v. Pacar 🔞

10.3K 548 93
                                    

       “Malam ini kan malam minggu, apa salah aku minta kamu nemenin aku?”

“Nemenin apa nenenin?” Renjun memutar bola matanya malas.

Lucas tertawa kencang, kebiasaan pemuda itu saat di-jutekin oleh sang pacar tersayang.

“Enggak, suer. Aku ga bakal grepe-grepe cuma minta sun deh!” Lucas mengangkat kedua jarinya di udara, membentuk huruf V. Sumpah gitu maksudnya doi.

Renjun cemberut. Sebel mendengar pembelaan diri pacarnya yang lebih tua setahun. Mereka awalnya adalah kakak dan adik kelas, sebelum akhirnya saling baper satu sama lain.

Lucaslah yang naksir sama Renjun duluan. Sedangkan pemuda manis itu baru sadar akan perasaannya saat Lucas berpacaran dengan orang lain, guna melampiaskan cinta sebelah tangannya.

“Ya, Sayang ya? Besok aku antar pulang. Kita jajan dulu baru ke rumah aku,” ucap Lucas sambil mengenggam kedua tangan mungil Renjun. Wajahnya begitu memelas membuat Renjun sedikit tidak tega.

“Iya iya yaudah! Nanti pulang dulu, aku harus bawa baju ganti juga.” Renjun mendengus. Ia tidak bisa menolak permintaan Lucas, selalu tidak bisa.

“Gak usah, pakai bajuku aja! Ya?”

Mau tak mau, Renjun mengangguk dengan berat. Tak masalah sih, toh ia sering memakai baju Lucas. Meski kebesaran, tentu saja.

Lucas bersorak kegirangan. Ia mendekap tubuh Renjun dengan erat, lalu mengecup pipi gembil itu dalam-dalam.

“Pacarku yang terbaik!” ujarnya keras.

Renjun mengusap pipinya kasar, merasakan bercak saliva milik Lucas yang menghiasi pipinya sekarang.

“Ih! Jorok banget sih?!” Renjun melotot. Ia mencoba mendorong tubuh besar itu menjauh sebelum tubuh mungilnya remuk dalam pelukan Lucas.

“Kenapa sih, Yang, kamu tuh?! Aku kan lagi bahagia!” Lucas mencebik, protes dengan reaksi Renjun yang galak.

Renjun mendengus. Begitulah tingkah Lucas. Di depan umum, ia terlihat seperti pacar yang manis dan manja, tetapi sebenarnya ia adalah remaja kelebihan hormon. Tak ada hari yang lewat tanpa usapan-usapan menggoda menggerayangi tubuh Renjun.

Renjun bukannya tidak suka, tetapi frekuensi Lucas melakukan sesuatu kepadanya jauh lebih sering ketimbang tidak melakukan sesuatu alias berpacaran seperti anak SMA normal.

Renjun sendiri tidak habis pikir, apakah karena tubuh pemuda itu terlalu tinggi hingga hormonnya juga ikut tinggi? Apakah ada hubungan antara tinggi tubuh dan tingginya hasrat seksual? Renjun mengingatkan dirinya sendiri untuk searching di Google, suatu hari nanti.

Yang pasti, tidak sekarang. Kuota internet Renjun habis.

Dengan sabar, Renjun berdiri di ujung pelataran parkiran sekolah, yang disesaki oleh murid-murid SMA yang baru saja bubar. Bel pulang sekolah memang berbunyi lima belas menit lalu.

Renjun mengusap-usap perutnya yang kempis, merasakan betapa kosongnya perut itu. Renjun sangat lapar, ia rasanya ingin makan ind*mi* goreng sekarang.

Di antara desakan siswa beserta motornya, muncullah Lucas, menyeruak di antara kerumunan itu. Renjun menatapnya sebal, merasa perlu menumpahkan rasa laparnya menjadi amarah yang tidak jelas kepada sang pacar.

“Lama banget!” hardik Renjun sambil berjalan menghampiri Lucas. Lucas sendiri hanya tersenyum manis menanggapi ucapan si boncel.

“Maaf, Sayangku,” ujar Lucas seraya mengusap-usap paha Renjun yang kini telah duduk di belakangnya.

Candles & Roses [Lucas x Renjun] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang