M

581 77 10
                                    

          Acara pernikahan di laksanakan secepatnya, sebelum perut Joohyun lebih buncit, ia tak mau jika mengenakan gaun dengan tubuh yang berisi, orang-orang akan bertanya dan ia malu untuk menjelaskannya, ia cemas akan pendapat orang lain.

          Tapi ada yang jauh lebih ia cemaskan setelah mengetahui dirinya hamil di luar nikah, bukan karena ia belum siap menjadi seorang ibu, ia bahkan sangat siap terlebih kedua orang tua mereka sangat menyayangi keduanya bahkan kedua orang tua Sehun lebih bahagia sat mendengar menantunya susah mengandung. Bagi mereka kebahagiaan Sehun adalah segalanya.

          Joohyun,  ia cemas karena sampai saat ini ia belum menjelaskan sesuatu pada Sehun, rahasia terbesar dalam hidupnya yang menjadi titik lemah baginya.

     “Mau kau rahasiakan sampai kapan sayang ?”
          Ibunya menggenggam tangan putri semata wayangnya, kondisi kesehatan Joohyun setelah hamil jadi jauh memburuk, mimisan dan pingsan berulang kali, bahkan sampai harus di rawat.

         Sehun sama sekali tak curiga karena Dokter menjelaskan bahwa Joohyun hanya belum terbiasa dengan kehamilannya, usia kandungannya masih rentan dan membuatnya lemas, tapi sebenarnya bukan itu.

     “Eomma tahu kau takut, takut jika Sehun kecewa”
          Joohyun menyekanya air matanya, setelah pertemuannya dengan dokter Cho pagi ini,  Joohyun merasa dunianya mau runtuh, saat ia tengah bahagia saat semuanya berjalan dengan apa yang ia inginkan, kenapa semuanya harus berakhir dengan air mata yang membuat Joohyun sesak.

     “Dia baru 4 bulan disana Eomma baru 4 bulan anakku ada disini, dan Sehun sangat bahagia dengan hadirnya dia “ Joohyun menangis kembali air matanya tak bisa ia bendung perkataan dokter Cho terus terngiang di kepalanya.

    “Eomma tahu sayang Eomma mengerti, maafkan kami karena terlambat mendapatkan donor untukmu”
     Tangan ibunya  semakin erat menggenggam tangan Joohyun yang terasa sangat dingin.

         Tak ada satu orang pun di dunia ini yang mau merelakan anak mereka hanya untuk bisa sembuh dan inilah yang terjadi pada Joohyun.

         Joohyun harus memilih antara hidup dan sehat kembali tapi harus menggugurkan kandungannya, atau mempertahankannya dan mengambil risiko dengan nyawanya sendiri.

    “Tak bisakah aku menjalankan operasi setelah melahirkan setidaknya sampai usia kandungan ku 7 bulan tak apa dia lahir prematur asal dia hidup aku ingin melihat dia lahir ke dunia Eomma aku ingin melihatnya berada di gendongan Sehun, aku janji aku akan meminum obatku secara teratur”

     “ Tapi  kanker darahmu sudah stadium 3 Joohyun Eomma tak bisa kehilangan dirimu sayang”

Prangg.....
           Suara benda jatuh membentur lantai terdengar menggema membuat ibu dan anak itu menoleh kearah pintu masuk , dimana Sehun tengah berdiri mematung di tempatnya dengan tatapan syok setelah mendengar apa yang baru saja mereka bicarakan.

.

          Joohyun memandang langit sore di balik kaca jendela rumah sakit ini tak berani menoleh ke arah Sehun yang sejak tadi berada di sampingnya menggenggam tangan Joohyun erat, setelah lelah berbicara dan membujuk Joohyun.

         Sehun akhirnya hanya diam dan menatap wajah istrinya dengan sedih.

        Kedua orang tua mereka hanya bisa duduk di ruang tunggu karena tak ingin mengganggu waktu anak-anaknya, karena percuma saja mereka membujuk Joohyun, Joohyun masih kukuh pada pendiriannya.

Hug Me {Sehun Irene}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang