuran dengannya. Saat Aurora datang mereka berdua sedang keluar rumah dan belum bertemu dengannya.

"Ayo, kita makan dulu." Keanu sangat menyukai camilan khas Inggris buatan istrinya. Puding yorkshire. Rasanya sangat lezat. Puding di Inggris, berbeda dengan puding lainnya, di mana toping yang digunakan adalah menggunakan daging dan sayuran. Salah satu yang terkenal adalah Yorkshire Pudding. Puding ini merupakan makanan khas daerah Yorkshire yang pada umumnya disantap pada acara Sunday Lunch. Aurora tersenyum geli melihat Keanu sangat lahap makannya, persis seperti bundanya yang sangat menyukai puding itu.

Matahari terbenam di London pukul  delapan malam. Saat ini musim panas. Suhu hangat yang cukup bersahabat dengan Aurora karena tidak berbeda jauh dengan suhu di Indonesia antara 17-30 derajat celcius. Aurora menatap kota London dari balik jendela kamar. Entah kenapa yang terbayang hanya wajah Gathan. Aurora ingin  menemani Gathan sampai sembuh, tapi Aurora tidak ada pilihan lain. Beasiswa ini juga sangat berarti buat dia sendiri. Hanya ini yang diinginkan Aurora sekarang. Setelah papanya tak menganggapnya  ada Aurora hanya punya  Keanu di dunia ini.  Gathan yang mulai dicintai bahkan tak ingat siapa dirinya.

"Hi Rara, how are you?" Ron langsung memeluk Aurora. " Oh my God, you look so pretty." Aurora tergelak mendengar ucapan Ron.

"Lebay lu. Lu masih bisa ngomong pake lu gue kan?"

"Bisalah. Kan gue orang Indonesia berkewarganegaraan Inggris." Ron masih sama seperti dulu. Baik, ramah, dan sangat bersahabat. Hanya saja kini dia bukan lagi anak kecil yang lucu. Ron telah menjelma jadi cowok tampan dengan tinggi hampir 180 centi, bermata bening, dan berambut ikal. 

"Hi!" Aurora menengok ke arah pintu. Satu lagi sosok tampan menatapnya nyaris tak berkedip. Tingginya hampir sama dengan Ron. Matanya juga sama beningnya hanya saja tak ada senyum yang menghiasi bibirnya. Wajahnya begitu kaku dan tak bersahabat. Inikah Ben sahabat pertamanya dulu.

"Hi. Pasti kamu Ben, ya?" Aurora berusaha  bersikap sewajar mungkin,  mengulurkan tangan namun disambut dingin. Seperti hanya sebuah basa-basi karena setelah itu Ben langsung pergi begitu saja.

"Jangan dipikirin, Ra." Dia memang begitu. Apalagi semenjak Don kucingnya tewas mengenaskan ditabrak mobil, Ben jadi seperti itu. Aurora sangat prihatin mendengarnya. "Dah jangan dipikirin kucing dia yang mati ini. Lagian kamu masih takut kucing, kan?" Aurora langsung mengangguk takut. Ron tertawa terbahak-bahak ingat waktu kecil Aurora sampai nangis gara-gara Ron kejar sambil gendong kucing. Aurora justru teringat saat dia kecil dan bermain prince dan princess. Kata Ben kelak saat mereka dewasa dia akan jadi pangeran buat Aurora. Aurora tersenyum mengingatnya. Ben itu dari kecil memang sudah seperti orang dewasa. Sangat bertanggung jawab dan perhatian. Namun , yang dilihatnya tadi bukan seperti Ben yang dulu. Ini versi lain dari Ben.

"Yah malah bengong sendiri. Ayo turun, kita makan dulu. Mom sama Dad sudah nungguin ." Ron turun diiringi Aurora. Di kamar Ben sedang mengeluarkan kotak merah dari dalam lemarinya. Kotak itu sudah sepuluh tahun disimpannya tapi masih rapi. Dikeluarkannya boneka princess dari dalam kotak. Itu boneka Aurora. Boneka itu ada sepasang. Satu lagi di bawa Aurora. Ben menaikkan sudut bibirnya sekilas seperti sedang menyungging senyuman. Kotak itu dimasukkan lagi ke dalam lemari. Ben turun, bergabung dengan lainnya untuk makan malam.

"Ben, besok ajak Aurora berkeliling kota London mengunjungi taman  Royal Park London, Sungai Thames, hingga Greenwich Park sebelum masuk kuliah," pinta Sivana. Pada saat musim panas seperti ini memang tempat-tempat itu yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan.

"Ya Mom. Lihat besok saja," jawab Ben singkat.

"Nggak usah repot-repot,Tante. Rara bisa pergi sendiri kok." Aurora tidak mau Ben terpaksa melakukannya.

"Tenang. Ron siap mengantarkan Rara ke mana saja." Ben melirik Ron sekilas. Ada semacam perasaan tidak senang.

"Thanks Ron. Aku hanya ingin ke sungai Thames saja." Ben langsung tersedak saat mendengar nama itu disebut. Dulu Ben dan Rara berjanji saat mereka bertemu nanti mereka akan ke sungai Thames untuk jadian.

Thanks a lot untuk yang masih setia mengikuti "Singkat", Ini part spesial  buat @mutiawlndri8.

Jangan lupa vote dan komennya ya.

S I N G K A T ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang