"Berdebat denganmu lebih mengasikan daripada harus melihatmu bahagja, namun dengan orang lain"
~Venus putri angkasa~
Sudah berhari hari venus latihan, tak ada satu haripun tanpa latihan, kadang venus juga kasihan melihat teman temanya kelelahan, namun bagaimanapun venus tetap harus mempertahankan ekskul ini.
Perlombaan tinggal menghitung beberapa hari lagi, dan satu hal yang venus sadari, tepat di hari perlombaan adalah hari ulang tahun bundanya, bunda starla.
"Ven udah istirahatnya" Itu suara kak ana, kak ana adalah kakak kelas venus ia sekarang kelas XI IPA A, bisa di katakan kak ana adalah sosok yang begitu tegas namun perhatian pada setiap anggotanya, dan satu hal lagi, kak ana adalah leader di tim dance ini, hebat bukan dia.
Venus bangun dari duduknya dan berlari kecil ke arah kak ana.
"Kak ana, kak tiara mana kok gak keliatan" kini venus yang bertanya pada ana tentang keberadaan tiara, menurut venus di tim ini tiara lah yang paling cantik, semua orang pasti setuju jika tiara lebih mirip lalisa black pink daripada anak sekolahan.
"Lagi ngobrol di depan sama dewa"
Dewa? Kenapa venus terlihat kurang suka, bahkan venus tak akrab dengan dewa yang kata bumi dan mars dulu mereka sempat bermain bersama.
"Gue ke depan dulu ya kak" kak ana pun mengangguk.
Venus hanya berdiri di samping pintu, venus dapat dengan jelas melihat mereka darisini, bukan hanya kak tiara atau dewa, tapi ada yang lain juga, seperti danu, ciko, alan, akmam, dan kedua abangnya–bumi dan mars.
"Pasti gue dateng, gue bakal nonton lo paling depan, kalo perlu nih gua bikin spanduk terus gue tulisin nama lo deh biar lo semangat"
Venus yakin itu suara dewa, venus terus saja mendengarkan pembicaraan mereka sampai tanpa venus sadari ada yang menepuk pundaknya.
"Fina, ngagetin gue aja sih lo" Yang di marahi venus malah tersenyum sambil menunjukan deretan giginya.
Belum ada satu bulan mereka berteman namun perubahan besar sudah terlihat pada diri venus, mulai dari cara berbicaranya bahkan dari cara berpakaian, seperti saat ini, venus menggunakan hodie yang beberapa hari lalu ia beli bersama fina dan mila, celana bagypants dan sepatu sneakers, dan jangan lupakan rambut venus yang sudah berubah warna, kata venus untuk menunjang penampilanya di saat acara perlombaan.
"Kantin yuk laper nih, udah ijin ke kak ana kok gue, sambil ke gedung bahasa nyamperin mila" venuspun mengangguk.
Venus keluar kelas dan pandanganya bertatapan dengan dewa untuk beberapa detik.
Baru venus ingin melangkah namun tanganya di tahan bumi.
"Rambut kamu kenapa di warnain gini" Venus tau kalau lama kelamaan bumi pasti akan bertanya.
"Venus warnain buat nunjang penampilan pas lomba aja kok" Sebenarnya ada rasa takut di hati venus, apa lagi jika harus berhadapan dengan bumi.
"Dari semua yang ikut lomba cuma lo yang rambutnya di warnain" kini mars yang tadinya duduk di samping dewa kini berdiri dan ikut menghakimi adiknya itu.
"Biar kaya ayam kali mars, di warnain gitu, kalo tiara mah udah cantik gak usah di warnain ke gitu, ya nggak" Entah kenapa ucapan dewa begitu mengusik venus, venus yang tadinya menunduk kini ia mengangkat kepalanya, ada aura kemarahan disana.
"Lo–" kata venus sambil menunjuk dewa dengan jari telunjuknya.
"Tau apa lo soal gue"
"Venus!" Bukan dewa yang membentaknya tapi bumi, kakak laki laki yang bahkan tak pernah menaikan nada suaranya saat berbicara dengan venus, kini malah membentaknya.
"Abang gak pernah ngajarin kamu ngomong kasar ke orang lain" kini nada suara bumi kembali normal.
"Udah udah, mungkin venus cuma pengin penampilanya bagus pas acara lomba, lagian kan yang di warnain ujungnya doang, gak semua dia warnain, lagian aku tau banget kok kalo pewarna rambut yang venus pake itu bukan permanent, mungkin cuma bertahan satu minggu aja" Perkataan tiara bukan membuat venus tenang tapi malah membuatnya semakin marah.
"Tuh dengerin kata tiara mi, tiara gak mungkin bohong" Kini dewa ikut menimpalinya.
Sudah cukup!, venus bisa kehabisan kesabaranya jika terus berada di sini.
"Venus laper, mau ke kantin"
✏✏✏✏
Disinilah venus sekarang, bersama kudua sahabatnya.
"Gue yakin kakak lo gak bermaksud gitu kok" fina terus saja memberi venus pengertian.
"Iya mereka pasti gak bermaksud ngebandingin lo sama kak tiara" juga mila yang tak melepaskan tanganya dari pundak venus.
"Apa gue salah ya, udah berubah kaya gini" Kini venus terdengar putus asa.
"Kita gak nglarang lo kalo lo mau berubah kaya lo yang semula kok" Fina salah, ini adalah venus, venus 2 tahun yang lalu, sebelum dia pindah ke indonesia.
"Udah jangan nangis, nanti katanya kita mau ke mall mau ngambil pesenana kalung yang lo pesen itukan" Ucapkan terimakasih pada mila yang mengingatkan venus akan hadiah yang akan ia berikan pada bunda, bukan hanya bunda tapi ayah dan ke dua kakaknya.
Venus tersenyum dan mengangguk.
"Nah gitu dong, kan makin manis lo, duhhh mana mana gigi gingsulnya dede mau liat dong" Venus tertawa mendengar ucapan mila.
Ucapkan terimakasih juga pada tuhan yang memberikan sahabat sebaik mereka ke dalam kehidupan venus.
Kini mereka hanya di sibukan dengan makanan di depan mereka dan bercerita sambil sesekali tertawa.
"Venus cemburu bang"
✏✏✏✏
Selamat pagi buat kalian yang bacanya pagi.Selamat siang buat kalian yang bacanya siang.
Selamat malam buat kalian yang bacanya malam.
Dan selamat berbahagia buat kalian yang lagi gak bahagia 😂 macam author contohnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Boy (Jungkook Bts)
RomansaRank #2 menari 20jan2020 Rank #1 menari 24jan2020 Hatiku membeku, namun kau malah mencairkanya, kau membuatku senang dan takut dalam waktu yang sama Ini ceritanya ringan ringan aja kok, gak seberat cerita melodi, jadi langsung baca aja :v