Pandangan pertama??
Apa mungkin masih ada??“ bukkk “
“ bukkk “Yaaa aku tak sengaja menabrak meja dan......
“ heii tak bisakah kau sedikit hati-hati manis? Ada yang sakit kah? “ ucap laki-laki tampan padaku, dan akunya hanya bisa menatap kagum tanpa berniat membalas pertanyaannya.
“ kau melamun manis? Heii kau ini ane sekali “ sambil melambaikan tangan berulang kali dihadapan ku sebelum dia menggoyangkan bahuku.
“ ehhh ya emm? Apa kau bicara padaku?” jawabku sekenanya karena masih saja fokusku pada wajah tampannya hmm dasar aku ini tak bisa jaga mata sebentar saja pada laki-laki tampan.
Ya Allah kenapa ciptaan-Mu sungguh menggoda iman ku? Jika begini terus lama-lama dosa ku bisa menutupi gunung Tangkuban Perahu emmm
“ ahh kau ini aneh ya, kau baru saja menabrak meja ini dan kau hanya melamun ketika aku bertanya?? Sebetulnya apa yang kau pikirkan hemm? “
Lagi-lagi si tampan ini bertanya, membuatku makin deg-degan tak karuan Ya Allah bantu hambamu yang lemah ini.“ aaa..aaku akuuu hmmm “
dan
“ hufhttt aku sedang melamunkan wajahmu bodoh “ upss jawabkku dengan wajah tak karuan merah memalukannya karena ceplosan bicara ku ini.“ whattttt?? Apa kau kata barusan? Melamunkan ku? Hahahahaha kau ini aneh lucu dan sangat mengejutkan diwaktu yang sama uhh aku tak menyangka perempuan berkerudung sepertimu ini sangatlah menggemaskan “ ucapnya sambil tertawa menampilkan wajahnya 1000x lebih manis dari gula jawa.
Aku?? Keadaanku tentunya menghawatirkan, jelas saja dia berkata seperti itu pastinya membuatku jadi salah tingkah dan tak karuan urat malu ini.
Jika saja memang kehendakmu sepertinya aku mau Ya Allah jika diberi kekasih sepertinya yang manisnya minta ampun wadawwwww
“ ohh no no, aku tak apa, maaf aku tak bermaksud yang aneh-aneh tadi aku hanya keceplosan saja maaf sekali lagi “ pamitku sambil berjalan mundur sedikit berlari membawa muka memalukanku ini hmm
“ heii manis kita belum kenalan heeiiii “ dia meneriaki ku namun tetap saja aku berlari menghindarinya aku tak mampu jika harus berhadapan lagi saat ini, tapi nanti jika lain waktu ??
POV Dimas
Senyumku mengembang ketika aku memikirkan lagi perempuan manis berkerudung abu-abu tadi siang, aku merasa terhibur olenya yaa walaupun aku baru bertemu dengannya. Karena belakangan ini aku merasa sedikit pusing oleh keluargaku yang kondisinya terkadang tak stabil secara ekonomi.
Aku Dimas Wijaya anak tunggal dari pasangan yang sekarang hidupnya sederhana, Yoga Wijaya nama ayahku dan Rini Amira nama bundaku.
Dulu memang keluargaku adalah keluarga yang bisa dibilang mampu namun namanya saja roda kehidupan pastinya berputar, dan seperti sekarang keluargaku yang berubah menjadi sederhana.
Tapi aku bertekad untuk menempuh pendidikan tinggi agar orang tuaku bangga dan pastinya memudahkanku untuk mendapatkan pekerjaan nanti.
“ haii bro, uda lama nunggu nih ?” sapa ku pada Rangga temanku yang paling baik plus paling kaya diantara teman kelasku lainnya.
“ hmm darimana aja sih dim tumben sekali kau telat ?” jawabnya sedikit heran.
“ emm kau tau? Tadi aku bertemu bidadari surga loh “ jawabku sambil membayangkan manisnya perempuan tadi dan benar saja bikin adem aja hmm
“ bidadari dari hongkong mana ada bidadari siang hari gini dim??
“ Ya Allah ngga kau benar-benar tak percaya padaku?? “ ucapku pada Rangga yang tak percaya pada ucapanku.
“ heii broo aku tak mungkin berbohong padamu ngga, cuma aku belum sepat bertanya tentang namanya “ jelasku pada Rangga yang terlihat menahan tawa nya.
Entah mengapa aku sangat yakin jika lain waktu aku akan bertemu dengannya lagi, dan semoga saja sesuai ekspektasiku, dia ramah, baik, dan seru tentunya.
Atau bahkan jika dikehendaki ia menjadi jodohku yang disiapkan oleh Allah untukku.
POV Author
Disiang hari yang panas terlihat perempuan berkerudung maroon tengah menikmati kesendiriannya sambil memakan abon gulung khas kota solo dibangku yang mengelilingi tepat sekali dibawah pohon yang rindang. Siapa lagi kalau bukan rara?
Rara menunggu dengan sabar kedua temannya pemilik sikap unik-unik itu yang sedang berada diruang dosen, yaa mereka terpaksa ke sana karena kesalahan mereka sendiri bolos kuliah yang jelas-jelas dosennya terkenal sangat killer dan tak tanggung-tanggung jika memberikan tugas.
Sampai akhirnya ada yang menepuk bahu kanannya yang otomatis rara melihat mengikuti arah si penepuk itu, dan tak disangka-sangka....
************
POV Rara
“ Pukk pukk “
Kurasakan ada yang menepuk bahu kananku dan akupun segera melihatnya mengikuti arah penepuk tadi dan ternyata uhhh
“ haii.. boleh kah duduk disini ?” ucapnya sambil melebarkan senyum mautnya padaku yang tak mampu kubalas dengan ucapan dan hanya ku anggukkan saja kepalaku ini.
“ bukan kah kau yang pernah kulihat di tempat makan seberang kampus itu ya ?” aku pun memulai pembicaraan dengan rasa gugup.
“ ahh iya, kau pun masih ingat juga ternyata, ngomong-ngomong maafkan aku ya soal kemarin jika kau berlari kerena gurauanku “ tampak rasa sesal yang bisa kulihat dari mukanya dan itu membuatku tak tega.
“ oh itu, tak apa, tolong kau lupakan saja hal itu jika kau tak mau aku berlarian disiang hari seperti ini “ jawabku dengan sedikit candaan agar tak terlalu tegang
“ eitss no no no, aku tak mau kau berlari seprti kemarin manis “
Uhhhhh kata-kata terakhir itu bahkan bisa menjadi alasan mengapa aku ingin lari lagi karena menahan malu dan salah tingkahku. “ kalau boleh kutahu, siapa namamu?” sambungnya lagi.
“ a..aaku akuu Azzahra Syifa Saputri, dan kau ?”
“ Dimas Wijaya “ jawabnya disertai senyumnya yang mungkin bisa jadi pemanis tambahan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai hai haii aku balik lagi nih buat nyapa kalian semua, gimana part 3? Kurangg gereget ya?? Uhh maafkan ya soalnya baru belajar nih😸😸
Jangan lupa dong kasih vote dan comment nya biar akunya semangat nih hehehe
Bye bye di part selanjutnya ya guyss lope lope buat kaliannnnnn♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect My Really Delusion
Romancemungkin awalnya hanya sekedar khayalan yang selalu ku bincangkan pada Allah, tapi siapa yang menyangka jika khayalan ku sudah di takdir kan untuk menjadi kenyataan??? ahh mungkin saja aku beruntung tapi meskipun begitu aku tetap saja aku, dengan seg...