Sepenggal kata Cinta Untukmu

43 0 0
                                    

Aku mungkin tak sepandai kumbang dalam memilih bunga tapi untuk saat ini aku memilihmu karena memang kau memberikan kepantasan untuk di pilih. Sulit bagiku untuk menjelaskannya lebih detail lagi. Ketika mereka mengatakan cintanya lebih dalam dari samudera maka aku tidak ingin demikian karena dalamnya samudera sulit untuk diukur. Ketika mereka mengatakan cintanya sebesar dunia, maka aku tidak ingin demikian karena dunia ini terlalu luas untuk dijelajahi. Ketika mereka mengatakan cintanya seluas jagat raya, maka aku tidak ingin demikian karena jagat raya ini milik semua orang. Aku cukupkan dengan sederhana. Sesedehana rembulan yang setia menemani malam, sesederhana mentari yang tak kenal lelah mamancar di pagi hari.

Katamu cinta tidak harus memiliki. Bagiku cinta harus memiliki, karena terlalu konyol jika aku memberikan cinta sementara kau memberinya ke orang lain. Bukankah itu tak ubahnya cinta bertepuk sebelah tangan. Kuberikan tanganku sementara tanganmu menggenggam tangan orang lain. Lalu untuk apa aku memendam rasa sendirian ketika rasa ini bisa diberikan dan diterima oleh orang yang lebih baik dan menerima apa adanya dengan segala ketidakperdulian tentang ada apanya.

Ah, sudahlah. Hati kadang bermain hati dan tidak hati-hati hingga akhirnya memprihatinkan dan sakit hati. Seperti cinta yang kau suguhkan, dibibirmu aku terpedaya ketika hatimu memperbudakku. Kau bilang kau cinta, tapi cintamu kau obral ke semua orang. Kau bilang kau sayang, tapi sayangmu kau istimewakan untuk orang lain. Lalu kau ingin kembali setelah kau menjatuhkanku ke dalam cinta yang kau kotori. Aku tak sekonyol yang kau bayangkan dan tak segoblok yang kau pikirkan.

Kalau kau kembali atas letihmu dengannya. Bisa saja aku menerimamu tapi tidak dengan hatiku. Kata cinta yang kau agungkan dulu telah membusuk seusai kau nodai. Tapi aku tak sejahat itu untuk menolakmu. Bukankah aku selalu terbuka untuk membantu. Membantumu agar kamu sadar bahwa mencapakkan sangat menyakitkan dibanding kata ingin berubah. Setidaknya kau tak berubah menjadi wonder woman maka itu lebih baik, agar siapapun yang datang nantinya, bisa lebih nyaman. Tapi tidak denganku. Hingga waktu yang tak menentu, sulit bagi kita menyatukan hati kembali setelah kau buatnya berkeping.

Bukankah kata cinta itu terlalu manis untuk kau lukai. Lalu kenapa harus ada luka?. Sepenggal kata cinta yang kau ucapkan lebih pahit dari empedu. Bukankah ulang kali aku katakan, jangan pernah bermain hati kelak hatimu akan dipermainkan. Lalu kau datang dengan lukamu berharap aku sebagai penawar. Mungkin aku terlalu baik. Hingga buas dan amarah yang bersemayam dalam jasadku terlalu rapuh untuk melihat tangismu. Tapi bukan berarti kau bisa leluasa masuk ke dalam hatiku. Dalam mimpi pun kau takkan bisa.

Aku memilih memantaskan hati untuk seseorang yang lebih pantas agar bisa dipantaskan. Sepenggal kata cinta yang aku suguhkan adalah diriku. Lukanya adalah lukaku. Maka aku tidak akan membuatnya terluka karena aku tidak ingin terluka lagi setelah banyaknya luka yang aku terima. Cinta itu terlalu sakral untuk dipermainkan dan di obral sana sini. Membuat diri menjadi berkelas akan lebih baik dibanding memilih cinta yang di obral sana sini dan menjadi rebutan banyak orang.

Ah, sudahlah. Kita cukupkan sampai disini. Maju kita akan jatuh, mundur pun demikian. Kita diamkan kediaman ini. Menanti sebuah jawaban yang tak pasti adalah hal yang sangat melelahkan. Bukankah terjatuh sangat menyakitkan. Lalu kenapa kau memilih untuk jatuh ke dalam kubangan cinta. Sementara kau tak mampu bangkit setelahnya. Hatimu terlalu lemah untuk itu. Kau buatnya laksana ranting kecil hingga mudah patah, kau inginkan terlalu dalam hingga bangkit pun kau tak mampu, kau buatnya terlalu lemah hingga mudah sakit dan rapuh.

Sepenggal kata cinta akan tetap manis dan nikmat jika kita menikmatinya dengan hati yang manis. Tidak perlu menghebohkannya dan mengumumkannya pada dunia. Hingga waktu yang tepat dunia akan kehebohan dengan sendirinya. Jangan pula menjadi perekat yang sulit untuk melepas. Hingga menyiksa diri dalam ketidakpastian. Karena cinta tidak pernah menginginkan demikian. Tataplah ke depan, walau sekali waktu kita harus belajar dari banyaknya hal yang telah ditinggalkan. Jika masih ada waktu, maka tidak perlu membuat diri berlarut dalam hal-hal konyol yang menjadi penghambat untuk kita melangkah. Kalaupun hari ini adalah menyakitkan, maka esok belum tentu demikian.

Ingat, jangan coba kau permainkan cinta yang telah kau tanam dan kau semai, karena suatu ketika Ia akan runtuh dihatimu. Maka jangan salahkan aku atau dia tapi tanyakan kedirimu sebagai pelaku utamanya. Bukankah karena demikian, lalu kau mengatakan semua orang sama. Tolong jangan samakan aku dengannya. Dia mungkin sering membuatmu menangis tapi aku akan berusaha selalu membuatmu tertawa.

Lalu kita biarkan cinta ini tumbuh dan merekah. Sekali waktu kita perlu memberinya pupuk agar tetap subur. Sekali waktu kita perlu menggoyahkannya, agar bisa tau sampai dimana kekuatannya. Sekali waktu kita diamkan agar bisa tau bagaimana caranya berbicara. Sekali waktu kita buat keributan agar bisa belajar bagaimana caranya untuk diam. Sekali waktu kita membuatnya berantakan agar bisa belajar bagaimana cara membuatnya rapi kembali. Sekali waktu kita menciptakan masalah agar bisa belajar bagaimana cara menemukan solusi yang baik. Sekali waktu kita perlu membicarakan dan mempertimbangkan keseriusan setelah banyaknya hal dan ujian yang telah kita lewati. Sekali waktu kau pun harus tau bahwa aku selalu merindu bahkan jika itu bukanlah sesuatu yang aku harapkan dan sesuatu yang tidak kau ketahui.

"Aku akui sepenggal kata cinta bisa menghidupkan jiwa yang malas tapi bisa juga mematikan jiwa yang rajin. Bisa membuat hamparan bunga yang indah, tapi bisa juga menjadikannya tak berarti. Bisa mengobati tapi bisa juga menjadi penyakit bahkan membunuh. Banyak yang tak sadar akan hal itu".

Jangan Lupa Part Duanya dibaca juga yaa

by I am Tod

Rampai RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang