- 8 -

99 41 10
                                    

     Seorang lelaki muda sedang mengamati sebuah foto di genggamannya. Matanya terlihat seperti menerawang sesuatu, keningnya sedikit mengkerut seperti berusaha mengingat kejadian yang telah lama. Di dalam kamarnya yang bernuansa putih dan abu-abu itu, ia sendiri ditemani oleh sunyinya malam yang dingin.

     Wanita manapun yang melihat wajahnya, pasti akan terpesona dalam sekali lihat. Pahatan wajahnya yang nyaris sempurna itu membuatnya dengan mudah memikat wanita manapun. Apalagi disaat ia sedang serius seperti itu, ketampanannya seakan bertambah berkali-kali lipat.

     Terlihat seorang anak perempuan sekitar umur 5 tahun di dalam foto yang dipegangnya itu. Foto anak perempuan yang berkuncir dua sambil memangku seekor anak anjing. Seperti sebuah foto yang diambil secara diam-diam tanpa diketahui oleh gadis kecil tersebut.

Flashback on.

     Seorang gadis kecil sedang duduk sendiri di kursi taman pada sore hari. Wajah disekitar mulutnya penuh dengan noda coklat karena ia sedang memakan es krim di genggamannya. Ia begitu menikmati makanannya sambil mengayunkan kakinya yang menggantung. Tak lama ia melihat ada seekor anak anjing sambil menatapnya. Awalnya gadis kecil itu acuh, namun matanya menangkap sebuah luka di kaki anak anjing itu, membuatnya tergerak untuk menghampiri anak anjing itu.

     Dan benar saja, kaki anjing itu terluka karena tertancap sebuah ranting kecil namun tajam, yang bisa membuatnya merasa kesakitan.

     Dengan segera gadis kecil itu membuang tempat es krimnya ke tempat sampah, dan mengelap tangannya yang kotor di bajunya sendiri. Membuat bajunya yang bermula bersih menjadi ternodai coklat.

     "Hei.. kakimu terluka. Mari ku obati." Ucap gadis kecil itu.

     Gadis kecil itu mengangkat anak anjing tersebut ke pangkuannya. Berusaha menenangkan si anjing dengan mengelus kepalanya. Dan mengeluarkan ranting kecil yang tertancap di kaki anak anjing itu. Beruntung si anak anjing tersebut tidak banyak bergerak, hanya mengeluarkan suara mengaung menahan sakit di kakinya.

     Namun darah tetap keluar dari kaki anjing tersebut. Walaupun tidak deras, tapi darah tersebut terus mengalir. Membuat gadis kecil itu kebingungan dan akhirnya memutuskan untuk membawa anjing tersebut pulang ke rumahnya. Untunglah rumahnya tidak terlalu jauh dari taman itu.

     Ketika sampai di rumah, gadis kecil tersebut disambut hangat oleh ibunya. Tetapi ibunya dibuat heran, karena putri kecilnya pulang sambil membawa seekor anak anjing.

     "Hanna sayang.. anak anjing siapa itu?" Tanya Ibunya.

     "Tidak tahu, Bunda. Hanna membawanya karena kaki anak anjing ini terluka."

     Ibu Hanna pun akhirnya membolehkan Hanna membawa masuk anak anjing tersebut. Dan ikut membantu mengobati lukanya. Setelah selesai diobati, anak anjing tersebut diberi makan dengan daging sisa yang masih disimpannya dikulkas.

     "Bunda, bagaimana bila anak anjing ini tinggal dirumah kita untuk sementara, sampai ada yang mencarinya." Usul Hanna.

     "Baiklah, asal kamu mengurusnya dengan benar." Ucap Ibu Hanna sambil tersenyum dengan tangan yang membelai lembut kepala Hanna.

     "Yeyyy!! Siapp Bundaa!!" Ucap Hanna kegirangan.

     Ibu Hanna yang melihat putrinya senang pun hanya terkekeh gemas. Tangannya tidak berhenti untuk terus membelai lembut rambut putri semata wayangnya.

     "Bunda, jenis anjing apa ini?" Tanya Hanna sambil menatap Ibunya dengan polos.

     Ibu Hanna pun memasang raut wajah seperti berpikir, "Sepertinya serigala." Jawab Ibu Hanna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love WerewolvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang