Saat ini Hanna dan William sedang berada di kedai es krim dekat dengan toko buku tadi. William memesan es krim rasa Vanilla, sedangkan Hanna sendiri lebih memilih rasa coklat.
"Jadi, bagaimana kalau kita mengobrol tentang diri kita masing-masing?" Tawar Hanna.
"Hmm.. boleh." Jawab William.
"Oke, jadi kau pindahan darimana?"
"Aku dari California awalnya."
"Lalu, kenapa kau pindah ke sini?"
"Ya, aku mengikuti perintah Ayahku untuk pindah dan tinggal di sini."
"Bagaimana kau di California? Apakah di sana menyenangkan? Kau mempunyai banyak teman di sana?"
"Sama saja seperti di sini. Aku mempunyai beberapa teman lelaki, tetapi aku tidak terlalu dekat dengan mereka. Karena aku selalu dikerumuni banyak wanita."
"Ternyata anda adalah orang yang sombong." Ujar Hanna sambil tertawa.
William ikut tertawa, "Haha aku tak bermaksud sombong."
Perbincangan mereka seketika berhenti sejenak. Hanna menatap wajah William sangat intens. Hanna selalu suka melihat William tertawa. Dan hal itu membuat William sedikit merasa aneh.
"Hanna? Kau tak apa?" Tanya William.
"Ya, Aku hanya suka dengan senyummu." Jawab Hanna.
William yang mendengar ucapan Hanna sedikit membuatnya kikuk. Menurutnya Hanna sangat santai dalam berbicara tanpa mengetahui perasaan lawan bicaranya.
"Aku ingin bertanya padamu." Ucap Hanna.
"Tanyakan saja."
"Apa kau pernah berpacaran sebelumnya?"
William terlihat bingung sebelum menjawab, "Pernah. Dan Itu karena aku dipaksa untuk menjadi pacarnya."
"Oh ya? Selain itu? Apa kau pernah mengajak wanita berpacaran?"
"Tidak pernah."
"Seriously? Kenapa? Padahal banyak yang menyukaimu."
"Entahlah, aku merasa belum ada yang cocok mungkin? Aku sebenarnya merasa risih bila didekati banyak wanita seperti itu. Lagipula aku sudah menetapkan hati untuk seseorang." Jelas William sambil tersenyum.
"Benarkah? Kurasa perempuan itu pasti sangat beruntung." Ucap Hanna. Dalam hati sebenarnya ada perasaan sedikit kecewa. Ternyata William yang diincarnya sudah menaruh hati pada perempuan lain. Hanna berpikir siapa perempuan itu? Apakah Hanna harus mencari tahu?
"Lalu bagaimana denganku? Apa kau merasa risih bila di dekatku?" Lanjut Hanna bertanya.
"Kau berbeda Hanna. Kau tidak seperti mereka. Kau tidak pernah selalu mengikutiku seperti yang lain."
Hanna hanya tersenyum senang ketika mendengar ucapan William barusan. Memang itulah salah satu rencana Hanna. Hanna tak akan mengejarnya secara terang-terangan. Tetapi Hanna akan bermain secara halus.
"Kalau begitu, aku tahu bagaimana caranya agar kau tidak selalu ditempeli banyak wanita seperti itu." Ucap Hanna.
"Bagaimana?"
***
Pagi ini Hanna tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Hanna hanya memoleskan sedikit make up ke wajahnya sambil tersenyum. Ia merasakan moodnya sedang baik hari ini. Entahlah, apa yang membuatnya senang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Werewolves
Teen FictionHanna tak pernah menyangka bahwa dunia fantasi benar-benar nyata. Ia berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi. Tetapi Hanna akhirnya terjebak dalam kenyamanan di dunia fantasi itu. Kebahagiaan yang tak pernah lagi dirasakannya kini hadir kembali di d...