Ada dan Tidak Ada 2

28 8 1
                                    

Sore hari di hari yang sama

Memang benar, terkadang rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Niat hati untuk mencari kerja setelah mandi, namun apa daya laptop menggodaku untuk memainkan game-game favoritku. Dari pagi hingga sore aku habiskan hari ini hanya di rumah, di depan layar laptop.

Kamarku pengap dan gerah mungkin karena sedari tadi aku tidak membuka pintu kamar. Penyebab lain mungkin karena tidak ada kipas angin. Kipas angin yang biasa aku pakai pun sudah rusak beberapa bulan yang lalu dan belum diperbaiki. Aku menyudahi permainan yang melalaikan ini lalu menggantinya dengan membuka word untuk mengerjakan tugas akhir. Kalau saja sepanjang hari tidak aku habiskan untuk bermain game, mungkin saja aku sudah mengerjakan setengah dari tugas akhir.

Lima belas menit berlalu aku hanya mampu mengerjakan satu bagian dari tugas akhir, yaitu cover makalah. Lima belas menit hanya untuk mendesain cover? Payah.

Setelah membuat cover aku malah bingung mulai dari mana. Lagipula aku juga tidak punya buku referensi. Sepertinya aku akan menundanya lagi sampai buku referensi tersebut ada di tanganku.

Dengan bermalasan aku membuka whatsapp. Seperti biasa grup kelas selalu ramai sedangkan aku hanya menjadi silent reader. Mataku pusing melihat chat yang begitu banyak. Rata-rata mereka sudah mengerjakan setengah tugas akhir bahkan ada yang sudah mengirim tugas ke dosen. Ada juga sebagian dari mereka yang telah mengirimkan tugasnya lalu membagikan screenshoot balasan pujian dari dosen ke grup kelas. Emang perlu yaa mengirim hal semacam itu? Mau pamer? sombong amat, riya amat.

Suasana ruangan yang panas serta merasa bersalah terhadap diri sendiri karena menghabiskan waktu secara tidak berguna membuatku sensi dan berburuk sangka. Sudah beberapa bulan ini aku menahan sikap yang seperti ini, meski tidak sepenuhnya berjalan lancar. Semoga orang-orang yang terkena buruk sangkaku memaafkanku.

Mumpung WA masih aku buka, aku coba bertanya ke temanku tentang maksud dari kalimat ke 4 yang belum terjawab. Temanku ini bernama Devi, satu jurusan denganku namun beda kelas. Kata anak-anak seangkatan dia cukup cerdas dengan IPK tinggi pastinya.

Percakapan dalam WA
A = Aku
D = Devi

A = P
D = oit, ada Apa san?

A = lu lagi sibuk dev?
D = ngga sih, ada apa nih? Keknya penting bgt

A = ngga, gua mau nanya sama lu, tapi jangan diketawain yak hahah
D = eh nanya apa nih?

A = gua mau nanya, perkataan "apa yang kita pikirkan pasti ada" itu bener gak dev?
D = hhhahh gua kira lu mau nembak gua

A = hhahah mana berani gua nembak cewe
D = aahhh ga gentle luuu wkwk

A = yeeh malah ngatain 😑😑
D = hahahh sorry sorry

A = gimana menurut lu dev?
D = hmmm gua gatau pastinya tapi keknya gak selalu gitu deh..

A = iyaa gua juga mikirnya gitu
D = iyaa contohnya kalo gua mikir tentang gua punya pacar, kan aslinya gua gak punya pacar. Berarti pacar gua itu gak ada. Iya kan?

A = iyaa bener, tapi ga harus pacar juga sii 😂😂
D = iyaa kan misal doang, tapi rasanya jawaban gua ini kurang tepat

A = iyaa gua juga gituu makanya nanya elu
D = aahh gatau ah san, lu mikirnya aneh-aneh

Sudah kuduga Devi pasti akan mengatakan itu. Setelah itu dia nggak jawab lagi padahal aku tunggu balasan selanjutnya. Mungkin pertanyaan aku ini kurang menarik, tapi anehnya kenapa aku begitu ingin mendapatkan maksud yang sesungguhnya dari kalimat ini?

Pagi hari jam 10 di hari berikutnya

Sesuai rencana, pagi ini aku akan cari buku referensi di toko buku. Toko buku terdekat dari rumahku ada di GCM mall tepatnya di toko buku kharisma. Semoga aku mendapatkannya disana.

Bau khas toko buku menelisik rongga hidungku. Ratusan buku-buku dipajang dengan rapi di toko ini dengan harga bervariasi. Aku tidak melihat terlalu banyak pengunjung disini, bahkan boleh dibilang sangat sepi. Aku juga tidak mengerti kenapa, tapi mungkin orang-orang lebih memilih liburan.

Aku langsung bergegas menuju rak buku manajemen mencari buku tentang perilaku konsumen. Sebenarnya banyak buku-buku tentang mata kuliah ini tapi aku cari yang paling murah. Walaupun murah setidaknya dalam tugas akhirku terdapat referensi.

Aku melihat satu persatu buku yang ada di setiap rak. Dari kanan ke kiri dan dari atas kebawah. Ketika sedang jongkok melihat-lihat buku yang ada di bawah, seseorang menenggor tubuhku.

"Eh maaf kak..." Di belakangku terdengar suara anak kecil.

Ketika aku menoleh ke belakang ternyata dia gadis yang aku temuin dua hari yang lalu. Gadis kecil yang mengulang kata-kata yang aneh.

"Eh ini kakak yang kemarin kan?" Ujar dia sekali lagi

Benar, dia benar-benar gadis kecil yang selalu ada di dalam pikiranku dua hari ini.

Eh...

Tunggu dulu...

Ada di pikiranku?...

Rifa - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang