6

1.9K 195 19
                                    

Taeyong baru saja masuk ke dalam rumah, ia sedikit terkejut ketika jaehyun sudah ada di hadapannya sambil melipat tangan dan menatapnya datar. Ia hanya menunduk dan mengumpulkan keberanian sekali lagi.

"Masih ingat pulang ternyata"singgung jaehyun.

"Maafkan aku jae. Aku ingin.."

"Kau tau, bagaimana khawatirnya aku ketika kau tidak ada di rumah? Bagaimana khawatirnya aku ketika mengetahui kau bersama pria lain? Apa kau mengerti perasaanku, bubu?"

Suara jaehyun semakin merendah, tatapan dinginnya berubah menjadi tatapan sendu penuh kekhawatiran, marah, dan kekecewaan.

"Ma-maafkan aku jaehyun, maaf. Mungkin hasil pemeriksaan ini bisa menjelaskannya,.."

Jaehyun mengambil kertas yang diberikan taeyong padanya. Hatinya remuk ketika mengetahui isinya.

"....kita batalkan saja pernikahan ini. Aku tak sempurna untukmu jaehyun, kau bisa.."

Belum juga taeyong menyelesaikan kalimatnya, jaehyun sudah lebih dulu mencium bibirnya dan menyatukan kening mereka.

"Tidak, sayang. Aku tidak mau. Aku tidak ingin kehilanganmu. Cukup 18 tahun ini aku menunggu, kau tidak bisa pergi lagi. Bahkan bila kau tak dapat berjalan atau melihat sekalipun, aku tak ingin meninggalkanmu. Kau milikku taeyong, kau milikku."

Jaehyun memeluk taeyong, sedangkan si kecil lagi lagi menangis di dekapan kekasihnya. Pertahanannya runtuh, hatinya benar benar sakit. Tiada yang paling sakit bagi seorang wanita selain kehilangan anak dan tak bisa memiliki anak, terlebih wanita dewasa seperti taeyong.

Jaehyun mengangkat tubuh taeyong masuk ke kamar mereka, taeyong tak melawan. Ia terlalu lemah untuk itu.

Mereka sudah berada di ranjang, taeyong menelusupkan kepalanya di leher jaehyun. Menghirup aroma maskulin sang kekasih, ternyata bisa mengurangi kesedihannya.

"Sayang, tidur ya. Jangan pikirkan lagi. Aku tak ingin kau stress nantinya. Maaf aku tadi membentakmu, sekali lagi maafkan aku."

Taeyong mendongkak menatap jaehyun, lalu beranjak turun dari ranjang.

"Mau kemana?"

"Aku ingin mandi. Ingin bergabung?"

Jaehyun bersmirk lalu mengikuti taeyong masuk ke kamar mandi.

Kini, mereka berdua sedang berada di dalam bathup. Taeyong bersandar sambil memejamkan matanya, sementara jaehyun memeluknya dari samping dengan tangan yang sudah kemana mana.

"Jae ahh, hentikan."desah taeyong pelan.

Bukannya berhenti, jaehyun langsung menarik taeyong ke atas pangkuannya.

"Kau harus tanggung jawab sayang. Adikku berdiri karenamu."

"Aku tidak melakukan apapun, kenapa aku harus bertanggung jawab? Tidak. Itu hanya akal akalanmu saja jaehyun."

"Kau yang mengajakku mandi bersama, dan adikku tegang karena melihatmu. Salahkan saja pada tubuhmu, kenapa begitu mudahnya membuatku ereksi."

BUBU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang