Mereka bilang, fase mati rasa itu nyata, bahkan sekalipun kita sedang mencintai seseorang. Setelah mengalaminya sendiri, aku paham itu memang benar adanya. Aku pernah merasakan fase mati rasa di saat sedang mencintai seseorang. Tapi, itu ternyata berlangsung cukup lama sampai seseorang itu sudah tidak lagi aku cintai.
Cerita ini memang menyinggung pembahasan mengenai mati rasa. Sosok aku yang dulu pernah menangguhkan hampir seluruh hidup untuk seseorang yang bahkan hatinya tercipta bukan untukku. Habis-habisan aku mencintainya, hingga aku sendiri tidak lagi merasakan cintanya. Tapi, satu hal yang aku pelajari dari kisah tersebut, tentang cinta yang seharusnya diberikan kepada seseorang dalam porsi yang secukupnya saja.
Jadi, apa kalian siap merasakan kedukaan dan patah hati yang aku alami? Cerita ini mungkin bisa membuat sebagian dari kalian tersinggung. Bagaimana pun juga, siapa saja bisa merasakan seperti kisahku ini. Tapi mungkin, luka yang aku terima tidak sedalam luka daripada kalian.
Jika berkenan membacanya, silakan. Sedikit yang menarik di cerita ini, tapi cukup banyak pelajaran yang akan didapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYNOSURE (On Going)
PoetryPatah hati membuatku mati rasa. Kehilangan bisa menciptakan ketidakpercayaan akan cinta. Tak diberi waktu untuk menunda rasa, tetapi terjeda akibat luka. Menyelam dengan alunan nada yang dinyanyikan oleh "Umay Shahab" bersama Perayaan Mati Rasa-nya...