1

8.1K 341 2
                                    

.

.

.

International Healthcare Center
Seoul National University Hospital
Yeongeon-dong, Jongno-gu, Seoul

Matahari pagi mengintip dibalik sisi gedung-gedung tinggi, sinarnya menembus masuk ke setiap sudut rumah sakit. Kim Jihyun, seorang wanita paruh baya membuka tirai jendela kamar berwarna putih polos. Perlahan matahari menembakkan sinarnya kedalam ruangan.

Sebuah ruangan yang bersih dan nyaman. Jihyun mendekati ranjang rumah sakit, didepannya seorang anak muda berusia tujuh belas tahunan terbaring. Setengah wajahnya tertutup masker yang terhubung dengan tabung oksigen disampingnya. Tangan kanannya ditusuki jarum infus yang terus menetes yang menjadi makanannya setiap hari.

Jungkook, anak muda itu, tetap menggunakan masker oksigen karena sempat mengalami kritis dan tersadar beberapa detik sebelum akhirnya tertidur kembali.

"Kookie, eomma bersihkan badanmu ne,"wanita itu menyeka pelan tangan Jungkook, anaknya, yang mengalami koma sejak seminggu lalu.

Tok tok tok

"Sillyehamnida,"nampak seorang perawat masuk tanpa menunggu jawaban dari si pemilik kamar.

"Pagi ajumma, saya beri obat dulu ya,"perawat berusia dua puluh tahunan itu nampak bersemangat menyuntikkan obat ke botol infus Jungkook. Dia memang suster magang yang selama ini merawat Jungkook, namun cukup ahli dengan kemampuannya meski terbilang masih anak magang.

"Ye, silahkan,"keduanya tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, tak berapa lama Jihyun dikejutkan oleh gerakan singkat jari telunjuk Jungkook.

"Eoh? Ganhosa, Jungkook bergerak!,"Jihyun melebarkan pupil matanya menangkap gerakan jari Jungkook untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Pergerakan kecil saat pasien mengalami koma itu pasti akan terjadi, ahjumma. Jika Jungkook mulai menunjukkan tanda-tanda siuman, panggil saya, nanti saya akan panggilkan dokter untuk pemeriksaan Jungkook lebih lanjut. Tapi ahjumma tidak boleh menyerah, Jungkook pasti cepat siuman."

"Kookie...ini eomma, sayang. Kookie bangun sayang...,"Jihyun memegang tangan kiri Jungkook, berharap Jungkook mendengarnya dan membuka matanya, tanpa memperdulikan apa yang suster itu katakan.

"Baiklah ahjumma, saya pamit. Jungkook-ssi, cepat sembuh ya...permisi ahjumma."

"Ye,"Jihyun pasrah dan membiarkan suster pergi. Kepalanya tertunduk, kedua tangannya masih menggenggam tangan kiri Jungkook, batinnya memohon pada Yang Kuasa agar anaknya cepat siuman.

"Hemh..."sebuah suara muncul ditengah keheningan ruang itu, Jihyun spontan memalingkan wajahnya kearah Jungkook.

"Kookie! Kau sadar, nak. Syukurlah."Jihyun mengelus kepala Jungkook beberapa kali dan membiarkan kerinduannya pada Jungkook pecah seketika. "Sebentar eomma panggil dokter,"Jihyun langsung berlari keluar pintu tanpa menyeka air matanya.

"Young Soo! Suster!". Suara itu semakin lama semakin jelas terdengar ditelinga Jungkook. Akhirnya ia kembali...

-

-

Jihyun membiarkan Jungkook diperiksa Young Soo. Masker oksigen yang Jungkook gunakan sebagai alat bantu pernapasannya selama ini sudah dilepas. Meski masih tampak pucat, dokter muda itu menyatakan Jungkook mengalami peningkatan kesehatan yang pesat dan tidak perlu melakukan perawatan intensif lagi.

A piece of memory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang