Bab 3

13 1 0
                                        

Beberapa jam sebelum peristiwa Kiya bunuh diri

Kiya pulang ke apartemen dengan wajah tertekuk lemas. Butuh usaha yang keras untuk menyeret tubuhnya hingga pintu unit apartemennya. Kemudian dia menghempaskan tubuhnya secara keras di atas tempat tidur yang menimbulkan bunyi keras. Kiya memejamkan matanya, mengingat kejadian-kejadian menyebalkan yang terjadi seharian ini.

Pertama, ingatkan Kiya melayang pada ingatan tentang buruknya presentasi yang dia bawakan tadi di kelas. Tak hanya membuat malu dirinya sendiri melainkan kelompok diskusinya juga. Tidak pernah terpikirkan bahwa ada masalah di tengah-tengah presentasi. Tiba-tiba otaknya merespon begitu lambat ketika membaca suatu kata yang asing. Kiya terpaksa harus mengeja kata-kata itu. Presentasi itu memang disusunnya bersama teman satu kelompoknya, namun teman-temannya tidak memberi tahunya ada beberapa slide yang diganti. Salahnya juga, tidak membaca isi keseluruhan presentasi tersebut sebelum ditampilkan.

Sayangnya, kesalahan yang dilakukannya itu ketika mempresentasikan satu slide tersebut berlanjut hingga slide-slide terakhir dari power point yang dia presentasikan.

Malu... Itu pasti.

Harusnya presentasi yang dia bawakan mendekati sempurna sesuai dengan bayangannya, namun kenyataan presentasi kelompok mereka menjadi terburuk sepanjang matakuliah itu. Kiya mendapat kritik dan komentar dari dosen yang melihat presentasinya tersebut. Sisanya, teman-teman yang mengambil matakuliah itu menertawakannya.

Beruntung teman-temannya satu kelompoknya memaklumi. Bagi mereka, Kiya salah karena tidak membaca power point yang telah mereka kirimkan. Namun, mereka juga memegang porsi kesalahan yang sama besarnya dengan Kiya. Mereka lupa memberitahu Kiya, ada beberapa slide yang mereka ganti tanpa memberitahu seluruh anggota kelompok. Sialnya, bagian tersebut sangat menjatuhkan nilai presentasi dan mental Kiya dalam waktu yang bersamaan.

Wajah Kiya tertuduk malu. Grace mengelus tangan kanan Kiya bermaksud untuk menenangkan sekalian meminta maaf. Kiya menoleh kepada Grace sambil melemparkan senyuman maklum. Arga yang duduk di sebelah Grace juga memberikan tatapan seolah meminta maaf pada Kiya.

Kiya dan kelompok presentasinya hanya diam mendengarkan perkataan yang berisi saran, tanggapan, kritik mengenai seluruh presentasi kelompok hingga akhir matakuliah tersebut. Untungnya mereka kelompok terakhir yang harus mempresentasikan tugas matakuliah tersebut sehingga tidak perlu menunggu lama menanti kelas berakhir.

Waktu 10 menit terasa begitu lama bagi Kiya. Malu, kesal, dan merasa bodoh teraduk menjadi satu. Ingin rasanya Kiya sesegera mungkin menghilang dari ruangan kelas ini. Ketika Pak Ahmad, dosen yang bertanggung jawab terhadap matakuliah ini meninggalkan kelas, dengan segera Kiya merapikan seluruh peralatan tulis dan memasukkannya ke dalam tas sandangnya.

"Kiya, gue sebagai perwakilan kelompok kita mau minta maaf. Seharusnya gue ngasih tahu lo kalo ada beberapa slide yang diubah redaksi kata dan diganti isinya" ujar Joycke dengan nada penuh penyesalan ketika Kiya hendak meninggalkan ruang kelas.

"Gue juga punya porsi kesalahan kok atas kekacauan presentasi hari ini, Joyck." Kiya mengakui kesalahannya kemudian berjalan mendekati Joycke dan teman-teman satu kelompoknya. "Harusnya, gue lebih proaktif bertanya tentang isi presentasi hari ini."

Kiya menatap satu-satu wajah teman-teman satu kelompoknya. Ada rasa yang tidak bisa dijelaskan tergambar di raut wajah mereka ketika mereka menatap Kiya. "Don't worry guys. I'm fine. Sorry I messed it all up". Kiya mengatakan itu dengan senyumnya mengembang setelahnya Kiya berjalan meninggalkan teman-temannya.

Langkah Kiya membawa Kiya menuju sebuah taman yang letaknya tak jauh dari gedung fakultasnya. Kiya duduk di bangku yang terletak di bawah pohon rindang. Perlahan Kiya menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan. Menurut artikel dari salah satu situs gaya hidup yang pernah ia baca, teknik ini dapat membantunya mengendalikan emosinya serta memberikan ketenangan. Ini dilakukannya berkali-kali hingga dia mendapatkan ketenangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Healing Kiya's SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang