8. Si Mafia

3.3K 181 0
                                    

Jessica sedang bersantai, menikmati suasana apartemen barunya yang akan menjadi tempat tinggalnya.

"Mau apa kau kemari?" tanya Jessica menatap was-was Jack.

Jack menaikkan sebelah alisnya. Menghampiri Jessica dengan santai. "Apa aku tidak boleh mampir di apartemen adikku sendiri?" Jack menekankan kata adik. "Lagipula kita akan menjadi tetangga."

"Kau juga membeli apartemen di sini?"

"Bagaimana menurutmu? Menarik bukan?"

Jessica mendelik. Benar-benar merasa tidak suka. "Penguntit!"

"Yeah, because of you,” balas Jack ringan.

"Jika begitu, kembalilah ke tempatmu!" ujar Jessica dengan ketus. "Kenapa kau kemari? Aku ingin istirahat."

Jack tersenyum miring. "Bagaimana jika kita istirahat bersama?"

"Aku tidak akan segan-segan menendang milikmu, kak!"

Jack mendengus, dirinya sangat benci jika Jessica memanggilnya dengan sebutan kak. Sedangkan Jessica tersenyum miring melihat respon Jack. Karena, Jessica sangat tau Jack benci ketika dirinya memanggil pria itu memakai embel-embel kak.

"Sekali lagi kau menyebutku kak, aku tidak segan-segan untuk menarik dan mengurungmu di dalam kamar, Jess."

Jessica menatap Jack tajam. "Awas saja jika kau berani melakukannya!"

"Aku akan membunuhmu!"

"Tentu aku berani melakukannya," balas Jack. "Ancamanmu sangat buruk."

Dengan cepat Jessica mendorong tubuh Jack, membuat pria itu sedikit terhuyung. Lalu dengan cepat segera masuk ke dalam kamar, menguncinya. Jack mendengus kesal, matanya melirik sofa bludru berwarna coklat yang menarik hatinya. Ia akan menunggu Jessica di sana. Adik kecilnya itu sepertinya ingin bermain-main.

Malam tiba, Jessica melirik jam di nakas. Ternyata sudah menunjukkan pukul satu, itu berarti dirinya sudah tertidur selama enam jam. Ini semua karena Jack, karena pria itu dirinya harus menghindar. Jessica tidak ingin sesuatu hal terjadi.

Jessica memegang perutnya yang bersuara, dirinya merasa lapar. Beranjak dari tidurnya, Jessica memutuskan keluar kamar untuk menuju dapur, mengisi perutnya yang berbunyi minta diisi. Namun, matanya menangkap sosok Jack yang tertidur begitu pulas di sofa. Jessica menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Keras kepala," gumamnya.

Jessica masuk kembali ke dalam kamar, mengambil selimut dan bantal untuk Jack. Rasanya melihat kakaknya yang tertidur pulas membuat Jessica tidak tega membangunkan.

Jessica membenarkan posisi kepala Jack, mengangkatnya sedikit untuk meletakkan bantal lalu setelahnya menutupi tubuh Jack dengan selimut. "Menyusahkan," gerutu Jessica setelah selesai.

Ketika hendak berdiri, Jack meraih tangannya membuat Jessica terduduk di atas lantai. Karena benturan pantatnya dengan lantai yang keras membuatnya mengaduh dan memukul lengan Jack. "Shit! Bodoh!"

"Jess, kau menggangguku!" gerutu Jack masih memejamkan mata.

Jessica memutar bola matanya. "Dan kau kenapa manarik tanganku!"

Bitter Sweet Life Together: Jack and Jessica [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang