🎬 III. Hukuman

20 4 20
                                    

Apa yang kamu lihat
Kadang tak sesuai dengan kenyataan yang ada
✏✏✏

Hari kedua di SMA Harbang,tidak seperti kemarin yang venus berangkat sendirian, kini ia berangkat di bersama kedua abangnya.

"Belajar yang pinter lo, nanti abang urus surat pindahan abang sama mars ya" venus pun mengangguk.

Venus turun dari mobil kakaknya dan berjalan memasuki gerbang SMA harbang, namun di depan gerbang sudah ada ayahnya dan satpam di samping ayahnya.

Venus berjalan mendekat, belum sampai di depan gerbang bahunya sudah ada yang merangkulnya dan venus spontan melihat pelakunya dan ternyata dia fina.

"Pagi venus" sapa fina.

"Pagi kembali fin" balas venus.

Sampainya di depan gerbang fina menyalimi pak angkasa, di susul venus saat sedang menyalimi salah satu tangan ayahnya ternyata mengelus pelan kepala venus.

Venus langsung menegakan tubuhnya dan memandang ke arah ayahnya, venus jelas melihat mata ayahnya kini berkaca kaca.

"Berangkat dengan siapa nak" sungguh venus merindukan suara itu, suara bariton milik laki laki yang paling ia sayangi.

"Kedua kakakku" bodoh, venus malah menjawabnya ketus.

"Maaf ya pak, venus itu emang nada bicaranya kaya gitu, tapi sebenarnya dia baik kok pak" jelas fina pada pak angkasa.

"Iya saya juga tau dia gadis yang baik" jawab pak angkasa.

"Dengan bumi dan mars" Venus hanya mengangguk saat di tanya ayahnya.

"Venus merindukan ayah" batin venus.

Tidak, venus tidak boleh berlama lama disana karna matanya sudah memanas mungkin sedetik kemudian dia akan menangis.

Tidak, venus tidak ingin menangis di depan ayahnya, ayah yang sudah membuangnya dan kedua kakaknya.

Venus berlalu meninggalkan ayahnya berjalan melewati koridor utama bersama fina, dan lagi lagi ada keributan disana, dan pelakunya sama seperti kemarin, atau bahkan hari hari sebelumnya, dia dewa anggara.

"Setiap hari kaya gini" fina yang di tanya hanya mengangguk.

"Udah biasa" jawab fina.

"Bentar liat dulu" fina yang tadinya menarik venus kini berhenti.

"Lo mau cari gara gara sama geng gue hah!!" venus bisa melihat rahang dewa yang mengeras.

"Ng ng-nggak wa" kata laki laki berkacamata tebal yang terduduk di kaki dewa, venus bisa melihat ada darah yang keluar dari hidungnya.

Sudah cukup! Venus tak bisa menahanya lagi.

Venus langsung menerobos kerumunan dan berdiri di depan dewa.

Dewa memandang venus dari atas ke bawah.

"Ngapain lo ganggu kesenangan gue hari ini" tanya dewa tepat di depan wajah venus.

"Bukanya kamu yang merusak ke.te.nang.an mereka hari ini" kata venus sambil menekan kata ketenangan.

"Gak usah ikut campur lo" kini mereka begitu dekat, venus yang mengangkat kepalanya untuk menjajari tubuh dewa, dan dewa dan menundukan kepalanya untuk melihat gadis mungil ini.

"Venus, udah udah ven mending kamu ke kelas aja ya sayang, duh cantik cantik jangan ikut ikutan ya" venus melirik ke arah laki laki yang kini mencoba memisahkan mereka, iya venus ingat dia akmam teman sekelasnya.

"Gue gak akan lepasin lo"Ancam dewa, venus hanya tersenyum tipis.

"Segitunya tertarik sama saya sampai kamu gak mau melepaskan saya"

Venus bisa melihat emosi dewa memuncak namun belum sempat dewa berkata pak budi sudah dulu memarahi mereka.

