H

1.1K 90 1
                                    

Sebuah perasaan akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu, membuka hati yang telah lama membeku dengan kehangatan cinta yang menyapanya setiap waktu, bagai sinar mentari yang menghangatkan bumi, tak ada yang tak mungkin dan hati manusia tak dapat di tebak seperti apa dalamnya, bisa saja hari ini kau tak menyukainya bahkan membencinya karena menjadi penganggu, mengusik kehidupanmu yang tenang, namun bagaimana dengan hari esok ? Ketulusan cintanya mungkin bisa membuatmu tersentuh dan lambat laun mencairkan hatimu hingga kau menyadari perasaanmu sendiri, bahwa kau mulai menyukainya dan takut kehilangan sosoknya saat ia lebih banyak diam tak seperti dahulu.

Sehun berjalan menyusuri lorong kampus yang masih sepi, dengan tangan yang ia gosokkan satu sama lain, meniupnya beberapa kali mencari kehangatannya sendiri, cuaca hari ini lebih dingin dari hari-hari sebelumnya, karena musim dingin sebentar lagi akan datang, namun dinginnya suhu ini tak sebanding dengan hatinya yang sudah lama membeku.

Sepasang kaki kecil itu berlari dengan tergesa-gesa. Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai menimbulkan suara decit gema yang terdengar jelas ke seluruh penjuru, karena suasana yang masih sepi. Sehun berhenti di tempatnya lalu menoleh ke arah belakang, dimana seorang gadis tengah berlari ke arahnya dengan senyum cerah, bibirnya bergumam, dan Sehun tahu apa yang dikatakan gadis itu.

"Tak bisakah kau berhenti bahkan di cuaca sedingin ini masih saja mencariku" gumam Sehun dalam hati dengan mata yang menatap lurus pada gadis yang kini sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Selamat pagi Sehun Sonbae, wah kau datang pagi sekali apa tidak dingin ?"
Terdengar deru nafas yang kuat dari gadis ini, lelah sudah pasti karena berlari bahkan dapat Sehun lihat dengan jelas di sudut dahinya ada keringat yang mulai membasahi anak rambutnya.

Bisa saja Sehun membantu menyekanya, hanya saja ia tak ingin jika sebuah kesalahpahaman akan timbul setelahnya.

"hmmm selamat pagi juga Joohyun" Sehun menjawab dan kembali berbalik, ia berjalan dengan memasukkan kedua lengannya ke dalam saku mantel menghiraukan Joohyun yang kini tengah berbicara banyak hal padanya, namun Sehun sama sekali tak mendengarkannya seperti ada sebuah penutup tak kasat mata yang kini menutupi lubang telinganya, bahkan tidak hanya suara Joohyun suara angin yang berembus menerpa dedaunan di sekitarnya sampai tak dapat Sehun dengar.

"Jadi Sonbae kau mau melukis jam berapa hari ini" Joohyun menghadang Sehun dengan kedua tangannya, karena sejak tadi yang di ajak bicara hanya diam.
Meski sebenarnya selalu seperti ini, setiap hari bahkan selama lebih dari 2 tahun mereka saling kenal, selama itulah Joohyun selalu berusaha membuat Sehun banyak bicara, melakukan banyak hal untuk menarik perhatiannya. Namun semuanya tetap sama, tak ada kata yang lebih panjang dari sekedar selamat pagi juga Bae Joohyun atau Iyah sampai besok semoga kau beruntung yang Sehun ucapkan.

Joohyun sudah terbiasa dengan hal seperti ini, namun ia tak mau menyerah begitu saja, ia yakin suatu hari nanti Sehun pasti akan meliriknya, melirik gadis yang selama ini berusaha mencari perhatian darinya, yang menyimpan rasa padanya dan selalu membantu Sehun, tapi hari ini ada yang berbeda meski Joohyun sudah pernah melihat hal yang serupa di tahun pertama dan kedua, setiap memasuki musim dingin Sehun lebih diam dan dingin dari biasanya.

"Sonbae"

Sehun terperanjat dan mengerjapkan matanya beberapa kali, mendesah pelan, kesadarannya kembali muncul ke permukaan.

"Tidak tahu, pergilah"

Tanpa mendengar ucapan Joohyun Sehun bergegas pergi dari sana, dengan langkah cepat karena tak ingin di ikuti lagi, Sehun butuh waktu sendiri untuk hari ini tanpa ada satu orang pun yang akan mengusiknya.
Setidaknya sampai musim berganti.

Hug Me {Sehun Irene}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang