Pagi yang cerah aku awali dengan hari pertamaku di sekolah baruku di Kota Seoul, Kota kelahiranku. Aku menyambut keluargaku dengan ramah pagi ini di meja makan. Semua sudah berkumpul dan setelah itu akan melakukan aktivitas masing-masing.
Aku duduk di sebelah Oppa Yuseong berhadapan dengan adik kecilku Yeona yang masih berumur sekitar 3 tahun. Aku mengambil selembar roti dan ku olesi dengan selai coklat kesukaanku. Aku ingin menanyakan sesuatu kepada Appa yang sudah aku persiapan kata-kata itu sejak malam kemarin.
Tapi pertanyaan itu aku biarkan saja, walau itu masih membuatku ingin lebih banyak bertanya lagi. Habis semua menyelesaikan makan pagi ini mulai dari Appa yang akan berangkat ke kantornya, Ilsig yang aakan berangakat ke sekolah bersama Taeyang walau mereka satu sekolah, taoi mereka berbeda kelas. Tinggal aku, Oppa Yuseong dan Hosu. Kami bertiga akan berangkat ke sekolah bersama, karena kita bertiga satu sekolah yang sama. Eomma juga bekerja di toko cake nya yang tak jauh dari jarak rumahku.
Aku pamit kepada Eomma untuk berangkat ke sekolah. Kami bertiga naik mobil bersama, yang sebenarnya hanya Oppa Hosu yang tak ingin naik mobil, dia ingin naik motornya sendiri tapi Eomma dan Appa tak mengizinkannya utuk naik motornya. Lebih tepatnya kita bertiga naik mobik Oppa Yuseong. Akhirnya dia hanya pasrah apa yang di perintahkan. Walau itu harus rela seberat hati sekali.
Tak memakan waktu yang lama untuk berangat ke sekolah. Hanya memakan waktu 10 menit saja. Karena yang mengemudi mobil ini yaitu Oppa Hosu bukan Oppa Yuseong. Setelah memasuki pintu gerbang yang terbuka sangat lebar dan tiba di sebuah parkiran mobil yang luas. Aku dan kakakku turun dari mobil, diriku menatap gedung sekolah yang sangat besar dan lapangan yang luas juga. Berbeda dengan sekolah-sekolah sebelumnya yang berada di Kota Jakarta, Indonesia.
Aku tersadar dari lamunanku yang terus ter-Obsesion dengan gedung sekolah ini. Untung saja ada Oppa Hosu yang menyadarkanku dari lamuan ini. "Awas kesambet nanti" ujarnya dengan akhir suara tawa kecilnya. "Apasih, orang lagi kagum juga. Untung nggak jantungan" ujarku.
Aku jalan melewati lorong sekolah yang cukup panjang dan luas. Posisiku berda di tengah-tengah antara Oppa Hosu yang berada di sebalah kiriku dan Oppa Yuseong yang berada di sebelah kanan. Banyak para murid-murid yang duduk di bangku lorong ini, dan ada banyak juga yang menatap ke arahku dengan raut wajah yang tak mudah di tebak.
Saat ingin belok ke arah kanan tiba-tiba ada seorang siswi bersama 2 temannya, kalau di lihat-lihat sepertinya dia adalah murid seangkatan kakak-kakakku kelas XI.
Diriku menoleh ke arah Oppa Yuseong, aku menatapnya sambil mengerutkan keningku. Oppa Yuseong menatapku hanya dengan tersenyum simpul.
Oppa Hosu langsung membawaku pergi dari hadapan temannya Oppa Yuseong. Dia menarik sebelah lengan tanganku, aku pun terkwjut dengan perilakunya ini. Dia membawaku ke arah koridor yang cukup luas. Dia berhenti di depan koridor yang berjajar sangat rapi, dia menatapku dengan satu tangannya yang memegang pundakku.
Diriku pun mengerjap bingung. Kenapa aku di bawa kesini, terus kenapa juga harus ninggalin Oppa Yuseong sendirian bersama 3 siswi perempuan itu.
"Ada apa? Kenapa kau harus membawaku kesini?"
"Kau itu tak tau masalahnya, makanya aku bawa kamu sini biar mereke ber-empat bisa ngobrolnya itu ngga tegang-tegang amat." Ujarnya panjang lebar dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh ya. Terus kenapa kau kelihatan seperti orang gelisah?. Apa kau menyukai siswi perempuan itu ya?" Tanyaku jahil sambil mencolek hidungnya yang mancung.
"Apa sih, kau ini bicara apa. A–ak–aku tak suka sama siswi itu. Ya, ya, memang aku tak suka sama siswi itu. Dia itu sudah suka sama Yuseong dari kelas VIII SMP. Mana mungkin aku suka sama dia" ujarnya kaku dan sedikit gugup.
"Owhh jadi kau tidak suka sama dia. Ok lah kalau begitu. Tapi benarkan apa yang kau katakan?. Kalau memang benar aku akan bantu Oppa Yuseong supaya dia juga suka sama siswi perempuan itu." Ucapku seraya mengedikkan alisku.
"Kau mau membantuku tidak?" Tawarku sembari bernada jahil kepadanya.
"Rencana apa yang ingin kau buat?" Tanyanya sambil menoleh ke arah lain.
"Rencanaku...., aku ingin Oppa Yuseong lebih mencintai perempuan itu. Bagaimana, kau mau tidak?" kataku dengan menumpu kedua tangan di depan dada.
Oppa Hosu langsung menoleh dengan mata melotot seperti orang yang sedang terkejut. Apakah dia terkejut mendengar perkataanku tadi?.
"Akan kuberi waktu untuk menjawab pertanyaan ajakanku tadi. Mendingan sekarang antarkan aku ke ruangan Kepala Sekolah ini. Kau tau kan aku belum dapat kelas?" Ucapku seraya pergi mendahuluinya.
Aku pun memberi pertanyaan tawaran seperti itu karena apa, karena sepertinya Oppa Hosu juga suka dengan siswi perempuan itu tadi. Cuman dia itu terlalu gengsi untuk menyatakannya.
⛅
Sesampai di depan ruangan Kepala Sekolah dengan tekad kuat aku pergi masuk ke ruangan itu dengan mengetuk pintu terlebih dahulu dan membuka knop pintu.
"Sillyehabnida¹ apakah saya mengganggu?" Izin masuk keruangan Kepala Sekolah ini.
"Oh tidak mengganggu sama sekali. Silahkan duduk disini."
"Terima Kasih"
Diriku sempat terkejud dengan bahasa yang dia gunakan, apakah dia bisa berbahasa Indonesia dengan semudah itu. Aku ingin bertanya tapi takut kalau kepala sekolah ini terkejud dengan pertanyaanku. Aku buang jauh-jauh pertanyaan ini yang terus muncul dalam pikiranku.
"Rileks saja, jangan canggung" katanya.
"Oh ne² apa Gyojang³ bisa berbicara bahasa Indonesia?" Tanyaku ragu. Entah kenapa aku keceplosan dengan pertanyaan yang terus terngiang-ngiang di pikiranku ini.
"Ne, saya bisa berbicara bahasa Indonesia kerena saya dulu pernah tinggal di Indonesia selama 4 tahun" jelasnya kepadaku.
"Wah daebag⁴ itu sangat mengagumkan. Tapi kalau saya lihat gyojang sudah sangat lancar dalam pelafalan bahasanya" ujarku semangat, aku sempat terpaku dengan jawaban yang dilontarkannya.
"Biasa saja kalau menurutku. Oh, saya hampir lupa, apakah dirimu murid siswi pindahan dari Jakarta?" Tanyanya meyakinkan.
"Iya. Tapi Gyojang tau darimana kalau saya murid pindahan dari Jakarta?" Tanyaku balik.
"Oh ne... jadi, Hosu dan Yuseong sudah menceritakan banyak tentang dirimu. Katanya kau itu murid berprestasi, rajin, pintar dan cantik. Dengan adanya bukti, akhirnya saya percaya kalau kamu itu memang benar apa yang dikatan pada mereka." Jelasnya panjang lebar.
WHAT. APA. Jadi mereka berdua sudah menjelaskannya, batinku.
"Kenapa wajah anda seperti itu?" Tanya gyojang.
"Oh! Tidak, saya tidak apa-apa" jawabku asal.
Apa wajahku terlihat seperti orang kaget? Tapi kurasa tidak, malah tidak sama sekali. Tetapi kenapa mereka sudah menjelaskannya terlebih dahulu tanpa sepengetahuanku.... Sudah wajar kalau ini namanya KELEWATAN!!!
Lihat saja nanti akan aku balas kelakuan yang kalian lakukan terhadapku! Awas saja sampai LOLOS!!!
🌤
Sillyehabnida¹ >>>Permisi
ne² >>>Iya
Gyojang³ >>>Kepala Sekolah
daebag⁴ >>>Mengagumkan/
LuarBiasa
Selalu beri masukan saran, kritikan dan vote ya.... Thank you♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My BROTHER is an IDOL 내 동생은 우상이다
Novela JuvenilKakak memang bagian dari Keluarga, dia yang selalu bisa menjadi papan alas kita. Saat kita bersedih dia selalu ada. Walaupun dia nyebelin dan seberapa sebalnya kita ke dia, itu adalah tanda sayang untuknya. Memang berat mempunyai seorang kakak yang...