"Dewa!, lagi lagi kamu membuat masalah, dan venus kamu baru masuk dua hari dan sudah membuat keributan,sekarang kalian berdua ikut saya ke ruang BK"

Venus hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang BK bersama dengan laki laki bernama dewa.

Sampainya di ruang BK mereka langsung mendapatkan kemarahan.

"Apa lagi hari ini dewa" yang di tanya hanya diam.

"Dan kamu venus, ada apa sampai kalian ribut ribut bagaimana jika ayah kamu tau kam_"

"Ayah saya gak ada sangkut pautnya kan bu" potong venus.

"Dewa kamu berdiri di lapangan sampai jam istirahat dan kamu venus pergi ke ruang kepala yayasan, lihat apa hukumanmu di sana" perintah guru bk.

"Sudah" tanya dewa dan dewa langsung keluar dari ruang bk di susul venus.

"Dewa anggara" panggil venus dan dewa pun berhenti.

"Saya venus putri kelas X IPA A, kalo kamu merasa masih punya urusan dengan saya, kamu bisa cari saya" belum sempat dewa membalas venus sudah melenggang pergi dari sana menuju ruang kepala yayasan, apa lagi kalo bukan ke ruangan ayahnya.

Sampainya di depan ruangan kepala yayasan venus hanya diam, sungguh saat ini venus belum sanggup untuk bertemu dengannya, namun dengan mengumpulkan sedikit keberaniannya ia akhirnya memasuki ruangan tersebut.

"Permisi"

Angkasa yang melihat putrinya pun tersenyum dan menyuruh putrinya masuk dan duduk di depannya.

"Ada apa sayang, kenapa menemui ayah" ucap angkasa dengan begitu halus.

"Tadi saya bertengkar dan kata guru bk saya harus ke ruangan bapak" jawab venus dengan formal.

"Kamu anak ayah, apa tidak bisa kamu berbuat manis pada orang tuamu ini" venus dapat melihat raut kekecewaan pada wajah ayahnya.

"Apa hukuman saya" Rasa egois venus menutup telinganya dari semua perkataan ayahnya.

"Apa hukuman temanmu yang tadi bertengkar dengan mu" tanya angkasa.

"Berdiri di lapangan sampai istirahat" jawab venus.

"Baiklah itu juga hukumanmu" putus angkasa.

Venus langsung berdiri dari kursinya dan membalikan tubuhnya berjalan menuju pintu untuk keluar.

"Bundamu merindukanmu di rumah, pulanglah bersama ke dua abangmu nak" Venus masih bisa mendengar kata ayahnya, namun venus tetap berjalan.

Venus berjalan menuju lapangan, di sana sudah ada dewa yang berdiri di sana.

Venus berdiri di samping dewa, dewa yang merasakan ada seseorang di sampingnya pun melihat ke sampingnya.

"Akhirnya gue gak di hukum sendirian ada si pengganggu juga" venus yakin jika dewa sedang menyindirnya namun venus hanya diam.

Namun sedetik kemudian bahu venus di tarik dan di hadapkan di depan dewa, dewa mencengkram bahu venus kuat.

"Gue peringatin sama lo, kalo lo gak mau dapet masalah di sekolah ini mending lo tutup mulut, tutup telinga, jangan ganggu gue" tegas dewa.

"Saya gak perduli" Balas venus.

"Oke kita lihat seberapa beraninya lo" tantang dewa.

Mereka bertatapan dengan waktu yang cukup lama, di kedua tatapan mereka sama sama menyiratkan emosi, venus yang berfikir bahwa dewa adalah tipe laki laki yang merusak hidupnya dan dewa yang berfikir bahwa venus adalah tipe perempuan yang pengganggu.

✏✏✏✏
Tolong jangan jadi pembaca tak nampak ya guys, kan di bawah ada bintang nah di pencet biar aku bisa tau kalian, nanti kalo kalian punya cerita silahkan coment di bawah biar bisa aku baca ya

The Perfect Boy (Jungkook Bts) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang