iv. Osaka 🔞

12.9K 696 73
                                    

     Terduduk di atas lantai kayu, mereka bersebelahan. Di antara banyaknya member NCT, keduanya bersebelahan.

Tidak, sebenarnya tidak juga bersebelahan. Tadinya bersebelahan. Namun kini, pemuda jangkung yang ia taksir itu duduk menyerong; sedang dirinya sendiri duduk menghadap sang pujaan hati.

Manik besar milik pemuda jangkung-Huang Xuxi—nampak membulat, penuh dengan semangat yang menguar, serta rasa excited.

Huang Renjun-begitu kiranya nama sang pemuja rahasia—sesekali mencuri pandangan yang mendebarkan kepada Huang Xuxi. Hyung-nya yang pernah melewati masa pelatihan bersama.

Kini mereka semua—member NCT-sedang berada di Osaka. Mereka akan menginap di hotel, namun sebelumnya, para member harus menentukan dengan siapa mereka akan sekamar. Ya, menentukan roommate memang sulit untuk grup sebesar mereka.

Karena itulah, Kim Doyoung kini tengah berdiri di depan mereka semua, menjelaskan tentang pembagian roommate acak. Pembagian itu dimulai oleh Doyoung memilih in-ear milik seorang, lalu yang terpilih akan memilih in-ear milik member lain secara acak.

“Singkatnya,” bisik Chenle kepada Renjun suatu ketika di malam itu, saat game belum dimulai, “kita semua dijodohkan oleh Doyoung Hyung.” Chenle terkikik geli.

Renjun tersenyum untuk membalas ucapan Chenle itu, tetapi dadanya memberontak tak rela.

Bagaimana kalau pujaan hatinya yang setinggi pohon kelapa itu mendapatkan member lain? Apakah mereka dijodohkan juga? Pemuda manis itu sendiri yakin, ia tak mungkin satu kamar dengan Huang Xuxi, atau Wong Yukhei, alias Lucas.

Lagipula, kalau mereka sekamar pun, Renjun pasti akan sesegera mungkin meninggalkan kamar itu, dan kembali ketika Xuxi tertidur, jadi ia tak perlu mempermalukan dirinya sendiri. Renjun selalu merasa perutnya mulas apabila berhadapan dengan Xuxi.

Semua berawal dari saat Renjun debut bersama dengan NCT Dream. Saat itu, Renjun yang selama ini menatap Xuxi sebagai kakak, sebagai teman seperjuangan, tiba-tiba harus tertarik keluar dari zona itu tatkala Xuxi menelponnya tiap malam setelah debut.

Xuxi menyemangatinya. Pemuda itu dengan suara beratnya menenangkan Renjun yang terisak diam-diam, merasakan tekanan menjadi seorang idol, yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Renjun jarang menunjukkan perasaannya kepada teman satu timnya, namun kepada Xuxi, ia merasa lebih terbuka, merasa bisa bersandar kepada pemuda tampan itu.

Setelah kejadian itu berlangsung rutin, Renjun merasakan suatu hal yang lain. Ia merasa tak bisa lepas dari Xuxi. Awalnya, ia pikir ini perasaan yang biasa antara kakak dan adik. Tetapi hal itu disanggah oleh perasaan cemburu yang membakar dadanya kala Xuxi terlalu dekat dengan member lain.

Renjun menunduk, menghela nafasnya pelan. Xuxi tampak bersemangat. Ia sesekali tertawa menimpali reaksi para member, seperti Jaehyun yang sekamar dengan Jisung.

Entahlah, melihat ekspresi Xuxi itu, Renjun jadi berpikir, apakah Xuxi mengharapkan seseorang untuk sekamar dengannya? Jungwoo hyung, misalnya?

Renjun bukannya tidak tahu tentang rumor antara Jungwoo dan Xuxi, terutama banyaknya penggemar yang memasangkan mereka berdua. Kultur shipping dalam dunia hiburan Korea memang akan selalu ada.

Renjun benar-benar larut dalam pikirannya hingga Chenle menyikut pinggangnya, membuat pemuda manis itu terkejut.

“Itu, in-ear milikmu, kan?” Chenle menoleh.

Renjun mengerjapkan matanya cepat, kebingungan terlukis pada parasnya. Terutama, melihat Xuxilah yang mengenggam in-ear miliknya itu.

Renjun menyambar wadah in-ear itu dan jantungnya seolah tergelincir ke perutnya. Oh, Tuhan. Benar. Itu miliknya. Milik Huang Renjun.

Candles & Roses [Lucas x Renjun] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang