Ada dan Tidak Ada

34 12 1
                                    

Hari Rabu, sudah tiga hari aku liburan di rumah. Liburan semester ini cukup panjang yaitu sekitar 2 bulan lebih. Meski sudah liburan, kampusku belum mengeluarkan semua nilai akhir satupun. Bahkan ada satu tugas akhir mata kuliah yang belum aku kerjakan, untungnya tugas akhir ini take home dan deadline sekitar dua minggu dari waktu diumumkannya tugas ini. Jadi aku masih punya sekitar sepuluh hari untuk mengejarkan, ngaret adalah jalan nugasku hahah

Entah kenapa kelasku rata-rata anaknya rajin-rajin. Masih ada waktu sepuluh hari untuk ngerjain tugas tapi grup chat WA sudah ramai pada nanyain "sudah mengumpulkan belum?", "ngerjain sampe mana?". Sedangkan aku? buku referensi saja belum punya. 

ketimbang memikirkan tugas akhir, aku lebih memikirkan kerja apa selama liburan. Di umurku yang sudah lumayan dewasa pastinya sudah merasa tidak enak ketika hanya menganggur dirumah. Pasti merasa malu ketika pagi-pagi banyak yang bergegas pergi bekerja sedangkan aku masih rebahan. Maka untuk liburan saat ini, aku akan mencari pekerjaan minimal membantu mbah di kebun.

Pagi ini begitu cerah. Udaranya lumayan hangat. Asap-asap dapur yang keluar dari genteng rumah warga menandakan semangat pagi bagi penghuninya. Bau harum masakan ibu-ibu rumah tangga tercium begitu sedap. Meski jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi aku belum melihat anak-anak sekolah yang berangkat, mungkin masih libur. Seperti biasa pagi hari adalah waktu yang sangat damai.

Aku duduk di kursi teras sambil menikmati pagi. Kopi sachet yang aku seduh sendiri menjadi teman duduk pagi ini. Warga yang lewat di depan rumahku untuk pergi bekerja ataupun ke sawah begitu ramah, hampir semuanya menyapaku dengan senyum semangat pagi.

Saat menyeruput kopi yang begitu nikmat aku tiba-tiba teringat dengan gadis kecil yang aku temui kemarin. Gadis kecil yang senyumnya mampu membuat fokusku buyar. Gadis kecil yang sukses membuatku salah tingkah. Terlebih dengan kata-katanya yang ia ucap berulang-ulang.

Dua kalimat sudah aku pahami maksudnya meskipun aku tidak tau benar atau tidak. Tapi aku yakin meskipun bukan itu maksudnya, jawabanku itu bisa dinilai "ada benarnya juga".

Aku kembali mencoba mencari maksud kalimat ketiga yang belum aku tuntaskan kemarin. Kalimat ketiga itu adalah "yang tidak ada tidak mungkin jadi ada". Namun, Berulang kali aku mencari maksudnya dengan membuat contoh belum aku temukan jawaban yang pas. Karena itu, aku coba menemukan maksud kalimat ini dengan mencari kesalahannya dengan mengambil misal kopi yang ada di mejaku saat ini. Di meja ini sebelum jam 6 pagi tidak ada kopi, dan sekarang jam setengah tujuh kopi itu ada. Berarti apakah kalimat ini salah? karena yang tidak ada mungkin bisa jadi ada, kopi yang tidak ada di meja ini sebelum jam 6 pagi sekarang kopi itu jadi ada. Aku coba ambil contoh lagi yaitu tugas akhir, 3 hari yang lalu tugas ini tidak ada dan sekarang tugas ini ada. Apakah kalimat ini salah? ataukah aku yang kurang memahami? entahlah berulang kali aku mengambil contoh yang lain dan mencari jawabannya, aku belum menemukan maksud yang pas dari kalimat tersebut.

Aku tidak bisa menemukan maksud kalimat ketiga, aku skip dulu kalimat ini. Aku lanjut ke kalimat keempat. Meski begitu aku masih penasaran, mungkin aku akan bertanya ke temen-temen kampus. tapi mungkin saja aku akan dikatain karena menanyakan hal-hal yang aneh.

Salah satu alasan yang membuat aku penasaran adalah rasanya aku pernah mendengar hal semacam ini atau pernah membahasnya tapi aku lupa kapan, dimana dan bersama siapa. 

Aku coba mencari jawaban kalimat keempat "sesuatu yang dapat dipikirkan itu ada".  Lalu Aku coba memikirkan gadis kecil itu, Apakah dia ada disini? tentu tidak, Apakah berarti kalimat ini salah lagi? sepertinya tidak, aku yakin ini bukan maksudnya.

Aku ulangi kalimat "aku memikirkan gadis kecil itu, Apakah dia ada?" , Aahh aku menemukan jawabannya, dia ada, dimanapun dia pasti ada di dunia ini, mungkin saat ini dia ada dirumahnya. Tapi apakah ini maksud dari kalimat itu? Apa kurang luas jawaban yang aku dapat?.

Aku coba mencari contoh lain lagi. Aku coba memikirkan iphone 11, apakah hp itu ada? tentu ada, setidaknya ada di pabrik iphone maupun di konter-konter. Tapi jika aku memikirkan iphone 12, Apakah iphone 12 itu ada? Tentu saja saat ini tidak ada satu orang pun yang memiliki iphone 12, mungkin akan ada beberapa tahun kemudian, tapi tetap saja saat ini belum ada, berarti apa yang aku pikirkan belum tentu ada kan?. Sepertinya aku menemukan kebuntuan lagi.

Aku terus-terusan memikirkannya dan mencari contohnya hingga kopi yang ada di sebelahku lupa aku minum. Aku seruput untuk kedua kalinya dan kopi tersebut sudah tidak begitu hangat.

Mang Ija yang kesehariannya bertugas mengairi sawah lewat depan rumahku.

"San?? wis sadar tah cung? esuk-esuk kok mlongo bae, disapa bli nyaut-nyaut" 

( San? sudah sadar nak? Pagi-pagi kok melamun, disapa tidak nyaut-nyaut) 

Sepertinya mang Ija sedari tadi menyapaku namun aku tidak membalasnya karena memikirkan kalimat-kalimat tadi. 

"eiya tah mang?? duh maap mang bli weru, arep ning sawah tah mang?"

(oiya? maap yaa mang gatau, mau ke sawah mang?)

"iya cung iki arep mbanyoni sawah, aja ngelamun bae baka esuk kuh cung, bokat kesambet" Ujar mang Ija mengingatkanku

(Iya ini mau ngairin sawah. Jangan melamun mulu kalo pagi, nanti kesambet loh)

"iya mang, wedi kita get baka kesambet hehe" 

(iya mang, aku juga takut kalo sampe kesambet hehe)

"yawis cung mang Ijae mangkat dikit yaa, akeh kang kudu dibayoni"

(yaudah mang ija berangkat dulu yaa, banyak yang harus diairi)

"oiya mang ati ati"

Mang ija pun pergi ke sawah dengan memakai caping di kepalanya dan cangkul di pundaknya. Untuk kedua kalinya aku ketahuan melamun gara-gara memikirkan kalimat ini. 

Matahari sudah semakin naik, aku harus segera mandi dan bergegas mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan selama liburan.

Rifa - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang