😺

517 64 8
                                    

Hangyul tidak ingin menyalahkan Yohan, tapi dengan apa yang telah terjadi, ia tidak bisa menahannya.

Sepulang dari rumah sakit tadi, Seungyoun dan Hangyul mendatangi kediaman Yohan untuk mengambil Dohyon kembali.

Tanpa mengira sebelumnya bahwa bocah itu akan jatuh sakit.

"Kenapa kau tidak bilang sih?!"

"Maaf Hangyul, aku tidak mau membuatmu khawatir. Jadi aku mencoba merawat Dohyon sebisaku."

"Kau tidak punya anak jadi kau tidak tahu apa apa soal mengurus anak kecil yang sakit!"

Sesungguhnya Yohan sedikit sensitif dengan topik seputar anak. Ia tidak memilikinya. Karena ia tidak menikah. Dan ia tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.

Tapi ketika Hangyul menyalahkan situasi padanya seperti barusan, ia bisa mengerti itu.

Hangyul pasti sangat mengkhawatirkan putranya hingga ia semarah itu.

"Sudahlah Hangyul, Yohan tidak bermaksud begitu. Aku yakin ia sudah berusaha sebaik mungkin."

"Tapi-"

"Kim Yohan, terima kasih karena telah merawat Dohyon. Dan maafkan Hangyul atas perkataannya tadi."

"Y-ya... Aku yang minta maaf, astaga. Aku akan bertanggung jawab."

"Tidak perlu. Kami akan membawa Dohyon pulang saja. Kau, jaga dirimu baik baik."

Seungyoun sudah berusaha menyuapi Dohyon, tapi anak itu bersikeras untuk menolak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungyoun sudah berusaha menyuapi Dohyon, tapi anak itu bersikeras untuk menolak.

"Ada apa denganmu nak?"

Seungyoun sudah menggendong Dohyon persis seperti keinginannya kemarin. Meskipun ia sangat lelah, kali ini ia memaksakannya.

Tapi tidak berhasil. Dohyon masih menolak makanannya.

Untuk saat ini bocah itu hanya ingin dipeluk ayahnya, tapi sebatas itu. Ia tetap tidak mau menerima asupan makanan.

"Kenapa kau begini? Appa tidak akan kemana mana kok, appa akan selalu bersama Dohyon." Kecuali jam kerja sih, sudah pasti berpisah setiap hari, lanjut Seungyoun dalam hati.

"Ya sudah kalau dia tidak mau makan. Berarti tidak bisa minum obat juga. Mungkin besok dia akan lapar, jadi ia bisa meminum obatnya nanti. Sekarang kau temani dia saja di kamarnya sampai tidur."

"Baik Hangyul. Kalau begitu kau tidur duluan saja. Nanti aku menyusul."

Setelah menanggapi, Hangyul berlalu. Ia juga butuh istirahat. Terutama air mata yang telah ia keluarkan hari ini membuatnya sangat mengantuk.

"Nak, janji ya besok mau makan?" Tanya Seungyoun.

"Kalau besok Dohyon lapar, Dohyon mau makan," jawab bocah itu. "Sekarang appa temani Dohyon bobok ya?" Pintanya.

Seungyoun mengangguk. "Tentu. Dohyon tidak minta ditemani eomma juga?"

Anak itu menggeleng. "Setiap hari juga Dohyon bersama eomma. Kalau sama appa kan nanti pisah lagi."

Seungyoun merasa tertampar, tapi mau tidak mau ia memang harus meninggalkan keluarga kecilnya ini.

Semoga saja suatu hari mereka bisa menghabiskan waktunya lebih banyak untuk membayar perpisahannya.

Semoga saja suatu hari mereka bisa menghabiskan waktunya lebih banyak untuk membayar perpisahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini... lanjutan chap sebelumnya abis Seungyul balik dari RS

A Blessing in Disguise 🗑 Seungyul [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang