Tujuh

50 14 0
                                    

Cinta kita bagikan sajak tanpa majas yang akan terbentuk sebuah kalimat hambar penuh makna

******

Jakarta dengan segala keramainnya dipagi hari menyambut setiap orang yang membawa sejuta harapan baru namun tidak dengan Revan lelaki itu tidak seperti orang lain yang menyambut pagi dengan hati yang gembira berkumpul bersama semua anggota keluarga mengililingi meja makan sambil menikmati sarapan sebagai bekal untuk memulai hari bahkan untuk saat ini ia tidak mendapati orang tuanya yang tidak terlihat batang hidungnya sedari tadi malam

"Bik papa sama dimana?"tanya Revan ketika mendapati asisten rumah tangganya

"papa sama mamanya den Revan katanya lagi keluar negeri"kata bi Iyem

"Kok udah jalan lagi, bukannya kemarin baru pulang" kata Revan

Mendengar ucapan Revan bik iyem hanya tersenyum sambil menjawab Revan yang sudah ia anggap sebagai anaknya bagaimana tidak ia sudah merawat Revan sedari kecil dan diapun lebih mengenal watak Revan daripada kedua orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaan"Mungkin masalah kerjaan, yaudah kalo gitu aden sarapan dulu yah bibi siapin"

"Makasih bi tapi Revan gak sarapan deh soalnya buru-buru"

"mau buru-buru apapun harus sarapan ntar sakit lagi" kata bik Iyam dengan penuh perhatian. Begitulah bik iyem sudah seperti ibu kedua bagi Revan mungkin karna ia sudah merawat Revan dari masih bayi

"Tapi bik nanti pacar Revan marah lagi"kata Revan sambil cengengesan

"Gak kok pasti pacar kamu nge___"

"Aduh bi ini dosen Revan nelpon. dah bibi cantik, hallo"kata Revan sambil mengangkat telfonnya yang ternyata hanya rekayasa belaka sedangkan bik Iyem hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Revan yang dengan sengaja memotong ucapannya. Sebenarnya Revan ingin sekali sarapan tapi karna lagi-lagi ia makan sendiri oleh karena itu ia segera buru-buru pergi sebelum mendengar nasihat bi sum yang akan selalu membujuknya untuk makan karna bik sum pasti akan sangat kuatir bila tau kalo Revan sakit hanya gara gara gak makan, hal itupun yang membuat Revan kadang berfikir mungkin bik sum-lah yang lebih mempedulikannya lebih dari sang mama yang hanya mengurusi pekerjaanya

******
Pagi ini tidak seperti biasanya citra tidak semangat untuk kuliah pergi kuliah bukan tanpa alasan tapi
Sedari tadi ia merasakan rasa sakit yang akhir-akhir ini selalu ia rasakan seperti rasa sakit dibagian belakang, mual dan urine yang sedikit gejalah tersebut selalu ia rasakan namun sebisa mungkin ia sembunyikan dari orang-orang yang ada didekatnya

Dengan sekuat tenaga ia bangkit dari tempat tidurnya karna kalo tidak pasti oramg rumah akan curiga dan akan tau kalo dia sakit dengan segera citra bersiap untuk menuju kampus sebelum apa yang dipikirkan terjadi

"Citra kamu baru kok bangun?"tanya sarah adalah Bunda dari citra

"Hehe tadi malam banyak tugas jadi citra begadang deh..."

"Kamu sakit....?"tanya sarah sambil meletakan punggung tangannya pada dahi citra guna memeriksa suhu tubuh "muka kamu pucat loh"

"Ngak kok bun mungkin karna citra tidurnya gak cukup" kata citra yang semuanya Bohong patut digaris bawahi karna berbohong itu dosa meskipun dengan seribu macam alasan

"Kamu alasan aja, udah hari kamu gak usah ngampus dulu deh"kata sarah khawatir

Tentu saja citra tidak akan mengikuti saran sang bunda karna tidak ada dalam kamusnya kalo harus berdiam diri dirumah dan memanjakan penyakit

"Udah ya bun gak usah khawatir citra gak papa. Dah..." kata citra setelah mencium tangan kiri Bunda
.
.
.
.
.

Hallo-hallo gue muncul lagi bagikan mentari yang malu malu sama awan hitam hehe😂😂😂
Maaf baru updet dan part yang ini pendek karna author kan anak sekolahan jadi syibuk say(alay).

Jangan lupa vote and comen yah...😊

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang