29

41.7K 1K 7
                                    

   "Makanya kalau minum jangan kebanyakan" ucap Jessy sembari membawa kopernya menuju mobil

  "Serius anjir, masa mata gue masalah. Coba Fan, lu lihat gak?"

  "Apa? Aku gak sadar apa apa"

  "Udahlah mungkin Zak salah lihat"

  "Iyasih kayanya"

  Pembicaraan saat sarapan pagi mereka sudahi, akhirnya mereka sampai di depan mobil jemputan. Mobil itu akan membawa mereka pergi ke bandara, hari ini waktunya mereka pulang ke tanah air. Lucas sedari pagi sudah berada di mobil menunggu team yang lain datang. Bahkan Lucas hingga meninggalkan sarapan paginya.

  "Maaf pak kami telat, tadi kita sarapan dulu sebentar" ucap Zak

  "Ohh iya"

  Lucas ingin memarahi yang lain tapi tidak bisa. Ia menunggu mereka bertiga di dalam mobil hingga tidak sarapan sedangkan yang lain sudah sarapan. Lucas tidak memikirkan apapun dan meninggalkan sarapannya, ia juga nanti akan bisa makan di pesawat. Disebelah Lucas ada Zak dan dihadapannya ada Jessy. Lucas tidak peduli yang lain ia memainkan ponselnya seraya menunggu mobilnya sampai di bandara.
Sesampainya disana, mereka menunggu terlebih dahulu di kursi. Penerbangannya sekitar jam 10 pagi mereka nyampai 20menit lebih awal.

  "Fan anterin gue ke toilet yu" ucap Zak

  "Ehh apaan sih Zak, aku punya pacar ya tolong"

  "Ih anjir, cepetan gue kebelet. Yaampun lu gamau bantuin temen sendiri apa?"

  "Ish yaudah ayo"

  Fani dan Zak pergi ke toilet yang tempatnya cukup jauh. Kini diruang tunggu ini hanya ada Jessy dan Lucas berdua. Lucas ingin memakan sesuatu disini tapi hanya ada minuman sisanya sedang dibuat. Lucas duduk kembali setelah mengetahui makanannya sedang dibuat.

  "Nih pak" ucap Jessy memberikan sebuah roti

  "Untuk saya?" tanya Lucas

  "Iya.."

  "Terima kasih"

  Lucas memakan roti ini, rasanya ia pernah mencobanya. Setelah diingat ini roti yang sama percis dengan di hotel. Sepertinya Jessy membawanya dari hotel, akhirnya perut Lucas terisi makanan walaupun sedikit.

  "Jessy nanti setelah sampai di Indonesia gaada yang jemputkan?" tanya Lucas

  "Iya pak"

  "Bareng sama saya saja"

  "Terus Fani gimana pak?" tanya Jessy

  "Pacarnya pasti menjemputnya"

  "Baiklah pak"

  Saat Jessy melamun setelah obrolan tadi, Lucas mendekatkan wajahnya dengan wajah Jessy. Mereka begitu dekat, Jessy memundurkan kepalanya karena terkejut. Tidak mungkin Lucas menciumnya ditempat umum seperti ini.

  "Jangan panggil saya dengan sebutan Bapak atau Pak"

  "Hah? Ohh iya Lucas"

  "Saya sebenarnya tidak suka dengan sebutan itu"

  "Menurutku cocok"

  "Menurutku tidak"

  "Ehmm.." Jessy mulai tidak nyaman karena wajahnya Lucas masih berada di hadapannya

  "Tidak usah terlalu formal denganku, terkadang aku tidak suka dengan ke formalan ini"

  "Baik pak, ehmm maksudku Lucas"

  "Anggap saja aku sebagai temannmu"

  "Baiklah Lucas, bisakah wajahmu menjauh dari wajahku"

  "Kau lucu saat dilihat sedekat ini"

  Melihat Fani dan Zak dari kejauhan, Lucas kembali ke kursinya menjauhkan wajahnya dari hadapan Jessy. Akhirnya Jessy bisa bernapas lega, jantungnya bisa berdegub dengan normal kembali. Zak dan Fani sudah selesai dari toilet, terlihat mereka berdua masih sedikit bertengkar hanya karena masalah kecil seperti tadi.

  Setelah drama kecil tadi, akhirnya mereka semua bisa pergi ke tanah air menggunakan pesawat terbang. Perjalanan kali ini sedikit berubah, kini disebelah Lucas ada Jessy,  Fani dan Zak berada disebelahnya. Lucas sudah menawarkan apakah Jessy ingin duduk bersama Fani atau Zak ternyata ia menolaknya. Lucas tidak tahu alasan kenapa Jessy menolaknya yang jelas itu tidak masalah baginya.

  Saat sudah tengah malam, semua orang didalam pesawat terlihat tertidur. Tampaknya hanya dirinya yang tidak tertidur, Lucas membaca buku tentang pertahanan diri. Buku yang dalam bahasa inggris itu Lucas temukan di hotel, lalu ia membawanya untuk dibaca di pesawat. Pelajaran yang baru ia baca tentang cara melepaskan selalu waspada dan memperhatikan sekitar. Lalu ia membawa lebih lanjut lagi hingga ia terkejut karena Jessy yang berada di sebelahnya terbatuk. Lucas membukakan air minum untuknya, Jessy mengambilnya dan langsung meminumnya.

  "Terima kasih" ucap Jessy masih dengan terbatuknya

  "Simpan saja kalau Jessy batuk lagi"

  "Iya.. Bapak belum tidur?"

  "Ehh maksudku Lucas?'' tanya Jessy

  "Belum, aku tidak bisa tidur"
  "Lalu apa yang bisa membuat Lucas tertidur?"

  "Tidak tahu, coba lakukan sesuatu padaku" ujar Lucas

  "Hmm.. Coba makan yang banyak"

  "Aku? Tidak suka makan banyak"

  "Biasanya dengarkan lagu bisa bikin ngantuk"

  "Aku tidak suka mendengarkan lagu"

  "Baiklah, coba menutup mata biasanya itu ampuh"

  "Engga mau"

  "Kenapa?"

  "Coba lihat wajahku" ucap Lucas pada Jessy

  "Nah diem aja udah"

  "Eh?? EHH!!" Jessy teriak baru sadar Lucas menatapnya

  "Sssttt!! Orang pada tidur"

  "Ehh iya pak maaf"

  Tidak ada obrolan lain, Lucas kembali membaca bukunya. Lama kelamaan, pundak Lucas terasa berat sebelah. Ternyata ada Jessy yang bersender di salah satu bahunya. Lucas mengangkat satu tangannya, lalu mengelus dengan halus kepala Jessy.

DIRTY TALKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang