ii. Smol Manager 🔞

16.9K 849 78
                                    

       Seorang pemuda bertubuh pendek berlarian menghambur menuju backstage. Dalam perjalanannya, ia menabrak setidaknya tiga orang, yang lalu menyumpahi dirinya dengan kesal.

Tetapi pemuda manis dengan tas ransel yang kelewat besar untuk tubuhnya itu tidak peduli. Ia terus berkonsentrasi sampai tujuan.

“Huang-ssi! Kemana saja kau ini?” Bentak seorang perempuan berpostur jangkung padanya.

Yang dibentak hanya menatap lawan bicaranya seraya terengah-engah. Belum sanggup untuk sekadar menjawab.

Perempuan itu memutar bola matanya sebal. “Sudahlah. Masuk sana. Staff sudah mencarimu.”

Pemuda itu pun mengangguk, lalu berlari masuk ke ruangan dimana Lucas tengah bersiap.

Di sana sangat penuh dengan orang-orang yang lalu lalang, penata rias yang tengah pusing tujuh keliling, juga beberapa staff acara yang sedang melakukan briefing kepada Lucas sendiri.

Lucas hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Ia tidak bisa membalas ucapan itu karena wajahnya sedang sibuk dirias oleh seorang penata rias.

“Lucas-ssi,” sapa Renjun seraya tersenyum kecil. Ia menyodorkan air mineral botol pada pemuda jangkung itu.

Lucas hanya menoleh padanya sekilas lalu mengangguk. Ia kembali sibuk berbincang dengan staf acara. Sebotol air yang Renjun sodorkan pada pemuda itu bahkan tidak diliriknya sama sekali.

Renjun hanya diam, lalu pergi menjauh dari Lucas. Ia memilih untuk duduk di pojok ruangan. Mengerti bahwa dirinya hanya akan menganggu kesibukan mereka.

Bukan rahasia lagi bahwa Renjun dan Lucas sama sekali tidak akur. Bukan seperti mereka sering bertengkar. Tetapi lebih seperti Lucas mengabaikan Renjun dan seluruh perhatian dari pemuda manis itu.

Memang, Lucas sebelum bekerja bersama Renjun juga tidak bisa dibilang memiliki hubungan baik dengan manajernya. Ia merupakan sosok yang begitu arogan.

Namun, baru pertama kali ini Lucas mengabaikan manajernya, alih-alih meminta sesuatu maupun menyuruh sang manajer melakukan segala hal dari a sampai z.

Ia sangat amat jarang meminta Renjun melakukan sesuatu. Apabila ia menyuruh Renjun pun pasti dengan perantara orang lain. Tidak pernah Lucas yang mengatakan langsung.

Sepanjang hari bekerja, hanya empat kata yang Lucas ucapkan kepada Renjun. Yakni, “selamat pagi” dan “sampai jumpa”.

Renjun sekali lagi menghela nafasnya gusar. Ia mengalihkan pandangannya dari lantai ke hiruk-pikuk sebelum Lucas tampil di atas panggung dengan tatapan sendu.

Musisi terkenal itu kini tengah berlatih di sudut ruangan. Seorang gadis berada di sebelahnya, mengarahkan kipas tangannya pada wajah Lucas agar riasannya tidak luntur karena keringat.

Di saat Renjun sibuk menatap Lucas dengan sendu, tanpa disangka pemuda itu menoleh padanya, memergoki tatapan Renjun yang mendalam.

Terburu, sang pemuda mungil itu pun mengalihkan pandangannya kepada botol air mineral yang berada pada genggamannya itu. Kedua pipinya memerah karena malu.

Sial, bagaimana kalau Lucas jijik padanya karena ini? Bagaimana kalau Lucas mengira ia sedang menantang pemuda jangkung itu berkelahi?

Bagaimana jika Lucas menyadari perasaannya kepada pemuda tampan itu?

Ini adalah sebuah rahasia kecil yang Renjun simpan rapat.

Sejujurnya, sejak awal ia bertemu dengan Lucas, pemuda itu telah sukses mencuri hati seorang Huang Renjun yang lugu.

Candles & Roses [Lucas x Renjun] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang