20

55.3K 1.1K 24
                                    

  Liburan 3 hari ini sangat berkesan bagi para karyawan. Mereka bisa liburan mewah gratis, semua ditanggung oleh Lucas. Pagi ini mereka semua sedang berada di depan hotel menunggu bus mereka datang. Lucas sedang sibuk menerima telpon di lobby ditemani oleh Zak.

  "Tinggal kita pak yang belum masuk" ucap Zak

  "Baiklah ayo"

  Lucas beserta Zak masuk ke dalam mobil khusus untuk mereka. Dani juga sudah berada di dalam, sang supir segera melajukan mobilnya menuju bandara. Lucas masih sibui dengan ponselnya melihat pesan dan juga email masuk yang tiada hentinya. Pesan itu berisikan tentang semua pekerjaannya dan beberapa diskusi.

  "Pak kapan kita ke Jerman? Saya belum menyiapkan apapun" ucap Zak

  "Minggu depan kita berangkat, makanya kau persiapkan setelah pulang dari liburan ini"

  "Pak saya presentasi?" tanya Zak

  "Tentu saja, bantu Fani disana"

  "Ehh pak!! Saya smaa Fani gak bisa bahasa Jerman!!!" teriak Zak

  Lucas terdiam, nanti juga ia ada presentasi mengenai perusahaan. Sedangakan Fani dan Zak menggemukakan ide baru yang akan semakin membuat perusahaannya terkenal. Lucas tidak mungkin mewakilkan itu semua karena ia tidak tahu ide dan juga maksud dari ide tersebut.

  "Bahasa inggris saja, mereka pasti mengerti"

  "Pak, kami berduakan tidak bisa bahasa inggris"

  "Astaga saya lupa"

  Lucas terdiam lagi, memikirkan masalah lain. Lucas terkendala bahasa dari Fani maupun Zak, tapi ia tidak bisa berangkat sendiri dan juga menjelaskan banyak sekali ide sendirian.

  "Yaudah nanti saya pikirjan di rumah, yang penting kau persiapkan saja sematang mungkin"

  "Itu sudah pasti pak"

  Akhirnya mereka sampai di bandara, sangat cepat perjalanan menuju bandara karena tidak macet. Setelah semua selesai di cek, mereka segera masuk kedalam pesawat. Lucas duduk bersama Dani, di dekat jendela. Dengan topi kesukaannya, Lucas memainkan ponsel sembari mendengarkan musik dari ponselnya. Lama kelamaan Luca mengantuk tidak tahan menahan rasa kantuknya.

  Akhirnya mereka semua selesai melalui perjalanan yang sangat panjang dengan selamat dan aman sampai di tanah air. Lucas segera menelpon Kakang untuk menjemputnya di bandara. Perintah Lucas langsung dilaksanakan oleh Kakang. Sembari menunggu ia berbicara dengan karyawannya yang lain, mereka banyak membicarakan kinerja. Masih banyak yang selalu meremehkan pekerjaannya, Lucas mengerti dan memberi pengertian pada mereka semua.

  Mobil Lucas akhirnya datang dikendarai oleh Kakang. Semua koper dan tas milik Lucas dibantu oleh Kakang untuk memasukannya ke dalam mobil. Lucas juga sudah berada di dalam mobil, menunggu Kakang mengendarai mobilnya hingga ke rumah. Saat baru jalan, Lucas melihat ada Jessy diam di pinggir jalan tampaknya sedang menunggu seseorang.

  "Kang kang berhenti"

  Spontan Kakang memberhentikan mobilnya tepat dihadapan Jessy. Lucas membuka jendelanya untuk melihat Jessy.

  "Ehh Pak Lucas" sapa Jessy

  "Sedang apa disini Jes?" tanya Lucas

  "Nunggu jemputan pak"

  "Loh Fani kemana?"

  "Katanya ada urusan sama manager Zak"

  "Ayo naik mobil saya"

  "Eh?" Jessy terkejut mendengarnya

  "Kang bantu kopernya"

  "Siap"

  Kakang turun menarik koper Jessy lalu memasukannya ke dalam bagasi. Lucas bergeser duduk menjadi tepat di belakang Kakang. Lucas juga membuka pintunya agar Jessy bisa masuk ke dalam. Jessy segera masuk dengan wajahnya yang masih kebingungan. Setelah Jessy masuk, Lucas sendiri hanya diam di kursi sembari memainkan ponselnya. Jessy tidak berani mengeluarkan ponselnya, ia masih tidak sadar bahwa ia sedang diantarkan oleh Lucas selaku atasannya.

  "Pak kemana?" tanya Kakang

  "Ohh ke apartemen SJ"

  "Baik pak" ucapi Kakang

  Kemudian Lucas terdiam lagi dengan ponselnya, Jessy hanya bisa menaruh tangannya di kedua pahanya dan berharap mereka cepat sampai. Jessy merasa malu mengingat ia pernah tidur di kamar milik Lucas, dan ia tidak tahu apakah Lucas tidur disampingnya atau tidak. Terdengar suara ponsel berdering dari tas kecil milik Jessy. Lucas langsung melihat asal bunyi telpon tersebut.

  "Maaf Pak" Jessy mengambilnya dan segera menjawabnya

  "Jes dimana??" tanya Fani

  "Inii la... la.. Lagi diperjalan pulang"

  "Ohh baguslah, aku juga mau pulang ini. Kalau ada apa apa bilang"

  "I.. Iyaa.."

  Jessy memasukan ponselnya kembali ke dalam tas dan menaruhnya dibawah kakinya. Kemudian terdiam lagi seperti sebelumnya.

  "Ohh Kang, berhenti di tempat biasa dulu ya, saya mau beli minum dulu"

  "Siap Pak"

  "Ohh satu lagi, jangan bilang siapapun saya mengantar seorang wanita pulang"

  "Baik pak"

  Lucas kembali memainkan ponselnya, sementara itu Jessy sudah berkeringat dingin. Jessy sangat ingin tau kenapa keluarganya tidak boleh tahu bahwa Lucas mengantarkannya pulang. Sungguh Jessy sangat ingin bertanya namun mengingat kejadian saat liburan membuatnya sangat tidak berani. Mobil yang dikendarai Lucas akhirnya berhenti, tempat ini menjual berbagai minuman dengan macam rasa. Lucas turun begitu saja meninggalkan Kakang dan Jessy didalam mobil.

  ''Kenalkan saya Kakang supir Pak Winston dan Bu Angel"

  "Ohh iya saya Jessy"

  "Sudah kenal lama dengan Pak Lucas?" tanya Kakang

  "Hah, saya masih termasuk baru disana"

  "Ohh begitu ya"

  "Ehh Kang, saya mau tanya"

  "Apatuh?"

  "Itu kenapa keluarganya gaboleh tau Pak Lucas mengantarkan seorang wanita?"

  "Ohh itu, Pak Lucas kan umurnya sudah 25 tahun. Tapi hingga saat ini Lucas belum memiliki seorang wanita"

  "Ohh gitu ya Kang" Jessy tersenyum ternyata itu alasanya

  "Terakhir Ibu sesak napas Lucas bersama seorang wanita yang ternyata Fani sedang rapat disalah satu caffe"

  "Wahh sampai seperti itu ya Kang"

  "Iya, parahnya Pak Lucas bilang tidak mau menikah"

  "Hah masasih Kang? Kenapa sampai gakmau gitu?"

  "Coba tanya saja sama Jessy, saya sudah berjanji tidak akan membocorkannya"

  Tidak lama Lucas membawa minuman sebanyak tiga buah. Ketiga minuman itu tampaknya memiliki rasa yang sama. Setelah menutup pintunya, Kakang segera melanjutkan perjalannnya yang sedikit macet ini.

  "Nih Kang" Lucas memberi satu buah minumannya pada Kakang

  "Ohh iya terima kasih Pak"

  "Ini untuk Jessy"

  "Ehh"

  "Udah minum saja sembari menunggu kemacetan"

  "Ini udah yang ke berapa kali ya pak" ucap Jessy seraya mengambil minuman itu dari tangan Lucas

  "Saya lupa, sekitaran 2"

  "Terimakasih Pak"

  Mereka melanjutkan perjalanan dan kemacetan lama kelamaan berhenti dan jalan menjadi longgar.
-
21.00 chapter 21

DIRTY TALKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang