Kang Bri's pov
.
.
.Duduk di barisan belakang kelas sangat menyenangkan. Aku bisa melihat apa yang dilakukan teman-teman sekelas tanpa mereka sadari. Seperti bagaimana Dowoon berpura-pura tidur agar tidak diganggu oleh para penggemarnya, atau bagaimana Sungjin melemparkan tatapan penuh kasih kepada Jieun tetapi pada saat yang sama, Wonpil, sahabat Sungjin memandang keduanya dengan tatapan menyakitkan. Ah, banyak cerita terjadi di kelas ini. Aku hanya menyebutkan beberapa contohnya saja.
Aku seorang pengamat yang sangat baik, yang bisa melihat sesuatu dari sudut yang tidak terlihat, yang terkadang membuatku mengetahui hal-hal yang seharusnya tidak perlu kuketahui. Seperti ketika orang tuaku memutuskan untuk bercerai, aku tahu bahkan sebelum mereka memberi tahu ku. Aku tahu ibuku menyimpan kertas cerai di sela-sela bukunya sebelum dia berani memberikannya kepada ayah. Aku juga tahu ayah memiliki wanita lain selain ibu. Tetapi meskipun aku tahu, aku tetap diam. Apa yang bisa ku lakukan? Kalaupun aku bicara, mereka tak kan mendengarkanku.
Terkadang aku juga bingung mengapa alam semesta ini suka sekali memberitahuku berbagai rahasia. Sama seperti salah satu rahasia tentang dua orang di kelas ku yang tidak diketahui orang lain.
Jieun dan Dowoon sebenarnya adalah saudara tiri.
Jika kalian bertanya bagaimana aku tahu, aku akan menjawab bahwa aku mengetahuinya secara tidak sengaja. Saat aku berjalan menuju mini market tempat ku bekerja paruh waktu, aku melihat sebuah mobil berhenti dan dari sana keluarlah Dowoon dengan wajah kesal. Dia berjalan cepat menuju rumah. Tak lama kemudian, keluarlah seorang pria paruh baya yang hendak mengejarnya tetapi kemudian dicegah oleh seorang wanita yang kupikir adalah istrinya. Kemudian ada orang lain lagi yang keluar dari mobil, seorang gadis dengan wajah lelah. Gadis itu adalah Jieun.
Jieun mengikuti suami istri itu masuk ke dalam rumah, tetapi tepat sebelum dia masuk, dia menoleh padaku.
Mata kami bertatapan.
Sejenak kami terdiam, meski aku tahu dia cukup terkejut melihatku memperhatikan apa yang seharusnya menjadi rahasia.
Tapi aku santai, membuang muka, lalu berjalan ke arahnya.
Dia masih terdiam saat aku berjalan melewatinya.
Tapi sesaat kemudian dia memanggilku, "Kang Younghyun."
Aku berbalik, membuat wajah seperti bertanya apa yang dia inginkan.
Dia menghampiriku dan berkata, "Kita perlu bicara." Dia memintaku untuk mengikutinya ke taman.
Begitu kami sampai di taman, aku bertanya padanya, "Apa yang ingin kau katakan? Aku tidak bisa tinggal lama." Itu benar karena aku harus pergi ke mini market tepat waktu jika aku tidak ingin gajiku dipotong.
Jieun menatapku dengan tajam. Tetapi dia bertanya pelan, "Kau lihat apa yang terjadi barusan?"
"Memangnya apa yang baru saja terjadi." Aku bertanya balik, pura-pura tidak mengerti.
"Drama keluargaku." Dia menjawab dengan lirih.
"Tidak, aku tidak melihatnya." Aku menjawab singkat, memutuskan untuk berbohong.
"Kau pasti melihat semuanya." Jieun mengambil nafas sebelum melanjutkan, "Apa pun yang kau pikirkan sekarang, aku ingin kau merahasiakannya."
Aku tersenyum sejenak, sebelum berdiri dan berkata, "Tenang saja Kim Jieun, aku jamin bahkan Yoon Dowoon tidak akan tahu bahwa aku tahu rahasianya.
Setelah mengatakan itu, aku berjalan pergi, meninggalkan Jieun sendirian di taman.
Dia terlihat masih khawatir kalau nanti aku akan membocorkan rahasianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Should I Do?
FanfictionCerita tentang remaja yang jatuh cinta. Kecemasan tentang bagaimana mengungkapkannya sampai perasaan kecewa ketika mengetahui bahwa itu hanyalah cinta yang tak terbalas, membuat mereka bertanya pada diri sendiri, "Huh, harus bagaimana?" Cerita ini t...