Part 12

37 18 2
                                    

POV Arsen

" Hoammm.... Alhamdulillah "

Rasanya tidurku sangat nyenyak, entah apa yang membuatku begitu bahagia saat tidur tadi malam.

Apa gara-gara semalam aku bertukar pesan dengan Rara ya? Hmm tak mungkin lah, masa' gara-gara itu aku tidur nyenyak banget? Ah biar lah, mungkin sudah rejekiku tidur dengan nyenyak.

Hari ini aku seperti biasa melakukan rutinitas ku di restaurant.  Dan tak banyak yang tau, selain chef aku adalah CEO dari sebuah perusahaan yang diberikan ayahku, aku memang diminta untuk menghandle semua perusahaan namun aku menolak.

Sekarang aku hanya mau menerima 1 perusahaan saja, yakni dibidang properti. Dan dari hasil kerja keras ku aku bisa menabung untuk investasi masa depan.

Kebetulan aku bertemu dengan pak Cahyo, beliau menawarkan kerjasama dibidang kuliner, saat itu aku ragu apakah bisa aku melakukannya?
Tapi berkat pak Cahyo yang telaten menjelaskan dan membimbing ku aku pun yakin dengan bisnis ini.
Dan menerima tawaran kerjasama dari pak Cahyo.

Namun tak serta merta aku menerimanya, melainkan sebenarnya aku memang ikut bimbingan masak internasional sewaktu menempuh pendidikan di London. Ya walaupun bimbingan ini tak ada sangkut pautnya dengan jurusan pendidikan ku waktu itu, aku melakukannya karena aku memang tertarik dengan dunia memasak, tapi sayang keadaan yang memaksa ku untuk mengalah dan memilih pendidikan di jurusan manajemen bisnis untuk meneruskan perusahaan-perusahaan ayahku.

***

" Assalamualaikum Ra, bisakah kau datang lebih awal? Aku ingin mengadakan rapat dadakan sebelum aku pergi ke rumah orang tua ku " ucapku melalui telepon.

Ya, aku menelpon Rara pagi itu.
Aku berniat mengadakan rapat pagi karena siangnya aku harus ke Malang, menemui orang tuaku.

" Waalaikumsallam pak, baik pak, kebetulan sebentar lagi ini saya memang akan berangkat ke kantor pak ada beberapa berkas yang harus saya mintai tanda tangan bapak " jawab Rara dari seberang.

" Baiklah kalau begitu, hati-hati dijalan. Assalamualaikum "

" Iya pak, waalaikumsallam "

***************

Solo

08.10 WIB

Tok tok tok

" Assalamualaikum pak maaf saya sedikit telat " ucap Rara dengan nafas sedikit tersengal

" Waalaikumsallam, loh kau kenapa Ra? Nafas mu tersenggal senggal seperti habis maraton saja " tanyaku dengan sedikit tawa

" I...ini pak tadi saya ada masalah dijalan, tak sengaja saya menyenggol dagangan penjual mainan yang dagangan nya luar biasa buanyak pak dan hanya 2 buah mainan boneka yang jatuh dan saya sudah ganti rugi tapi bapaknya itu menasehati saya dulu, lama banget, jadinya saya sampai sini telat dan buru-buru ke ruang bapak. Sekali lagi maaf pak " jelasnya dengan detail membuat saya menahan tawa lantaran mukanya yang merah saat kesal.

Dan akhirnya rapat pun di mulai dengan tenang dan lancar.

****************

POV Rara

Hufthhh ini kenapa macet banget sih tumben?
Ternyata setelah sedikit demi sedikit motor ku jalan aku melihat tenda yang biasa digunakan jika ada pernikahan. Dan itulah yang menyebabkan jalanan macet.

Mobil dan motor saling berdekatan untuk melalui jalan yang tinggal separuh itu. Ya Allah ini masih pagi hmm

Ditambah lagi disamping ku ada bapak-bapak yang berjualan mainan anak tak mau mengalah, dan apa beliau tak sadar jika yang dibawa ini barangnya luar biasa buanyak?

My Perfect My Really DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang