Hangyul sedang hamil muda. Kandungannya baru menginjak usia sebelas minggu. Makanya Seungyoun mual mual. Jadi Seungyoun sangat mendamba buah buahan asam untuk menghilangkan rasa mualnya.
Mengidam, ceritanya.
Dan ya, hal semacam ini bisa terjadi pada siapa saja. Pada suami mana saja.
"Sudahlah Hangyul, ini tidak akan berhasil. Aku benar benar butuh mangga muda sekarang," keluh Seungyoun frustrasi setelah membersihkan sisa sisa liur di area bibir menggunakan air kran. Di depan wastafel, Hangyul masih memijati tengkuk suaminya agar merasa lebih baik.
"Aku mengerti."
Hangyul memapah Seungyoun yang sangat lemas itu ke tempat tidur. "Istirahatlah," titahnya.
"Tapi sayang, aku harus beli buah buahan."
"Dalam kondisi sakit begini? Tidak, tidak. Kau tunggu di sini. Biar aku yang belikan. Jangan membantah." Kalimat terakhir Hangyul adalah cara ia menginterupsi Seungyoun yang mulutnya sudah terbuka hendak memprotes. Jadi, tidak ada yang bisa Seungyoun lakukan selain patuh.
"Tidurlah, supaya kau tidak merasakan mualnya." Hangyul menidurkan Seungyoun, menyelimutinya hingga sebatas dada.
"Tapi ini sudah malam dan udara sangat dingin, apa kau yakin akan baik baik saja?" Seungyoun bertanya khawatir. Ia jadi merasa tidak enak hati karena telah merepotkan sang istri.
"The cold never bothered me anyway."
Seakan terdistraksi dari rasa mualnya, Seungyoun terkekeh. "Baiklah, Elsa."
"Mangga muda tidak akan ada di pasar. Harus langsung memetik dari pohonnya. Tapi tidak ada pohon mangga di sekitar sini. Tapi jika ada, apakah aku harus memanjatnya?"
"Jangan gila. Kalau kau jatuh bisa bahaya."
"Ya sudah. Aku akan belikan buah apapun yang asam, oke?"
Seungyoun mengangguk. Sekehendak Hangyul saja deh. Toh Hangyul juga yang memegang keuangan rumah tangga.
Setelah mengenakan mantel tebalnya, Hangyul berlalu. Pergi ke pasar terdekat untuk mendapatkan apa yang ia mau. Tidak, lebih tepatnya apa yang akan sekiranya Seungyoun butuhkan.
Dan berakhir membeli lemon, plum, belimbing, dan stroberi.
Biarlah demi kesembuhan suaminya dia sangat royal kali ini.
Kondisi Seungyoun makin memburuk.
Ia semakin sensitif dari hari ke hari.
Tidak bisa makan nasi, bubur, makanan enak seperti pizza juga tidak bisa. Ia hanya bisa memakan roti dengan selai stroberi.
Hanya melihat saus keju dan saus teriyaki saja dia langsung merasa ingin muntah. Karena dari saus saus itu ia langsung membayangkan daging. Melihat piring dan gelas kotor bekas makan ia dan Hangyul, panci dan pan kotor bekas Hangyul memasak, itu semua juga membuatnya seketika berlari ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan saliva. Pokoknya sensitif sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Blessing in Disguise 🗑 Seungyul [⏯]
FanfictionBukan cerita humor Bukan cerita horror Bukan cerita kotor Bukan pula cerita yang mengundang tremor Hanya sepotong keisengan dari seseorang yang menolak dipanggil author Seungyul/chonamgyul random trash Top!Seungyoun bot!Hangyul Implied!MPREG ©2019...